Pemprov Sulsel Beri Bantuan Tanggap Darurat Rp5 Miliar untuk Masamba
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Sulsel memberikan bantuan anggaran tanggap darurat bencana kepada Pemkab Luwu Utara sebesar Rp5 miliar. Bantuan ini diharapkan bisa digunakan untuk mitigasi dan pemulihan dampak bencana. Baca : Update Korban Banjir Luwu Utara: 24 Meninggal, 69 Warga Dilaporkan Hilang
"Tuk kerugian dampak bencana memang sangat besar dan belum bisa diestimasi karena kerugian paling besar adalah rumah-rumah penduduk yang tertimbun pasir. Oleh karena itu untuk masa tanggap darurat vapak gubernur memberikan bantuan Rp5 miliar," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulsel, Junaedi kepada SINDOnews, kemarin.
Selain anggaran, Pemprov Sulsel, kata Junaedi juga memberikan dukungan bantuan peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Diantaranya, mobil tangki air bersih, mobil toilet, sembako, selimut dan tenda-tenda komando baik dari unsur TNI dan Polri.
"Beliau (Gubernur Sulsel_red) juga berharap kepada jajaran Pangdam XIV/Hasanuddin. Untuk bersinergi dengan pemda menyiapkan tempat nginap sementara bagi masyarakat pengungsi agar terkhusus yang saat ini tidur dibawah tenda-tenda," tambahnya.
Edi yang turut mendampingi Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menuturkan banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara memang cukup parah. Diapun berharap, agar Luwu Utara bisa segera pulih dalam waktu dekat. Baca Juga : Bencana Alam Intai 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan
"Tadi pak gub sudah menyampaikan di sela laporan ibu bupati terkait bencana alam banjir di Luwu Utara. Bahwa memang bencana banjir yang dialami ini adalah hal baru karena yang biasa kita saksikan banjirnya menyisakan lumpur. Kalau yang terjadi ini menyisakan pasir dengan ketebalan nyaris dua meter pada daerah-daerah yang aliran sungai yang terdampak banjir," tandas Edi.
terisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar mengaku, proses penyelamatan korban tetap jadi prioritas utama. Disamping juga membuka akses terdampak banjir yang terisolir.
"Untuk fokus pada hari ini kami masih mencari orang hilang. Dari data yang ada, 69 orang hilang, kemudian yang diketemukan meninggal itu ada 24 orang," papar Muslim.
Dampak banjir yang disertai banjir pun masih menutupi beberapa titik akses tiap daerah, termasuk ditutup puing-puing material yang terbawa banjir. Kondisi ini menjadi hambatan dalam penyaluran logistik bagi para pengungsi.
"Pembersihan jalur Trans Sulawesi ini yang kami lakukan. Kenapa ini penting karena dalam rangka mobilisasi untuk logistik dan sebagai kebutuhan dasar masyarakat terutama yang pengungsi," tegas Muslim.
Dia melaporkan, setidaknya ada 39 titik pengungsian yang tersebar di daerah terdampak banjir. Dimana 20 titik lainnya didirikan Pemda Luwu Utara. Kebutuhan dasar warga berupa makanan siap saji menjadi salah satu kebutuhan mendesak.
"Untuk makananan memang kita butuhkan, tapi kebutuhan dalam waktu yang singkat ini, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat itu adalah sanitasi protabel. Kenapa ini penting, karena saat ini semua infrastruktur rusak termasuk sanitasi, karena itu sanitasi menjadi penting," urai dia.
Jaringan listrik pun dikatakan berangsur pulih. Meski demikian, fasilitas penerangan masih dibutuhkan. Muslim menuturkan, pihaknya masih membutuhkan lampu portabel, kemudian bantuan peralatan berat untuk percepatan pembersihan material dampak banjir.
"Kemudian alat isap untuk air, karena kebutuhan air bersih sangat kita butuhkan. Kemudian tempat penampungan air bersih, tandon," pungkas Muslim. Baca Lagi : Banjir Bandang Susulan Bisa Terjadi Luwu Utara, Masyarakat Harus Waspada
Lihat Juga: Tim SAR Gabungan Terus Cari 3 Korban Tersisa Banjir Bandang Ternate, Anjing Pelacak Dikerahkan
"Tuk kerugian dampak bencana memang sangat besar dan belum bisa diestimasi karena kerugian paling besar adalah rumah-rumah penduduk yang tertimbun pasir. Oleh karena itu untuk masa tanggap darurat vapak gubernur memberikan bantuan Rp5 miliar," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulsel, Junaedi kepada SINDOnews, kemarin.
Selain anggaran, Pemprov Sulsel, kata Junaedi juga memberikan dukungan bantuan peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Diantaranya, mobil tangki air bersih, mobil toilet, sembako, selimut dan tenda-tenda komando baik dari unsur TNI dan Polri.
"Beliau (Gubernur Sulsel_red) juga berharap kepada jajaran Pangdam XIV/Hasanuddin. Untuk bersinergi dengan pemda menyiapkan tempat nginap sementara bagi masyarakat pengungsi agar terkhusus yang saat ini tidur dibawah tenda-tenda," tambahnya.
Edi yang turut mendampingi Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menuturkan banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara memang cukup parah. Diapun berharap, agar Luwu Utara bisa segera pulih dalam waktu dekat. Baca Juga : Bencana Alam Intai 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan
"Tadi pak gub sudah menyampaikan di sela laporan ibu bupati terkait bencana alam banjir di Luwu Utara. Bahwa memang bencana banjir yang dialami ini adalah hal baru karena yang biasa kita saksikan banjirnya menyisakan lumpur. Kalau yang terjadi ini menyisakan pasir dengan ketebalan nyaris dua meter pada daerah-daerah yang aliran sungai yang terdampak banjir," tandas Edi.
terisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar mengaku, proses penyelamatan korban tetap jadi prioritas utama. Disamping juga membuka akses terdampak banjir yang terisolir.
"Untuk fokus pada hari ini kami masih mencari orang hilang. Dari data yang ada, 69 orang hilang, kemudian yang diketemukan meninggal itu ada 24 orang," papar Muslim.
Dampak banjir yang disertai banjir pun masih menutupi beberapa titik akses tiap daerah, termasuk ditutup puing-puing material yang terbawa banjir. Kondisi ini menjadi hambatan dalam penyaluran logistik bagi para pengungsi.
"Pembersihan jalur Trans Sulawesi ini yang kami lakukan. Kenapa ini penting karena dalam rangka mobilisasi untuk logistik dan sebagai kebutuhan dasar masyarakat terutama yang pengungsi," tegas Muslim.
Dia melaporkan, setidaknya ada 39 titik pengungsian yang tersebar di daerah terdampak banjir. Dimana 20 titik lainnya didirikan Pemda Luwu Utara. Kebutuhan dasar warga berupa makanan siap saji menjadi salah satu kebutuhan mendesak.
"Untuk makananan memang kita butuhkan, tapi kebutuhan dalam waktu yang singkat ini, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat itu adalah sanitasi protabel. Kenapa ini penting, karena saat ini semua infrastruktur rusak termasuk sanitasi, karena itu sanitasi menjadi penting," urai dia.
Jaringan listrik pun dikatakan berangsur pulih. Meski demikian, fasilitas penerangan masih dibutuhkan. Muslim menuturkan, pihaknya masih membutuhkan lampu portabel, kemudian bantuan peralatan berat untuk percepatan pembersihan material dampak banjir.
"Kemudian alat isap untuk air, karena kebutuhan air bersih sangat kita butuhkan. Kemudian tempat penampungan air bersih, tandon," pungkas Muslim. Baca Lagi : Banjir Bandang Susulan Bisa Terjadi Luwu Utara, Masyarakat Harus Waspada
Lihat Juga: Tim SAR Gabungan Terus Cari 3 Korban Tersisa Banjir Bandang Ternate, Anjing Pelacak Dikerahkan
(sri)