SD Islam An Nahlu Kisaran Fokus Tingkatkan Intelektualitas Melalui Tahfidz Alquran
loading...
A
A
A
KISARAN - Penanaman nilai-nilai agama sejak dini tanpa mengenyampingkan pendidikan umum adalah sebuah keniscayaan di tengah derasnya arus globalisasi saat ini.
Sekolah umum berbasis agama menjadi tren di kalangan orangtua agar anaknya bisa bersaing dalam dunia kerja, nantinya.
Seperti halnya Sekolah Dasar (SD) Islam An Nahlu Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Sekolah yang berada di jalan Syech Ismail 2 ini menambahkan kurikulum khusus--mata pelajaran Tahfidz Alquran di luar kurikulum pendidikan nasional.
"Selain meningkatkan intelektualitas, kepribadian yang berakhlak islami juga diharapkan bisa terbentuk kepada anak," kata Kepala Sekolah SD Islam An Nahlu Kisaran, M. Ali Hasyimi, di ruang kerjanya, di Kisaran, Kamis (16/7/2020). (BACA JUGA: Seluruh Prajurit Kodim 0211/Tapanuli Tengah Ikuti Rapid Test)
Pada pelajaran Tahfidz Alquran, Ali membeberkan, modalitas belajar atau gaya belajar yang diterapkan menggunakan sistem Setor Hafalan. Khususnya, bagi murid di tingkat kelas IV sampai dengan kelas VI.
Awalnya guru akan membacakan ayat-ayat dengan irama terpola sesuai dengan lafalan yang baik dan benar--berdasarkan hukum tajwid. Termasuk menjelaskan arti, asbabun nuzul dan kisah singkat yang berkaitan dengan ayat-ayat yang akan dihafal.
Kemudian, ayat tersebut dihafal oleh para murid, untuk selanjutnya diperdengarkan (disetor) kepada guru. Yang jumlah ayatnya, sesuai dengan kemampuan masing-masing murid. "Jadi, setiap hari, murid harus menyetorkan hafalan. Paling sedikit, 5 ayat. Boleh lebih. Begitu terus-menerus setiap hari. Sampai hafal," kata Ali.
Sedangkan untuk kelas I sampai kelas III, lanjutnya, peserta didik diajarkan pendidikan dasar Alquran--Juz Amma. Yang dilaksanakan dengan metode Iqra. Yakni pembelajaran yang disajikan dengan cara baca (suku) kata. Kemudian kata yang lebih panjang hingga kalimat pendek. Lalu kata-kata dalam surat pendek. Semua disajikan dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.
"Pembelajaran Tahfidz Alquran dilaksanakan selama 2 jam--pada jam pelajaran pertama. Dari jam 07.30 hingga 09.30. Setelah itu, dilanjutkan dengan mata pelajaran umum," katanya.
Selain itu, kata dia, sekolah juga memberikan pendidikan ekstrakurikuler. Di antaranya, panahan, tari, renang dan melukis. Yang diselenggarakan setiap Sabtu. "Target kita, setiap lulusan SD An Nahlu hafal 3 juz Alquran. Jadi, pelajaran agamanya dapat, umumnya juga dapat," kata Ali.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan dengan media online (daring). Setiap guru diwajibkan membuat video sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Minimal satu video dalam seminggu di bagikan (share) melalui aplikasi Whatsapp di luar memberikan tugas-tugas dan latihan kepada murid.
"Guru harus ngomong, layaknya mengajar di depan kelas. Tujuannya, agar konsep belajar dapat diterima murid. Jadi tidak melulu hanya memberikan tugas saja," terang Ali. (BACA JUGA: Lagi, KPK Geledah Rumah Sakit Umum Aek Kanopan)
Tonggak berdirinya SD Islam An Nahlu Kisaran berawal dari terbentuknya Yayasan An Nahlu Kisaran pada 1993. Pada masa itu, para pendiri yayasan yang merupakan 5 alumni Kelompok Belajar Pengajian An Nahlu (KBPAN) Kisaran: Syahril, Mulkan Hariadi Sirwgar, Zulkifli, Yiswin Iskandar Yuslan Fajaruddin sepakat mendirikan sekolah umum berbasis pendidikan agama Islam. Yakni Islam yang universal tanpa menganut mazhab tertentu.
Salah seorang pendiri Yayasan An Nahlu Kisaran, Syahril mengisahkan, jumlah murid pada tahun pertama (2010) hanya 13 anak. Yang proses belajar mengajarnya, pun dilakukan dengan menumpang gedung sekolah RA Islamiyah Kisaran
"Pada tahun keempatlah (2014), kita baru punya gedung sendiri. Itupun cuma 1 ruang kelas belajar," ucapnya. Seiring waktu, SD Islam An Nahlu terus berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Saat ini, SD An Nahlu Kisaran telah memiliki ruang belajar 13 ruangan, dengan jumlah murid 416 anak. Dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Sekolah umum berbasis agama menjadi tren di kalangan orangtua agar anaknya bisa bersaing dalam dunia kerja, nantinya.
Seperti halnya Sekolah Dasar (SD) Islam An Nahlu Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Sekolah yang berada di jalan Syech Ismail 2 ini menambahkan kurikulum khusus--mata pelajaran Tahfidz Alquran di luar kurikulum pendidikan nasional.
"Selain meningkatkan intelektualitas, kepribadian yang berakhlak islami juga diharapkan bisa terbentuk kepada anak," kata Kepala Sekolah SD Islam An Nahlu Kisaran, M. Ali Hasyimi, di ruang kerjanya, di Kisaran, Kamis (16/7/2020). (BACA JUGA: Seluruh Prajurit Kodim 0211/Tapanuli Tengah Ikuti Rapid Test)
Pada pelajaran Tahfidz Alquran, Ali membeberkan, modalitas belajar atau gaya belajar yang diterapkan menggunakan sistem Setor Hafalan. Khususnya, bagi murid di tingkat kelas IV sampai dengan kelas VI.
Awalnya guru akan membacakan ayat-ayat dengan irama terpola sesuai dengan lafalan yang baik dan benar--berdasarkan hukum tajwid. Termasuk menjelaskan arti, asbabun nuzul dan kisah singkat yang berkaitan dengan ayat-ayat yang akan dihafal.
Kemudian, ayat tersebut dihafal oleh para murid, untuk selanjutnya diperdengarkan (disetor) kepada guru. Yang jumlah ayatnya, sesuai dengan kemampuan masing-masing murid. "Jadi, setiap hari, murid harus menyetorkan hafalan. Paling sedikit, 5 ayat. Boleh lebih. Begitu terus-menerus setiap hari. Sampai hafal," kata Ali.
Sedangkan untuk kelas I sampai kelas III, lanjutnya, peserta didik diajarkan pendidikan dasar Alquran--Juz Amma. Yang dilaksanakan dengan metode Iqra. Yakni pembelajaran yang disajikan dengan cara baca (suku) kata. Kemudian kata yang lebih panjang hingga kalimat pendek. Lalu kata-kata dalam surat pendek. Semua disajikan dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.
"Pembelajaran Tahfidz Alquran dilaksanakan selama 2 jam--pada jam pelajaran pertama. Dari jam 07.30 hingga 09.30. Setelah itu, dilanjutkan dengan mata pelajaran umum," katanya.
Selain itu, kata dia, sekolah juga memberikan pendidikan ekstrakurikuler. Di antaranya, panahan, tari, renang dan melukis. Yang diselenggarakan setiap Sabtu. "Target kita, setiap lulusan SD An Nahlu hafal 3 juz Alquran. Jadi, pelajaran agamanya dapat, umumnya juga dapat," kata Ali.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan dengan media online (daring). Setiap guru diwajibkan membuat video sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Minimal satu video dalam seminggu di bagikan (share) melalui aplikasi Whatsapp di luar memberikan tugas-tugas dan latihan kepada murid.
"Guru harus ngomong, layaknya mengajar di depan kelas. Tujuannya, agar konsep belajar dapat diterima murid. Jadi tidak melulu hanya memberikan tugas saja," terang Ali. (BACA JUGA: Lagi, KPK Geledah Rumah Sakit Umum Aek Kanopan)
Tonggak berdirinya SD Islam An Nahlu Kisaran berawal dari terbentuknya Yayasan An Nahlu Kisaran pada 1993. Pada masa itu, para pendiri yayasan yang merupakan 5 alumni Kelompok Belajar Pengajian An Nahlu (KBPAN) Kisaran: Syahril, Mulkan Hariadi Sirwgar, Zulkifli, Yiswin Iskandar Yuslan Fajaruddin sepakat mendirikan sekolah umum berbasis pendidikan agama Islam. Yakni Islam yang universal tanpa menganut mazhab tertentu.
Salah seorang pendiri Yayasan An Nahlu Kisaran, Syahril mengisahkan, jumlah murid pada tahun pertama (2010) hanya 13 anak. Yang proses belajar mengajarnya, pun dilakukan dengan menumpang gedung sekolah RA Islamiyah Kisaran
"Pada tahun keempatlah (2014), kita baru punya gedung sendiri. Itupun cuma 1 ruang kelas belajar," ucapnya. Seiring waktu, SD Islam An Nahlu terus berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Saat ini, SD An Nahlu Kisaran telah memiliki ruang belajar 13 ruangan, dengan jumlah murid 416 anak. Dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
(vit)