Kisah Sukses Teguh Cahyono Mengubah Hidup dari Bertani Tebu
loading...
A
A
A
Dengan perjanjian bagi hasil gula sebesar 70:30 persen, Teguh dapat memperoleh sekitar 10,99 ton gula atau setara dengan Rp132.979.000. Di samping itu, Teguh juga mendapatkan tambahan pendapatan dari bagi hasil tetes sebesar 3 persen per kuintal tebu, yang menambahkan Rp11.100.000.
Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000. Setelah mengurangi biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, Teguh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp62.119.000 per hektare per tahun.
“Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa,” ujarnya.
Prestasi yang luar biasa ini membawa perubahan signifikan bagi kehidupan Teguh. Kini, pria 39 tahun itu bisa hidup dengan mapan. Yang lebih mengagumkan, dari hasil penjualan gula pertamanya, Teguh mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.
“Iya itu waktu pertama kali panen produktif. Dan alhamdulillah saat ini setiap panen saya usahakan untuk bisa membantu masyarakat sekitar," ungkap Teguh.
Kesuksesannya dalam mengelola lahan berbatu menjadi lahan tebu produktif juga dia tularkan kepada masyarakat sekitar, di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.
Saat ini, Teguh mengatakan sudah ada empat orang binaannya yang sudah merasakan manisnya menjadi petani tebu.
Teguh mengatakan, kesuksesannya tersebut tak lepas dari peran serta dan dukungan dari PTPN Group, melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)/SugarCo, termasuk yang berkaitan dengan biaya garap dan pembelian hasil panen.
“Selama ini pola kemitraan kita berjalan dengan baik. Kami berharap, ke depan harga gula bisa terus naik dan harga pupuk juga bisa lebih rendah lagi, sehingga kami sebagai petani lebih semangat,” ungkapnya.
Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000. Setelah mengurangi biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, Teguh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp62.119.000 per hektare per tahun.
“Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa,” ujarnya.
Prestasi yang luar biasa ini membawa perubahan signifikan bagi kehidupan Teguh. Kini, pria 39 tahun itu bisa hidup dengan mapan. Yang lebih mengagumkan, dari hasil penjualan gula pertamanya, Teguh mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.
“Iya itu waktu pertama kali panen produktif. Dan alhamdulillah saat ini setiap panen saya usahakan untuk bisa membantu masyarakat sekitar," ungkap Teguh.
Kesuksesannya dalam mengelola lahan berbatu menjadi lahan tebu produktif juga dia tularkan kepada masyarakat sekitar, di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.
Saat ini, Teguh mengatakan sudah ada empat orang binaannya yang sudah merasakan manisnya menjadi petani tebu.
Teguh mengatakan, kesuksesannya tersebut tak lepas dari peran serta dan dukungan dari PTPN Group, melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)/SugarCo, termasuk yang berkaitan dengan biaya garap dan pembelian hasil panen.
“Selama ini pola kemitraan kita berjalan dengan baik. Kami berharap, ke depan harga gula bisa terus naik dan harga pupuk juga bisa lebih rendah lagi, sehingga kami sebagai petani lebih semangat,” ungkapnya.
(nag)