Erick Thohir Bisa Mendulang Suara Generasi Muda dan Menjembatani Komunikasi dengan Tokoh Senior
loading...
A
A
A
BANTEN - Pengamat Politik, Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Wasito Raharjo Jati mengatakan, saat ini kecil kemungkinan ada perubahan dari capres yang akan mengikuti pilpres 2024.
Para responden yang menjadi calon pemilih di pemilu 2024 sudah mengerucut terhadap capres yang nanti akan mereka pilih.
“Capres yang ada saat ini sudah menunjukan kosistensi popularitas dari kandidat yang akan maju di pilpres 2024. Kecil kemungkinan adanya capres alternatif yang akan maju di pilpres 2024. Sebab segmentasi pemilih saat ini sudah mengerucut ke 3 kandidat capres tersebut," kata Wasis.
"Preferensi pemilih yang nasionalis, religius dan mengambang sudah terlihat kecenderungannya untuk memilih capres yang saat ini muncul. Sehingga figur yang saat ini muncul sudah mencerminkan segmentasi calon pemilih. Sehingga ketika koalisi partai ingin mencalonkan mereka kayaknya sudah bisa,” tambah Wasis.
Survei Indo Barometer menempatkan Erick Thohir pada posisi teratas sebagai calon wakil presiden pilihan publik jika pemilihan presiden dilakukan hari ini dengan mendulang 22,9% suara responden.
Peringkat ke 2 ditempati oleh Khofifah Indar Parawansa yang mendapat 15,8% suara, Muhaimin Iskandar 6,7%, Puan Maharani 6,3%, Chairul Tanjung 2,7%. Sementara yang belum memutuskan pilihannya dan tidak tau masing-masing 25,5%, dan 14,9%.
Melesatnya nama Erick Thohir dalam survei politik Indo Barometer dinilai Wasis karena figur Erick Thohir yang muda, energik dan sportifitas. Banyak pemilih muda dinilai Wasis mempercayai Erick Thohir mampu menjembatani komunikasi politik antara generasi milenial dengan generasi senior.
Apa lagi Erick Thohir saat ini dekat dengan dunia olahraga yang mayoritas digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Khususnya generasi muda. Sedankan tingginya elektabilitas Khofifah dinilai Wasis sebagai sosok NU tulen yang mewakili komunitas Islam tradisional dan simbul kesetaraan gender. Selain itu nama Khofifah bagi sebagian besar masyarkat sebagai sosok yang kaya akan pengalaman di birokrat.
“Latar belakang pak Erick yang terjun di dunia olahraga, dan dekat dengan kaum milenial dipercaya mampu untuk menjembatani komunikasi politik dengan capres yang lebih senior. Dengan latar belakang pak Erick tersebut dipercaya mampu untuk meraup calon pemilih dari generasi muda dan generasi milenial,” kata Wasis.
Namun demikian menurut Wasis, nantinya penentuan pemilihan cawapres akan diputuskan berdasarkan kebutuhan capres yang akan maju. Misalnya gabungan antara sipil, Jawa luar Jawa militer atau gabungan antara politikus dengan teknokrat.
Sehingga nantinya misalnya Ganjar diajukan sebagai capres dari PDIP atau koalisi, pasti ia akan memilih wakilnya, misalnya Erick Thohir, maka ia akan memilih berdasarkan kebutuhannya ketika nanti akan memimpin Indonesia.
“Sosok capres pasti akan mencari sosok cawapres yang nantinya akan mampu melengkapi dan cocok untuk mendampinginya memimpin Indonesia. Sehingga nantinya figur cawapres ini akan melengkapi kekurangan capres. Sehingga nantinya capres dan cawapres bisa saling melengkapi dan dapat memenangkan pilpres 2024. Sebab figur capres mungkin menghandel semua kebutuhan calon pemilih,” pungkas Wasis.
Para responden yang menjadi calon pemilih di pemilu 2024 sudah mengerucut terhadap capres yang nanti akan mereka pilih.
“Capres yang ada saat ini sudah menunjukan kosistensi popularitas dari kandidat yang akan maju di pilpres 2024. Kecil kemungkinan adanya capres alternatif yang akan maju di pilpres 2024. Sebab segmentasi pemilih saat ini sudah mengerucut ke 3 kandidat capres tersebut," kata Wasis.
"Preferensi pemilih yang nasionalis, religius dan mengambang sudah terlihat kecenderungannya untuk memilih capres yang saat ini muncul. Sehingga figur yang saat ini muncul sudah mencerminkan segmentasi calon pemilih. Sehingga ketika koalisi partai ingin mencalonkan mereka kayaknya sudah bisa,” tambah Wasis.
Survei Indo Barometer menempatkan Erick Thohir pada posisi teratas sebagai calon wakil presiden pilihan publik jika pemilihan presiden dilakukan hari ini dengan mendulang 22,9% suara responden.
Peringkat ke 2 ditempati oleh Khofifah Indar Parawansa yang mendapat 15,8% suara, Muhaimin Iskandar 6,7%, Puan Maharani 6,3%, Chairul Tanjung 2,7%. Sementara yang belum memutuskan pilihannya dan tidak tau masing-masing 25,5%, dan 14,9%.
Melesatnya nama Erick Thohir dalam survei politik Indo Barometer dinilai Wasis karena figur Erick Thohir yang muda, energik dan sportifitas. Banyak pemilih muda dinilai Wasis mempercayai Erick Thohir mampu menjembatani komunikasi politik antara generasi milenial dengan generasi senior.
Apa lagi Erick Thohir saat ini dekat dengan dunia olahraga yang mayoritas digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Khususnya generasi muda. Sedankan tingginya elektabilitas Khofifah dinilai Wasis sebagai sosok NU tulen yang mewakili komunitas Islam tradisional dan simbul kesetaraan gender. Selain itu nama Khofifah bagi sebagian besar masyarkat sebagai sosok yang kaya akan pengalaman di birokrat.
“Latar belakang pak Erick yang terjun di dunia olahraga, dan dekat dengan kaum milenial dipercaya mampu untuk menjembatani komunikasi politik dengan capres yang lebih senior. Dengan latar belakang pak Erick tersebut dipercaya mampu untuk meraup calon pemilih dari generasi muda dan generasi milenial,” kata Wasis.
Namun demikian menurut Wasis, nantinya penentuan pemilihan cawapres akan diputuskan berdasarkan kebutuhan capres yang akan maju. Misalnya gabungan antara sipil, Jawa luar Jawa militer atau gabungan antara politikus dengan teknokrat.
Sehingga nantinya misalnya Ganjar diajukan sebagai capres dari PDIP atau koalisi, pasti ia akan memilih wakilnya, misalnya Erick Thohir, maka ia akan memilih berdasarkan kebutuhannya ketika nanti akan memimpin Indonesia.
“Sosok capres pasti akan mencari sosok cawapres yang nantinya akan mampu melengkapi dan cocok untuk mendampinginya memimpin Indonesia. Sehingga nantinya figur cawapres ini akan melengkapi kekurangan capres. Sehingga nantinya capres dan cawapres bisa saling melengkapi dan dapat memenangkan pilpres 2024. Sebab figur capres mungkin menghandel semua kebutuhan calon pemilih,” pungkas Wasis.
(nag)