Tinjau Banjir di Gresik, Gubernur Khofifah Minta Cek Ulang Saluran dan Penampungan Air Serta Kapasitas Tanggul
loading...
A
A
A
Pada kesempatan yang sama, Camat Driyorejo Narto menyampaikan bahwa banjir di wilayah Perumahan De Naila Village merupakan kiriman dari 3 titik.
“Karena disini titiknya rendah, maka aliran air mengalirnya kesini. Sebetulnya sudah ada kali kecil yang sudah bisa di normalisasi. Tapi mungkin nanti peran Ibu Gubernur untuk bisa mempercepat memperlancar. Ada Kali Avur dan Kalitengah,” ucapnya.
“Namun hal tersebut tidak memungkinkan karena kedua kali tersebut setelah di evaluasi Dinas PU SDA elevasinya lebih tinggi Kali Surabaya,” lanjutnya.
Kepada Gubernur Khofifah, Narto menyampaikan bahwa pihaknya telah mengusulkan untuk dibuat sudetan di wilayah Desa Cangkir.
“Cuma 2 km saja, tapi biayanya terlalu tinggi. Untuk Kali Avur butuh normalisasi sekitar 7km dan melibatkan semua perusahaan yang ada di driyorejo untuk biayanya,. Habis sekitar 950an juta dan ini sudah bagus” katanya.
“Saya juga mengusulkan untuk jembatan penghubung yang melintasi aliran Kali Avur untuk ditinggikan agar alirannya kembali berfungsi secara normal. Kalaupun ada genangan, mungkin itu terjadi hanya lewat saja tidak sampai meninggi,” tutupnya.
Sementara itu, di lokasi pengungsian warga, tampak seorang warga tengah sibuk membagikan selimut. Tita (32) adalah salah satu relawan dari komplek Blok M yang sigap menyuarakan agar para korban segera dievakuasi ke Club House perumahan.
Ia mendapat berita bahwa terdapat kebocoran tanggul di blok G selasa sore (21/2) dan segera mengajak warga terdampak untuk evakuasi sambil menunggu bantuan datang. Untungnya, para warga dengan tangkas bahu membahu dalam prosesnya.
"Saya saat itu baru pulang kerja dan menerima kabar bahwa tanggul di belakang Blok G jebol. Untuk antisipasi kami bersama warga lainnya dengan segera mengajak semua warga terdampak untuk pindah ke Club House. Sebagian sudah dievakuasi kesini. Tapi beberapa lainnya memilih untuk tinggal di lantai dua rumahnya," jelasnya.
"Bantuan sempat datang terlambat tapi sekarang sudah bisa dimanfaatkan. Jadi sambil menunggu, warga gotong royong terlebih dulu," lanjutnya.
Pada Gubernur Khofifah, dua warga terdampak mengaku kesulitan tidur, apalagi, mereka harus menjaga anak-anaknya yang masih kecil.
“Karena disini titiknya rendah, maka aliran air mengalirnya kesini. Sebetulnya sudah ada kali kecil yang sudah bisa di normalisasi. Tapi mungkin nanti peran Ibu Gubernur untuk bisa mempercepat memperlancar. Ada Kali Avur dan Kalitengah,” ucapnya.
“Namun hal tersebut tidak memungkinkan karena kedua kali tersebut setelah di evaluasi Dinas PU SDA elevasinya lebih tinggi Kali Surabaya,” lanjutnya.
Kepada Gubernur Khofifah, Narto menyampaikan bahwa pihaknya telah mengusulkan untuk dibuat sudetan di wilayah Desa Cangkir.
“Cuma 2 km saja, tapi biayanya terlalu tinggi. Untuk Kali Avur butuh normalisasi sekitar 7km dan melibatkan semua perusahaan yang ada di driyorejo untuk biayanya,. Habis sekitar 950an juta dan ini sudah bagus” katanya.
“Saya juga mengusulkan untuk jembatan penghubung yang melintasi aliran Kali Avur untuk ditinggikan agar alirannya kembali berfungsi secara normal. Kalaupun ada genangan, mungkin itu terjadi hanya lewat saja tidak sampai meninggi,” tutupnya.
Sementara itu, di lokasi pengungsian warga, tampak seorang warga tengah sibuk membagikan selimut. Tita (32) adalah salah satu relawan dari komplek Blok M yang sigap menyuarakan agar para korban segera dievakuasi ke Club House perumahan.
Ia mendapat berita bahwa terdapat kebocoran tanggul di blok G selasa sore (21/2) dan segera mengajak warga terdampak untuk evakuasi sambil menunggu bantuan datang. Untungnya, para warga dengan tangkas bahu membahu dalam prosesnya.
"Saya saat itu baru pulang kerja dan menerima kabar bahwa tanggul di belakang Blok G jebol. Untuk antisipasi kami bersama warga lainnya dengan segera mengajak semua warga terdampak untuk pindah ke Club House. Sebagian sudah dievakuasi kesini. Tapi beberapa lainnya memilih untuk tinggal di lantai dua rumahnya," jelasnya.
"Bantuan sempat datang terlambat tapi sekarang sudah bisa dimanfaatkan. Jadi sambil menunggu, warga gotong royong terlebih dulu," lanjutnya.
Pada Gubernur Khofifah, dua warga terdampak mengaku kesulitan tidur, apalagi, mereka harus menjaga anak-anaknya yang masih kecil.