Waspada! Dinding Lava Puncak Gunung Merapi Longsor

Sabtu, 25 Februari 2023 - 12:26 WIB
loading...
Waspada! Dinding Lava Puncak Gunung Merapi Longsor
Dinding lava 1998 di puncak Gunung Merapi longsor karena lapuk dan mengalami alterasi kuat. Foto/BPPTKG
A A A
SLEMAN - Erupsi Gunung Merapi terus terjadi dan belum ada tanda-tanda penurunan aktivitas. Bahkan dinding lava puncak gunung di perbatasan DIY-Jateng itu longsor.

Balai Pengembangan dan Penyelidikan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut aktivitas Gunung Merapi menyatakan, dalam sepekan terakhir ada belasan kali guguran lava pijar dari puncak Merapi.


"Gunung Merapi masih siaga sejak 5 November 2020," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa, Sabtu (25/2/2023).

Aktivitas Gunung Merapi periode 17-23 Februari 2023 cenderung fluktuatif. Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah dan tinggi 50 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Ngepos pada 22 Februari 2023 pukul 06.37 WIB.

Selain itu, pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 11 kali ke arah barat daya dari hulu Kali Boyong dan Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.700 m. Suara guguran terdengar dari Pos Babadan sebanyak 4 kali dengan intensitas kecil hingga sedang.



"Berdasarkan dari kamera Jrakah pada tanggal 10 Februari 2023, terjadi longsoran dinding lava tahun 1998," katanya.

Longsoran diidentifikasi merupakan bagian dari dinding lava yang sudah lapuk dan mengalami alterasi kuat. Adanya dinding lava 1998 yang mengalami longsoran tidak mengubah morfologi puncak dan kubah lava di Gunung Merapi secara signifikan.

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 596 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 25 kali gempa Fase Banyak (MP), 338 kali gempa Guguran (RF), 3 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," paparnya.

Agus menambahkan pemantauan deformasi Gunung Merapi pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Di mana pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 62 mm/jam selama 55 menit di Pos Kaliurang pada 22 Februari 2023.

"Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ungkapnya.

Dengan demikian aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.

Agus menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 Km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 Km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 Km dan Sungai Gendol 5 Km.

"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," ungkapnya.

Masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2314 seconds (0.1#10.140)