Karomah Syekh Sadzali dan Mata Air Tiga Rasa yang Dikeramatkan

Senin, 17 April 2023 - 05:25 WIB
loading...
Karomah Syekh Sadzali dan Mata Air Tiga Rasa yang Dikeramatkan
Pintu masuk ke makam Syekh Hasan Sadzali di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, tepatnya di atas Air Terjun Monthel. Foto/Dok. desa-japan.kuduskab.go.id
A A A
Berkelana dari Baghdad, Irak, Syekh Hasan Sadzali akhirnya singgah di tanah Jawa, untuk menyebarkan Islam. Nama besarnya, selalu terkait erat dengan Gunung Muria, yang dipercaya sebagai salah satu lokasi untuk menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa.



Dilansir dari desawisatajapan.com, Syekh Hasan Sadzali juga banyak disebut oleh masyarakat, dengan nama Syekh Abu Hasan Sadzali. Hingga kini petilasan Syekh Hasan Sadzali, masih bisa disaksikan di Gunung Muria.



Letak makam Syekh Sadzali berada di lereng Gunung Muria, dan hanya berjarak sekitar 3 km dari makam Sunan Muria. Hal ini, membuat banyak orang yang mengkaitkan Syekh Sadzali dengan Sunan Muria, yang merupakan salah satu tokoh Wali Songo tersebut.



Dalam laman desawisatajapan.com, pengurus makam Syekh Sadzali, Sukarno Ichsan menyebutkan, pernah bertanya soal jati diri Syekh Sadzali kepada Mursyid Thariqah Syadziliyyah, Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya yang berdomisili di Pekalongan, Jateng.

Menurut Habib Luthfi, Syekh Sadzali lebih dahulu mensyiarkan Islam dibanding Wali Songo. Jarak antara Syekh Sadzali dengan Wali Songo sekitar satu abad. Bahkan, diyakini Syekh Sadzali merupakan guru Sunan Muria.

"Kalau Wali Songo abad 14 atau 15, maka Syekh Sadzali 100 tahun sebelumnya. Daulu warga pernah menemukan batu bata kuno di area sekitar makam Syekh Sadzali yang diperkirakan dari abad 12 atau 13. Batu bata itu diduga kuat merupakan bagian dari musala yang dibangun Syekh Sadzali," kata Sukarno Iksan dalam laman desawisatajapan.com.



Keberadaan Syekh Hasan Sadzali, selalu dikaitkan dengan mata air yang memiliki rasa berbeda. Mata air tersebut, oleh masyarakat juga disebut sebagai Air Tiga Rasa Rejenu. Tiga mata air berada di dekat makam Syekh Hasan Sadzali di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jateng, yang berada di atas Air Terjun Monthel.

Diduga, air tiga rasa itu dahulunya digunakan untuk wudhu Syekh Sadzali. Anehnya, sumber air tiga rasa itu tidak pernah surut, meskipun kawasan itu mengalami kemarau panjang. Jika diambil airnya, rasanya tidak akan pernah hilang sampai berbulan-bulan.

Mata air pertama, mempunyai rasa tawar dan masam atau dalam Bahasa Jawa disebut anyep-anyep asem. Air ini dipercaya oleh banyak orang, memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit.



Sementara di mata air kedua, rasanya mirip menuman bersoda. Air dari sumber kedua ini, dipercaya oleh masyarakat memiliki khasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.

Mata air ketiga, memiliki rasa layaknya minuman keras (Miras) jenis tuak atau arak. Oleh masyarakat, air dari mata air ketiga ini, dipercaya memiliki khasiat dapat memperlancar rezeki bagi mereka yang mau bekerja keras.

Penelitian terhadap tiga mata air tersebut, sudah pernah dilakukan. Secara alamiah, tiga rasa tersebut muncul kerena telah tercampur dengan getah dari akar pohon-pohon yang ada di atasnya, sehingga bisa menimbukan rasa yang bermacam-macam. Anehnya, di dekat mata air tiga rasa tersebut, juga terdapat air yang rasanya tawar dan biasa digunakan untuk wudlu.



Keberadaan makam Syekh Sadzali yang ada di lereng gunung, dan di tengah hutan yang masih lestari tersebut, mulai ramai dikunjungi masyarakat untuk berziarah pada sekitar tahun 1980-an.

Di makam kuno ini, masyarakat juga menggelar tradisi Bukak Luwur. Yakni, tradisi mengganti kelambu putih dari kain mori untuk menyelimuti seluruh makam. Bukak Luwur Syekh Sadzali dilaksanakan setiap 25 Syura.

Saat tradisi Bukak Luwur, juga digelar khatam Al-Qur'an, tahlil, serta kenduren nasi tumpeng. Kelambu putih dari kain mori yang dilepas dari makam, akan menjadi rebutan masyarakat yang hadir dalam acara Bukak Luwur, karena dipercaya memiliki berkah.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2465 seconds (0.1#10.140)