Asal Usul Nama dan Sejarah Kota Batu, Daerah Peristirahatan Mpu Sindok
loading...
A
A
A
KOTA Batu merupakan salah satu daerah yang berada di Jawa Timur. Luas wilayahnya mencapai 99,09 km persegi, yang terdiri dari 3 kecamatan yaitu, Batu, Bumiaji dan Junrejo.
Wilayah Kota Batu bagian barat dan timur berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sementara di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan.
Ada 3 gunung di Kota Batu yang dikenal oleh masyarakat, diantaranya adalah Gunung Panderman, Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
Kota ini berada di ketinggian 700 hingga 1.700 meter dari permukaan laut (Mdpl). Sehingga mengakibatkan suhu udaranya terkenal dingin.
Memiliki wilayah pegunungan nan sejuk membuat kota ini menyimpan banyak sejarah. Di antaranya adalah mengenai asal usul nama sejarah dan pembentukan wilayah administrasinya.
Sejarah Kota Batu
Dikutip dari laman resmi pemerintahannya batukota.go.id, Kota Batu dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan. Hal ini dikarenakan wilayah kota ini adalah daerah pegunungan yang memiliki udara yang sejuk.
Pada masa pemerintahan Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo telah diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang berada didekat mata air.
Setelah berusaha keras, Mpu Supo akhirnya menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.
Atas persetujuan sang Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti itu kemudian mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan.
Di lokasi itu juga dibangun sebuah candi yang diberi nama sesuai nama dirinya yakni, Candi Supo.
Sesuai dengan keinginan sang Raja, di tempat peristirahatan ini terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan pada umumnya.
Tujuan dibuatnya peristirahatan di dekat mata air karena akan digunakan untuk mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Mpu Sindok.
Akibat terlalu sering digunakan untuk mencuci benda pusaka, mata air di dekat Candi Supo akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Sumber air panas itu sampai saat ini menjadi sumber air panas abadi di Kawasan Wisata Songgoriti.
Asal Usul Nama Kota Batu
Berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama “Batu” mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.
Namun, dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama.
Ulama tersebut merupakan pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu.
Dari nama panggilan Mbah Wastu inilah yang kemudian menjadi cikal bakal nama Batu. Sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu yang saat ini sebagai sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.
Sebelum menjadi kota sendiri, kota ini dulunya merupakan sebuah wilayah bagian dari Kabupaten Malang yang kemudian menjadi Kota Administratif sejak 6 Maret 1993.
Namun Kota Batu baru diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.
Lihat Juga: Kisah Purnawarman, Raja Tarumanegara Penunggang Gajah yang Miliki Kekuatan Bak Dewa Wisnu
Wilayah Kota Batu bagian barat dan timur berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sementara di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan.
Ada 3 gunung di Kota Batu yang dikenal oleh masyarakat, diantaranya adalah Gunung Panderman, Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.
Kota ini berada di ketinggian 700 hingga 1.700 meter dari permukaan laut (Mdpl). Sehingga mengakibatkan suhu udaranya terkenal dingin.
Memiliki wilayah pegunungan nan sejuk membuat kota ini menyimpan banyak sejarah. Di antaranya adalah mengenai asal usul nama sejarah dan pembentukan wilayah administrasinya.
Sejarah Kota Batu
Dikutip dari laman resmi pemerintahannya batukota.go.id, Kota Batu dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan. Hal ini dikarenakan wilayah kota ini adalah daerah pegunungan yang memiliki udara yang sejuk.
Pada masa pemerintahan Raja Sindok, seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo telah diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang berada didekat mata air.
Setelah berusaha keras, Mpu Supo akhirnya menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.
Atas persetujuan sang Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti itu kemudian mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan.
Di lokasi itu juga dibangun sebuah candi yang diberi nama sesuai nama dirinya yakni, Candi Supo.
Sesuai dengan keinginan sang Raja, di tempat peristirahatan ini terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan pada umumnya.
Tujuan dibuatnya peristirahatan di dekat mata air karena akan digunakan untuk mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Mpu Sindok.
Akibat terlalu sering digunakan untuk mencuci benda pusaka, mata air di dekat Candi Supo akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Sumber air panas itu sampai saat ini menjadi sumber air panas abadi di Kawasan Wisata Songgoriti.
Asal Usul Nama Kota Batu
Berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama “Batu” mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.
Namun, dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama.
Ulama tersebut merupakan pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu.
Dari nama panggilan Mbah Wastu inilah yang kemudian menjadi cikal bakal nama Batu. Sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu yang saat ini sebagai sebutan yang digunakan untuk sebuah kota dingin di Jawa Timur.
Sebelum menjadi kota sendiri, kota ini dulunya merupakan sebuah wilayah bagian dari Kabupaten Malang yang kemudian menjadi Kota Administratif sejak 6 Maret 1993.
Namun Kota Batu baru diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001 sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.
Lihat Juga: Kisah Purnawarman, Raja Tarumanegara Penunggang Gajah yang Miliki Kekuatan Bak Dewa Wisnu
(shf)