Khofifah Dorong Desa di Jawa Timur Jadi Pendulum Devisa
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong desa-desa di Jatim untuk menjadi Desa Pendulum Devisa . Dengan berstatus Desa Pendulum Devisa maka desa ini akan mendapat pendampingan dan pelatihan terkait usaha agar produk yang dihasilkan bisa tembus pasar global.
Hal itu disampaikan Khofifah usai mengunjungi salah satu Desa Pendulum Devisa yaitu Kampung Coklat di Kademangan, Kabupaten Blitar, Minggu (25/6/2023). Kampung Coklat ini memiliki komoditas utama yaitu berbagai macam olahan coklat.
"Desa ini memiliki komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan, serta pangsa pasarnya juga sangat besar baik di dalam maupun luar negeri," kata Khofifah.
Selain Kampung Coklat, dua Desa Pendulum Devisa lainnya di Jatim yaitu Desa Ngindeng, Kabupaten Ponorogo dengan komoditi jahe gajah , dan Desa Trayang, Kabupaten Nganjuk dengan komoditi jahe gajah juga.
Baca juga: Komunitas Petani Durian Trenggalek Pelajari Cara Pengamanan Data Pribadi di Ruang Digital
Khofifah optimistis keberadaan Kampung Coklat sebagai Desa Pendulum Devisa ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sekaligus bisa meningkatkan daya saing komoditasnya.
"Kampung Coklat sekarang sudah menjadi Desa Pendulum Devisa setelah diresmikan akhir Mei kemarin. Kita harap bersama ini akan bisa meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat," ungkapnya.
Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim mendukung Kampung Coklat sedemikian rupa agar ekspornya semakin meningkat. Melalui Disperindag Jatim, Kampung Coklat mendapatkan materi prosedur ekspor dan bantuan proses penerbitan phytosanitary dari Balai Karantina Pertanian.
Selain kontribusinya terhadap perekonomian daerah, Kampung Coklat juga menjadi tujuan wisata yang dapat menambah wawasan. Pasalnya, para pengunjung dapat melihat langsung budidaya kokoa dan beragam produk olahan cokelat.
"Potensi tiap desa, ayo digali lebih dalam. Pemprov Jatim akan senantiasa memfasilitasi. Yang penting komunikasikan sesuai birokrasi yang ada dan jangan lelah mengusahakan," pungkas Khofifah.
Hal itu disampaikan Khofifah usai mengunjungi salah satu Desa Pendulum Devisa yaitu Kampung Coklat di Kademangan, Kabupaten Blitar, Minggu (25/6/2023). Kampung Coklat ini memiliki komoditas utama yaitu berbagai macam olahan coklat.
"Desa ini memiliki komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan, serta pangsa pasarnya juga sangat besar baik di dalam maupun luar negeri," kata Khofifah.
Selain Kampung Coklat, dua Desa Pendulum Devisa lainnya di Jatim yaitu Desa Ngindeng, Kabupaten Ponorogo dengan komoditi jahe gajah , dan Desa Trayang, Kabupaten Nganjuk dengan komoditi jahe gajah juga.
Baca juga: Komunitas Petani Durian Trenggalek Pelajari Cara Pengamanan Data Pribadi di Ruang Digital
Khofifah optimistis keberadaan Kampung Coklat sebagai Desa Pendulum Devisa ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sekaligus bisa meningkatkan daya saing komoditasnya.
"Kampung Coklat sekarang sudah menjadi Desa Pendulum Devisa setelah diresmikan akhir Mei kemarin. Kita harap bersama ini akan bisa meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat," ungkapnya.
Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim mendukung Kampung Coklat sedemikian rupa agar ekspornya semakin meningkat. Melalui Disperindag Jatim, Kampung Coklat mendapatkan materi prosedur ekspor dan bantuan proses penerbitan phytosanitary dari Balai Karantina Pertanian.
Selain kontribusinya terhadap perekonomian daerah, Kampung Coklat juga menjadi tujuan wisata yang dapat menambah wawasan. Pasalnya, para pengunjung dapat melihat langsung budidaya kokoa dan beragam produk olahan cokelat.
"Potensi tiap desa, ayo digali lebih dalam. Pemprov Jatim akan senantiasa memfasilitasi. Yang penting komunikasikan sesuai birokrasi yang ada dan jangan lelah mengusahakan," pungkas Khofifah.
(msd)