Penampakan Evakuasi Pendekar PSHT Dikawal Rantis dan Brimob Bersenjata usai Bentrok dengan Warga
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Suasana mencekam mewarnai proses evakuasi ratusan pendekar silat dari Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT), dari gedung Taman Siswa Yogyakarta. Proses evakuasi dilakukan pada Minggu (4/6/2023) tengah malam, hingga Senin (5/6/2023) dini hari.
Ratusan personel polisi gabungan dari Polda DIY, didukung Satuan Brimob Polda DIY, dan prajurit TNI, menjaga ketat jalannya proses evakuasi terhadap pendekar PSHT. Para pendekar tersebut diminta berlari dengan cepat dari dalam gedung Taman Siswa, menuju ke truk-truk yang akan mengangkutnya ke Polda DIY.
"Lari-lari! Cepat!," teriak sejumlah anggota polisi, dan Brimob yang bersiaga penuh di depan gedung Taman Siswa Yogyakarta. Para pesilat tersebut berlarian ke arah truk yang telah disiapkan, dan dijaga ketat pasukan Brimob bersenjata lengkap.
Pada rangkaian depan rombongan truk pengangkut para pesilat yang terlibat bentrokan di pusat Kota Yogyakarta tersebut, terdapat satu unit kendaraan taktis (Rantis) Polda DIY. Rombongan tersebut, juga dikawal pasukan bermotor yang membawa senjata laras panjang.
Saat melaju meninggalkan gedung Taman Siswa Yogyakarta, rombongan truk pengangkut pesilat tersebut melaju dengan kecepatan tinggi menuju Polda DIY. Sayup-sayup terdengar suara teriakan dari warga, yang masih mengepung para pesilat tersebut.
Kapolda DIY, Irjen Pol. Suwondo Nainggolan yang ditemui seusai proses evakuasi para pendekar silat tersebut, mengaku ada 16 truk yang digunakan untuk mengangkut para pesilat yang terlibat bentrokan di sejumlah titik di Kota Yogyakarta.
"Proses evakuasi telah dilaksanakan, dan kami mengimbau kepada seluruh warga untuk saling menahan diri. Jangan terpancing dengan berita hoaks, serta ajakan untuk melakukan tindakan yang membuat ganguan kamtibmas," tegasnya.
Suwondo mengatakan, situasi sudah bisa dikendalikan, tetapi pasukan tetap disiagakan untuk melakukan patroli dan mengantisipasi terulangnya bentrokan. "Satu kompi kami siagakan di sini untuk melakukan penjagaan, dan patroli keamanan. Kami koordinasi dengan seluruh prolres dan Polda Jateng, untuk menjaga keamanan," tegasnya.
Bentrokan antara pendekar PSHT dengan komunitas suporter sepak bola Brajamusti tersebut, dipicu oleh terjadinya aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Parangtritis. Suwondo memastikan, proses hukum terhadap kasus kekerasan di Pantai Parangtritis sudah berjalan, dan segera dilimpahkan ke kejaksaan untuk kemudian di sidangkan.
Ratusan personel polisi gabungan dari Polda DIY, didukung Satuan Brimob Polda DIY, dan prajurit TNI, menjaga ketat jalannya proses evakuasi terhadap pendekar PSHT. Para pendekar tersebut diminta berlari dengan cepat dari dalam gedung Taman Siswa, menuju ke truk-truk yang akan mengangkutnya ke Polda DIY.
"Lari-lari! Cepat!," teriak sejumlah anggota polisi, dan Brimob yang bersiaga penuh di depan gedung Taman Siswa Yogyakarta. Para pesilat tersebut berlarian ke arah truk yang telah disiapkan, dan dijaga ketat pasukan Brimob bersenjata lengkap.
Pada rangkaian depan rombongan truk pengangkut para pesilat yang terlibat bentrokan di pusat Kota Yogyakarta tersebut, terdapat satu unit kendaraan taktis (Rantis) Polda DIY. Rombongan tersebut, juga dikawal pasukan bermotor yang membawa senjata laras panjang.
Saat melaju meninggalkan gedung Taman Siswa Yogyakarta, rombongan truk pengangkut pesilat tersebut melaju dengan kecepatan tinggi menuju Polda DIY. Sayup-sayup terdengar suara teriakan dari warga, yang masih mengepung para pesilat tersebut.
Kapolda DIY, Irjen Pol. Suwondo Nainggolan yang ditemui seusai proses evakuasi para pendekar silat tersebut, mengaku ada 16 truk yang digunakan untuk mengangkut para pesilat yang terlibat bentrokan di sejumlah titik di Kota Yogyakarta.
"Proses evakuasi telah dilaksanakan, dan kami mengimbau kepada seluruh warga untuk saling menahan diri. Jangan terpancing dengan berita hoaks, serta ajakan untuk melakukan tindakan yang membuat ganguan kamtibmas," tegasnya.
Baca Juga
Suwondo mengatakan, situasi sudah bisa dikendalikan, tetapi pasukan tetap disiagakan untuk melakukan patroli dan mengantisipasi terulangnya bentrokan. "Satu kompi kami siagakan di sini untuk melakukan penjagaan, dan patroli keamanan. Kami koordinasi dengan seluruh prolres dan Polda Jateng, untuk menjaga keamanan," tegasnya.
Bentrokan antara pendekar PSHT dengan komunitas suporter sepak bola Brajamusti tersebut, dipicu oleh terjadinya aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Parangtritis. Suwondo memastikan, proses hukum terhadap kasus kekerasan di Pantai Parangtritis sudah berjalan, dan segera dilimpahkan ke kejaksaan untuk kemudian di sidangkan.
(eyt)