Kisah Kerajaan Mataram dan Banten Saling Berkirim Hadiah Usai Peperangan Sengit

Jum'at, 02 Juni 2023 - 06:32 WIB
loading...
Kisah Kerajaan Mataram dan Banten Saling Berkirim Hadiah Usai Peperangan Sengit
Kerajaan Mataram dan Banten memulai perundingan damai usai peperangan. Hal ini diawali dengan pengiriman hadiah dari Sultan Amangkurat I kepada Kerajaan Banten. Foto/Ist
A A A
KERAJAAN Mataram dan Banten akhirnya memulai perundingan damai usai peperangan. Perundingan damai ini diawali dengan pengiriman hadiah dari Sultan Amangkurat I yang berkuasa di Kerajaan Mataram kepada Kerajaan Banten.

Konon hadiah itu dikirim bukan dinamakan dari Sultan Amangkurat I sendiri. Melainkan atas nama sang putra mahkota. Langkah itu untuk menjadi rukun kembali dengan Kesultanan Banten.



Tetapi Sultan Amangkurat I sekali lagi memiliki taktik agar tidak direndahkan dan ia tak mau gegabah menjual, harga dirinya.

HJ De Graaf dalam "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I" menyebut bagaimana hadiah itu sengaja dikirim bukan atas nama Sultan Amangkurat I.

Tetapi hadiah dikirim atas nama putranya. Sehingga kalau ditolak tidak akan merupakan penghinaan besar. Lagi pula, tindakan itu tidak hanya dilakukan terhadap orang Banten, tetapi juga terhadap kompeni.

Justru kompeni Belanda yang pertama-tama menerima hadiah dari Mataram.


Dua ekor kuda disertai sepucuk surat kepada Pemerintah Belanda konon dihadiahkan atas nama putra mahkota. Pemberian hadiah itu dibalas dengan perbuatan yang sama untuk menyenangkan hati ayahnya.

Dua bulan kemudian di Banten tiba dengan tiga perahu sebuah utusan dari Mataram yang diberitakan dikirim oleh putra mahkota. Di informasi itu pula dikatakan hadiah itu dikirim oleh ayah putra mahkota, sebagaimana catatan utusan Belanda bernama Daghregister, pada 12 Oktober 1659.

Tujuh ekor kuda disertai sepucuk surat yang disampaikan ketika itu. Surat itu memuat sebuah gugatan ke Banten, beberapa perahu Mataram selama perang disita orang-orang Kiai Aria, awaknya ditangkap dan dijual. Residen Belanda pun menerima seekor kuda.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3365 seconds (0.1#10.140)