Hidup Sebatang Kara, Kakek di Sorong Tewas Tertimbun Longsor

Sabtu, 18 Juli 2020 - 07:33 WIB
loading...
Hidup Sebatang Kara,...
Longsor dan banjir di Kota Sorong, Papua Barat, menelan korban jiwa seorang kakek 60 tahun. Foto/iNews TV/Andrew Chan
A A A
SORONG - Duka mendalam menyelimuti Kota Sorong , Papua Barat. Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda kota tersebut, menelan korban jiwa dan membuat ratusan keluarga mengungsi.

(Baca juga: Bocah 9 Tahun Jadi Korban Pemerkosaan Oknum Polisi Sorong )

Hujan yang sangat deras sejak Kamis (16/7/2020) sore hingga malam hari, membuat air bah datang menerjang dan menyebabkan empat warga setempat meninggal dunia, serta lima orang lainnya mengalami luka-luka.

Salah satu korban meninggal adalah Muhammad Jafar Klibalin (60), warga Desa Mapura, Klademak III. Kakek sebatang kara ini, tewas tertimbun tanah longsor yang menerjang rumahnya. Jenazah korban akhirnya dapat dievakuasi pada malam hari oleh penduduk setempat.

(Baca juga: Banjir Masih Genangi Kota Sorong Hingga Jumat (17/7/2020) Pagi )

Menurut Ketua RT, Alfius Jitmau, bencana tanah longsor di daerah itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIT. "Usai kejadian, kami mendapatkan informasi adanya seorang penduduk yang tertimbun tanah longsor. Dan ternyata benar. Lalu kami lakukan evakuasi," tuturnya.

Saat tiba di lokasi kejadian, dia menyebutkan hanya melihat tangan korban saja. Sementara anggota tubuhnya yang lain sudah tertimbun material longsoran. "Kami gotong royong malam itu juga mengevakuasi jenazah korban," tegasnya.

Setelah sekian jam lamanya bekerja keras mengevakuasi jenazah korban. Warga akhirnya menyemayamkan jenazah korban ke rumah penduduk setempat, dan selanjutnya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat.

Hingga hari Jumat (17/7/2020) siang, ratusan warga Kota Sorong , masih bahu-membahu membersihkan seluruh jalan raya dan rumah-rumah penduduk yang terendam banjir, serta material longsoran.

(Baca juga: Wanita Aceh Selatan Ini Menitikkan Air Mata Saat Dihukum Cambuk )

Pasca musibah banjir dan tanah longsor, Pemkot Sorong, telah menyiapakan tenda-tenda darurat untuk penduduk yang terkena bencana. Namun sejumlah penduduk banyak yang mengungsi ke tempat yang aman, yakni ke keluarga mereka yang tidak terkena banjir. Sebagian lainnya memilih bertahan di rumah mereka yang berlantai dua.

Menurut Rustam, bencana banjir kali ini sangat besar. Banjir kali ini menyebabkan rumah Rustam dimasuki air dengan ketinggian sekitar satu meter. Hal ini mengakibatkan seluruh perabot rumahnya rusak. Tidak itu saja, usai banjir, banyak sampah berserakan di dalam rumahnya.

"Kami tidak mengungsi. Kami menyelamatkan diri di lantai dua. Bersama kelaurga dan kawan-kawan. Baru kali ini kami alami musibah seperti ini, dan sangat besar banjir semalam. Banyak barang kami yang rusak, alat-alat eletronik dan lainnya. Alhamdulillah kami semua selamat," ujarnya.

Sementara itu, paska bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sorong , Papua Barat, pihak otoritas setempat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong , mendata, sebanyak empat penduduk tewas dan tiga penduduk lainnya luka-luka.

(Baca juga: Ambil Rekom PDIP, Santoso Segera Gelar Deklarasi di Kota Blitar )

Menurut Kepala BPBD Kota Sorong, Herlin Sasabone, dari empat penduduk yang tewas, tiga orang di antaranya tertimbun tanah longsor dan seorang penduduk lainnya terkena aliran listrik saat bencana banjir. Sementara korban luka berat berjumlah satu orang dan luka ringan berjumlah dua orang.

"Data sementara yang kami dapatkan, korban meninggal akibat banjir dan longsor di Kota Sorong . Korban meninggal sebanyak empat orang. Luka berat satu orang dan luka ringan dua orang," ujarnya.

Untuk wilayah terdampak cukup parah akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kota Sorong , menurut Herlin ada sekitar 12 lokasi untuk daerah terdampak banjir, dan tiga lokasi merupakan daerah terdampak bencana longsor.

Banjir yang menerjang hampir seluruh wilayah di Kota Sorong , menurut Herlin diakibatkan oleh meluapnya sungai yang membelah wilayah di dalam Kota Sorong . Selain itu, jalur drainase yang buruk serta penumpukan sampah akibat kurang patuhnya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1319 seconds (0.1#10.140)