Suku Anak Dalam Juga Terdampak Corona, Senang Terima Bantuan
loading...
A
A
A
JAMBI - Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) membawa secercah harapan bagi warga KAT Jambi , Suku Anak Dalam (SAD). Di era kenormalan baru, Kementerian Sosial terus hadir untuk meringankan beban masyarakat yg terdampak pandemi COVID-19.
Suku Anak Dalam secara kesukuan adalah kelompok-kelompok kecil masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan dan hidup tergantung pada sumberdaya hutan.
Setiap kelompok dipimpin oleh seorang Tumenggung. Mereka menetap sementara dalam rumah sederhana yang disebut sudung.
Perpindahan menetap (melangun) mereka lakukan jika lingkungan tinggal dianggap sial misalnya ada kematian atau kedukaan lainnya, atau tidak menjamin kebutuhan pangan mereka.
Kondisi warga SAD semakin sulit semenjak pandemi Corona. Menurut salah satu Tumenggung Desa Tanjung, Sargawi, pekerjaan mereka sehari-hari berburu dan mencari barang bekas. Adanya bantuan dari Kementerian Sosial sangat berarti bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kami berterima kasih sama pemerintah, yang ngasih bantuan selama corona ini", imbuhnya.(Baca juga : Tumenggung SAD Ngadap: Mari Jaga Hutan untuk Anak Cucu Kita )
Gunawan, warga SAD, Desa Tanjung, merasa terbantu sekali dengan bantuan pemerintah ini untuk menyambung hidup beberapa bulan kedepan.
"Kami sebagai masyarakat Suku Anak Dalam merasa berterimakasih kepada Kementerian Sosial", katanya.
Rasa terima kasih juga disampaikan oleh Ngelembo, Menti (setingkat sekretaris) SAD Komunitas Pauh. Dia menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian Sosial.
"Sejak corona ini jadi takut kami. Lari ke dalam, lari ke rimba. Dapat buruan dan motong karet mau jual juga sulit. Ya apalah daya tidaklah mencukupi untuk sehari-hari. Memang kami belum kena corona, tapi dampaknya kena ke kami. Terima kasih untuk bapak Menteri Sosial sudah perhatikan Suku Anak Dalam," tuturnya.
Suku Anak Dalam secara kesukuan adalah kelompok-kelompok kecil masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan dan hidup tergantung pada sumberdaya hutan.
Setiap kelompok dipimpin oleh seorang Tumenggung. Mereka menetap sementara dalam rumah sederhana yang disebut sudung.
Perpindahan menetap (melangun) mereka lakukan jika lingkungan tinggal dianggap sial misalnya ada kematian atau kedukaan lainnya, atau tidak menjamin kebutuhan pangan mereka.
Kondisi warga SAD semakin sulit semenjak pandemi Corona. Menurut salah satu Tumenggung Desa Tanjung, Sargawi, pekerjaan mereka sehari-hari berburu dan mencari barang bekas. Adanya bantuan dari Kementerian Sosial sangat berarti bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kami berterima kasih sama pemerintah, yang ngasih bantuan selama corona ini", imbuhnya.(Baca juga : Tumenggung SAD Ngadap: Mari Jaga Hutan untuk Anak Cucu Kita )
Gunawan, warga SAD, Desa Tanjung, merasa terbantu sekali dengan bantuan pemerintah ini untuk menyambung hidup beberapa bulan kedepan.
"Kami sebagai masyarakat Suku Anak Dalam merasa berterimakasih kepada Kementerian Sosial", katanya.
Rasa terima kasih juga disampaikan oleh Ngelembo, Menti (setingkat sekretaris) SAD Komunitas Pauh. Dia menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian Sosial.
"Sejak corona ini jadi takut kami. Lari ke dalam, lari ke rimba. Dapat buruan dan motong karet mau jual juga sulit. Ya apalah daya tidaklah mencukupi untuk sehari-hari. Memang kami belum kena corona, tapi dampaknya kena ke kami. Terima kasih untuk bapak Menteri Sosial sudah perhatikan Suku Anak Dalam," tuturnya.