Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19 di Luwu Raya

Selasa, 21 Juli 2020 - 06:00 WIB
loading...
Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19 di Luwu Raya
Penularan kasus COVID-19 di wilayah Luwu Raya berpotensi mengalami peningkatan yang signifikan pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Sulsel, Senin (13/07/2020) lalu. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin menyebut penularan kasus COVID-19 di wilayah Luwu Raya berpotensi mengalami peningkatan yang signifikan pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Sulsel, Senin (13/07/2020) lalu.

"Setelah bencana alam banjir bandang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, potensi peningkatan kasus COVID-19 di wilayah Luwu Raya berpotensi mengalami peningkatan yang signifikan," tegas Ridwan kepada SINDOnews. Baca : Kasus Positif Bertambah, Palopo dan Luwu Masuk Zona Oranye COVID-19

Ridwan menuturkan, jika mencermati data tren COVID-19 di wilayah Luwu Raya yang meliputi Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Palopo, angka pertumbuhan kasusnya (Rt) sekitar 0,5-1,2. Namun potensi bergeraknya kasus COVID-19 meningkat, masih terbuka lebar.

Pemicu potensi peningkatan kasus tersebut, salah satunya karena kondisi awal COVID-19 di wilayah Luwu Utara sudah terbentuk sebelumnya per tanggal 18 Juli yang tercatat ada 41 kasus. Sementara pekan sebelumnya masih rendah dengan pertumbuhan yang terkendali Rt dibawah nol atau berkisar 0,5-0,9.

"Begitu juga dengan wilayah Luwu, Luwu Timur dan Kota Palopo. Wilayah tersebut memiliki pergerakan kasus yang berfluktuasi relatif terkendali juga dengan pertumbuhan kasus pekan ini sekira 0,5 hingga 1,26," beber Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini.

Tidak hanya itu, Ridwa menambahkan, potensi penularan ini didukung dengan pergerakan populasi ke wilayah bencana dengan berbagai kepentingan yang bersifat urgen. Salah satunya dengan dalih sebagai relawan. Baca Juga : Keluarga Pasien COVID-19 yang Meninggal Dapat Santunan Rp15 Juta

"Begitu banyak volunter dari wilayah episentrum Makassar dan kota lain, yang akan melewati beberapa kabupaten/kota menuju pusat bencana dan tentu akan berinteraksi dengan banyak orang yang terkadang dengan protokol kesehatan yang terbatas," urai dia.

Bencana banjir bandang pun memaksa ribuan warga mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Laporan tim relawan menunjukkan tenda-tenda pengungsian sementara sangat terbatas. Kondisi padat dan protokol kesehatan seperti jaga jarak sulit dilakukan. Belum lagi, fasilitas umum kebersihan untuk sarana air bersih mandi, cuci dan kakus (MCK) sangat minim.

"Evakuasi korban banjir yang dilakukan oleh petugas maupun warga menunjukkan penanganan yang bersifat darurat dengan alat pelindung diri (APD) sangat minim. Dengan jumlah korban yang semakin banyak disertai penanganan/evakuasi korban seadanya, maka potensi besar terjadinya transmisi penyakit termasuk COVID-19 sangat besar," sambungnya.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas ini tak menampik, kondisi bencana banjir bandang tersebut mengalihkan perhatian petugas. Bahkan beberapa petugas sendiri dinilai telah menjadi korban.

Makanya, beberapa pekan kedepan potensi peningkatan kasus terlapor bukan tidak mungkin akan mengalami tren peningkatan. "Analisis kerentanan kebencanaan menunjukkan potensi ledakan beberapa masalah sosial dan kesehatan masyarakat perlu diwaspadai," tandas Ridwan.

Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel inipun berharap pemerintah setempat segera bangkit dan menata kembali kotanya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan provinsi serta pemerintah daerah tetangga.

Penerapan protokol kesehatan diminta tidak diabaikan. Seluruh relawan yang sudah berjibaku mengevakuasi korban, baik yang meninggal maupun yang mengungsi, sedapat mungkin tetap disiplin menjaga kondisi fisik.

"Sangat tidak diharapkan relawan yang dengan tujuan mulia membantu korban yang akhirnya menjadi korban karena kelalaian yang seharusnya tidak perlu terjadi," pungkas Ridwan.

Sementara data Gugus Tugas COVID-19 melaporkan terjadi penambahan kasus baru positif sebanyak 130 orang, kemarin. Berdasarkan sebaran wilayah, Kota Makassar menyumbang 65 kasus positif baru.

Selanjutnya Kabupaten Gowa 23, Jeneponto 22, Palopo 7, Sinjai 6, dan Maros 3 kasus baru. Lalu Kabupaten Luwu, Parepare, Selayar, dan Takalar masing-masing penambahan 1 kasus baru positif COVID-19. Baca Lagi : Sudah 4.000 Lebih Pasien COVID-19 Sembuh di Sulsel

Dengan begitu, akumulasi kasus positif di Sulsel hingga tanggal 17 Juli 2020 dilaporkan 8.202 orang. Dengan rincian, 3.443 diantaranya masih dirawat, kemudian 4.478 telah dinyatakan sembuh, serta 281 orang meninggal.
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4661 seconds (0.1#10.140)