Kesaktian Pusaka Peninggalan Sultan Bone, Bisa Membunuh dengan Satu Goresan
loading...
A
A
A
Arung Palakka merupakan sosol yang dihormati warga Bone, Sulawesi Selatan. Berkat Arung Palakka, menjadikan Suku Bugis sebagai kekuatan maritim besar abad XVII di wilayah Perairan Makassar.
Dia adalah Sultan Bone yang menjabat pada 1672-1696. Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, dia memimpin rakyat meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada 1666.
Arung Palakka bergelar La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampei Gammana Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din, mengacu pada ejaan huruf lontara.
Adapun pelafalan yang tepat adalah La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin. Banyak kisah menarik mengenai diri Arung Palakka diantaranya beberapa pusaka peninggalan dirinya yang masih tersimpan hingga kini.
Baca juga: Kisah Pemberontakan Ra Kuti yang Memaksa Raja Jayanegara Mengungsi dari Istana Majapahit
Pusaka peninggalan Arung Palakka yaitu Keris (La Makkawa) Tappi Tatarapeng karena seluruh hulu dan sarungnya berlapis emas. Pada zamannya pusaka ini dipergunakan oleh Arung Palakka dalam setiap pertempuran melawan musuh kerajaan.
Pusaka ini memiliki sifat ketajaman serta sangat berbisa, sehingga sekali tergores (terluka) sekejap waktu akan meninggal atau dalam bahasa Bugis disebut Makkawa. Pusaka ini juga merupakan salah satu perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan pengangkatan Raja-Raja Bone.
Selain keris ada juga Kalewang (La Tea Riduni) Alameng yang hulunya berlapis emas dan dihiasi intan permata. Konon pusaka ini selalu dikebumikan bersama Raja yang mangkat. Namun setiap kali itupun memunculkan diri di atas makam yang diliputi cahaya terang benderang.
Sehingga atas kejadian ini, maka pusaka ini disebut La Tea Ri Duni (yang tidak berkenan untuk dikebumikan). Pusaka ini kemudian disimpan dan mendapat pemeliharaan, serta dipergunakan sebagai perlengkapan resmi dalam upacara Pelantikan dan Pengangkatan Raja-Raja Bone.
Selain Kelewang ada juga tombak (La Salaga). Merupakan sebuah Tombak yang pegangannya dekat mata tombak dihiasi emas. Tombak ini merupakan simbol kehadiran Raja.
Dia adalah Sultan Bone yang menjabat pada 1672-1696. Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, dia memimpin rakyat meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada 1666.
Arung Palakka bergelar La Tan-ri Tatta To' Urong To-ri Sompi Patta Malampei Gammana Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sri Sultan Sa'ad ud-din, mengacu pada ejaan huruf lontara.
Adapun pelafalan yang tepat adalah La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin. Banyak kisah menarik mengenai diri Arung Palakka diantaranya beberapa pusaka peninggalan dirinya yang masih tersimpan hingga kini.
Baca juga: Kisah Pemberontakan Ra Kuti yang Memaksa Raja Jayanegara Mengungsi dari Istana Majapahit
Pusaka peninggalan Arung Palakka yaitu Keris (La Makkawa) Tappi Tatarapeng karena seluruh hulu dan sarungnya berlapis emas. Pada zamannya pusaka ini dipergunakan oleh Arung Palakka dalam setiap pertempuran melawan musuh kerajaan.
Pusaka ini memiliki sifat ketajaman serta sangat berbisa, sehingga sekali tergores (terluka) sekejap waktu akan meninggal atau dalam bahasa Bugis disebut Makkawa. Pusaka ini juga merupakan salah satu perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan pengangkatan Raja-Raja Bone.
Selain keris ada juga Kalewang (La Tea Riduni) Alameng yang hulunya berlapis emas dan dihiasi intan permata. Konon pusaka ini selalu dikebumikan bersama Raja yang mangkat. Namun setiap kali itupun memunculkan diri di atas makam yang diliputi cahaya terang benderang.
Sehingga atas kejadian ini, maka pusaka ini disebut La Tea Ri Duni (yang tidak berkenan untuk dikebumikan). Pusaka ini kemudian disimpan dan mendapat pemeliharaan, serta dipergunakan sebagai perlengkapan resmi dalam upacara Pelantikan dan Pengangkatan Raja-Raja Bone.
Selain Kelewang ada juga tombak (La Salaga). Merupakan sebuah Tombak yang pegangannya dekat mata tombak dihiasi emas. Tombak ini merupakan simbol kehadiran Raja.