Gubernur Khofifah Ingin Pasar Induk Kota Batu Jadi One Stop Service
loading...
A
A
A
BATU - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ingin Pasar Induk Kota Batu menjadi pusat layanan (one stop service) bagi para wisatawan dan bisa mengurai titik kemacetan di Kota Apel tersebut.
"Jadi yang ingin belanja buah di sini bisa, yang belanja pakaian dan aksesoris juga bisa, yang ingin makan juga bisa dan seterusnya PKL-PKL juga diberikan ruangan berkegiatan ekonomi di sini,” kata Khofifah saat meninjau progres pembangunan Pasar Induk Kota Batu di Jalan Dewi Sartika Kota Batu, Minggu (26/3/2023).
Khofifah optimistis, keberadaan Pasar Induk Kota Batu yang lengkap menyediakan pasar basah (daging), sayur, buah, pakaian hingga food court ini akan mampu menjadi pusat belanja yang nyaman dan bisa menjadi pusat layanan bagi para wisatawan (one stop services).
Pasar Induk Kota Batu ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertasusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan. "Desain pasar ini mengusung konsep no one left behind ini," ujar Khofifah.
Baca juga: Malang Gempar! 3 Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta Api
Menurutnya, hal ini disebabkan pasar ini tidak memiliki halaman belakang. Semua toko mendapat posisi halaman depan. Karena turun dari sisi manapun pasar ini tampak depan semua. "Biasanya kalau orang ke pasar mereka akan berebut untuk mencari booth yang akses pengunjungnya paling cepat. Saya rasa ini kalau kita mau berbicara no one left behind ini adalah konsepnya,” katanya.
Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai menambahkan, saat ini di Kota Batu masih ada dua proyek terkait dengan Perpres 80 Tahun 2019. Di antaranya adalah pelebaran jalan Pendem - Batu bersumber dari APBN dan Pembangunan Kereta Gantung dengan dana bersumber dari Pihak Swasta (Investor).
“Kami berharap akan ada intervensi dari Pemprov Jatim untuk pelebaran Jalan Ir. Soekarno Kota Batu. Khusus untuk pembangunan kereta gantung kami akan bekerjasama dengan BUMDes yang di Kota Batu kaitan kolaborasi dan pembagian saham serta kaitan operasional kedepannya,” kata Aries.
Diketahui, Pembangunan Pasar Induk Kota Batu dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR melalui pendanaan APBN tahun 2021-2023 senilai Rp168 miliar. Lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan secara menyeluruh bangunan utama pasar dan fasilitas penunjangnya seperti tempat sampah, rumah pompa, dan lansekap.
Pasar Induk Kota Batu dibangun setinggi 3 lantai di atas lahan seluas 44.525 m2 dengan luas bangunan lantai 1 seluas 14.990,62 m2, lantai 2 seluas 14.143.63 m2, dan lantai 3 seluas 6.032,86 m2. Untuk pembagian bangunannya lantai 1 sebagai zona basah, lantai 2 sebagai zona kering, dan lantai 3 sebagai zona makanan dan kuliner. Jumlah kios Pasar Induk Kota Batu sebanyak 1.733 unit dan total los 1.033 unit
"Jadi yang ingin belanja buah di sini bisa, yang belanja pakaian dan aksesoris juga bisa, yang ingin makan juga bisa dan seterusnya PKL-PKL juga diberikan ruangan berkegiatan ekonomi di sini,” kata Khofifah saat meninjau progres pembangunan Pasar Induk Kota Batu di Jalan Dewi Sartika Kota Batu, Minggu (26/3/2023).
Khofifah optimistis, keberadaan Pasar Induk Kota Batu yang lengkap menyediakan pasar basah (daging), sayur, buah, pakaian hingga food court ini akan mampu menjadi pusat belanja yang nyaman dan bisa menjadi pusat layanan bagi para wisatawan (one stop services).
Pasar Induk Kota Batu ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertasusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan. "Desain pasar ini mengusung konsep no one left behind ini," ujar Khofifah.
Baca juga: Malang Gempar! 3 Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta Api
Menurutnya, hal ini disebabkan pasar ini tidak memiliki halaman belakang. Semua toko mendapat posisi halaman depan. Karena turun dari sisi manapun pasar ini tampak depan semua. "Biasanya kalau orang ke pasar mereka akan berebut untuk mencari booth yang akses pengunjungnya paling cepat. Saya rasa ini kalau kita mau berbicara no one left behind ini adalah konsepnya,” katanya.
Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai menambahkan, saat ini di Kota Batu masih ada dua proyek terkait dengan Perpres 80 Tahun 2019. Di antaranya adalah pelebaran jalan Pendem - Batu bersumber dari APBN dan Pembangunan Kereta Gantung dengan dana bersumber dari Pihak Swasta (Investor).
“Kami berharap akan ada intervensi dari Pemprov Jatim untuk pelebaran Jalan Ir. Soekarno Kota Batu. Khusus untuk pembangunan kereta gantung kami akan bekerjasama dengan BUMDes yang di Kota Batu kaitan kolaborasi dan pembagian saham serta kaitan operasional kedepannya,” kata Aries.
Diketahui, Pembangunan Pasar Induk Kota Batu dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR melalui pendanaan APBN tahun 2021-2023 senilai Rp168 miliar. Lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan secara menyeluruh bangunan utama pasar dan fasilitas penunjangnya seperti tempat sampah, rumah pompa, dan lansekap.
Pasar Induk Kota Batu dibangun setinggi 3 lantai di atas lahan seluas 44.525 m2 dengan luas bangunan lantai 1 seluas 14.990,62 m2, lantai 2 seluas 14.143.63 m2, dan lantai 3 seluas 6.032,86 m2. Untuk pembagian bangunannya lantai 1 sebagai zona basah, lantai 2 sebagai zona kering, dan lantai 3 sebagai zona makanan dan kuliner. Jumlah kios Pasar Induk Kota Batu sebanyak 1.733 unit dan total los 1.033 unit
(msd)