Banjir 7,9 Meter Rendam Pemukiman Warga di Wajo Sulsel, Ribuan Orang Mengungsi
loading...
A
A
A
WAJO - Ribuan warga dari 10 kecamatan, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungsi, setelah pemukiman mereka terendam banjir setinggi 4 hingga 7,9 meter. Kondisi ini sudah berlangsung hampir dua bulan, puncaknya terjadi Sabtu (18/7/2020) pagi.
Pantauan media di lapangan dari 14 kecamatan sedikitnya 10 kecamatan di Kabupaten Wajo terencam banjir. Tim gabungan bersama Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan evakuasi warga menggunakan kapal-kapal karet ke dataran lebih tinggi. BACA JUGA : PDIP Usung Adik Gubernur Sumsel di Pilkada Oku Timur
Tak sedikit pula sejumlah warga menyelamatkan diri menggunakan sampan maupun ban karet membawa keluarga menerobos ketinggian air mencari wilayah yang lebih aman.
Salah seorang warga Basri mengatakan, kediamannya terendam banjir hingga 5 meter sehingga terpaksa mengungsi bersama warga lainnya. Basri berharap pemerintah segera melakukan penanganan serta membantu sandang pangan bagi warga untuk kebutuhan hidup selama di tenda pengungsian.
Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya 2000 warga sudah berada di tenda-tenda pengungsian yang disiapkan BPBD Kabupaten Wajo, yang dilengkapi dapur umum dan sarana MKCK.
Menurut warga, banjir kali ini lebih dahsyat dari biasanya yang hanya mencapai 4 meter. Ketinggian air disebabkan meluapnya sungai Walenae dan Danau Tempe karena hujan seharian dan banjir kiriman dari kabupaten tetangga.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengatakan, banjir kali ini luar biasa hingga mencapai 7,9 meter. “Kali ini ketinggian air di atas rata-rata dan terparah, bahkan mencapai 7,9 meter,” katanya, Sabtu pagi di lapangan. BACA JUGA : Dikarantina di Jayapura, Prajurit Kostrad Tetap Latihan Tempur
Meluapnya sungai Walenae dan Danau tempe merendam 10 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada, sehingga 17 ribu Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 69 ribu jiwa mengungsi karena rumahnya terdampak banjir.
“Kita sudah mendirikan tenda pengunsian di 8 Posko, saat ini sebanyak kurang lebih 2000 jiwa sudah diselamatkan di tenda pengungsian,” kata Amran.
Sebagaimana diketahui, banjir yang merendam pemukiman warga sudah terjadi lebih kurang 56 hari, diawali dari Kecamatan Tempe akibat meluapnya danau.
Tingginya intensitas hujan dan banjir kiriman dari kabupaten tetangga ketinggian air mencapai 4 meter dari merendam 4 kecamatan. Puncaknya Sabtu pagi, ketinggian air mengakibatkan 10 kecamatan terendam air hingga 7,9 meter.
Pantauan media di lapangan dari 14 kecamatan sedikitnya 10 kecamatan di Kabupaten Wajo terencam banjir. Tim gabungan bersama Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan evakuasi warga menggunakan kapal-kapal karet ke dataran lebih tinggi. BACA JUGA : PDIP Usung Adik Gubernur Sumsel di Pilkada Oku Timur
Tak sedikit pula sejumlah warga menyelamatkan diri menggunakan sampan maupun ban karet membawa keluarga menerobos ketinggian air mencari wilayah yang lebih aman.
Salah seorang warga Basri mengatakan, kediamannya terendam banjir hingga 5 meter sehingga terpaksa mengungsi bersama warga lainnya. Basri berharap pemerintah segera melakukan penanganan serta membantu sandang pangan bagi warga untuk kebutuhan hidup selama di tenda pengungsian.
Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya 2000 warga sudah berada di tenda-tenda pengungsian yang disiapkan BPBD Kabupaten Wajo, yang dilengkapi dapur umum dan sarana MKCK.
Menurut warga, banjir kali ini lebih dahsyat dari biasanya yang hanya mencapai 4 meter. Ketinggian air disebabkan meluapnya sungai Walenae dan Danau Tempe karena hujan seharian dan banjir kiriman dari kabupaten tetangga.
Bupati Wajo Amran Mahmud mengatakan, banjir kali ini luar biasa hingga mencapai 7,9 meter. “Kali ini ketinggian air di atas rata-rata dan terparah, bahkan mencapai 7,9 meter,” katanya, Sabtu pagi di lapangan. BACA JUGA : Dikarantina di Jayapura, Prajurit Kostrad Tetap Latihan Tempur
Meluapnya sungai Walenae dan Danau tempe merendam 10 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada, sehingga 17 ribu Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 69 ribu jiwa mengungsi karena rumahnya terdampak banjir.
“Kita sudah mendirikan tenda pengunsian di 8 Posko, saat ini sebanyak kurang lebih 2000 jiwa sudah diselamatkan di tenda pengungsian,” kata Amran.
Sebagaimana diketahui, banjir yang merendam pemukiman warga sudah terjadi lebih kurang 56 hari, diawali dari Kecamatan Tempe akibat meluapnya danau.
Tingginya intensitas hujan dan banjir kiriman dari kabupaten tetangga ketinggian air mencapai 4 meter dari merendam 4 kecamatan. Puncaknya Sabtu pagi, ketinggian air mengakibatkan 10 kecamatan terendam air hingga 7,9 meter.
(zai)