Pentingnya Etika dan ‘Budidaya’ dalam Ruang Digital
loading...
A
A
A
BOGOR - Indonesia sudah lama dikenal dengan budaya ramah tamah dan sopan santunnya. Akan tetapi, sebutan tersebut tampaknya berkebalikan dengan prilaku masyarakat Indonesia di dunia maya.
Sebuah laporan dari Digital Civility Index 2020 berusaha mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet. Hasilnya, Indonesia berada di peringkat terbawah se-Asia Tengggara. Dengan poin 76, pengguna internet Indonesia didapuk sebagai yang paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang itu, Kominfo bersama Komisi I DPR RI menyelenggarkan webinar Ngobrol Bareng Legislator (NGOBRAS) dengan tema “Budidaya Digital bagi Manusia Moderen” pada 20 Februari 2023. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Semuel menjelaskan masifnya pengguna internet juga turut membawa ragam risiko: penipuan online, hoaks, cyber bullying, dan konten negatif lainnya.
Dian Ikha Pramayanti, Pengajar Etika Bisnis & Ekonomi Digital, memaparkan sejumlah tantangan dalam dunia digital dewasa ini. Pertama, menyurutnya minat anak muda terhadap ragam budaya Indonesia seiring masuknya budaya dari luar negara lain.
Kedua, kesopanan digital netizen Indonesia yang paling rendah. Ketiga, kurangn toleransi terhadap keragaman dan perbedaan. Keempat, kurangnya penghargaan terhadap hak cipta.
Yang utama dari itu, Dian Ikha menyebut pentingnya nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pagar nilai talenta digital.
“Kita dibatasi oleh frame pada saat kita membuat konten (dan) berkarya itu ada nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Dalam menjawab tantangan di atas, Praktisi Public Relations Andie Wibianto menuturkan budidaya digital dapat menjadi jawaban.
“Budidaya digital adalah pemanfaatan seluruh ekosistem digital untuk kemajuan dan kesejahteraan manusia,” ucapnya, Senin (20/2/2023).
Sebuah laporan dari Digital Civility Index 2020 berusaha mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet. Hasilnya, Indonesia berada di peringkat terbawah se-Asia Tengggara. Dengan poin 76, pengguna internet Indonesia didapuk sebagai yang paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang itu, Kominfo bersama Komisi I DPR RI menyelenggarkan webinar Ngobrol Bareng Legislator (NGOBRAS) dengan tema “Budidaya Digital bagi Manusia Moderen” pada 20 Februari 2023. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Semuel menjelaskan masifnya pengguna internet juga turut membawa ragam risiko: penipuan online, hoaks, cyber bullying, dan konten negatif lainnya.
Dian Ikha Pramayanti, Pengajar Etika Bisnis & Ekonomi Digital, memaparkan sejumlah tantangan dalam dunia digital dewasa ini. Pertama, menyurutnya minat anak muda terhadap ragam budaya Indonesia seiring masuknya budaya dari luar negara lain.
Kedua, kesopanan digital netizen Indonesia yang paling rendah. Ketiga, kurangn toleransi terhadap keragaman dan perbedaan. Keempat, kurangnya penghargaan terhadap hak cipta.
Yang utama dari itu, Dian Ikha menyebut pentingnya nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pagar nilai talenta digital.
“Kita dibatasi oleh frame pada saat kita membuat konten (dan) berkarya itu ada nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Dalam menjawab tantangan di atas, Praktisi Public Relations Andie Wibianto menuturkan budidaya digital dapat menjadi jawaban.
“Budidaya digital adalah pemanfaatan seluruh ekosistem digital untuk kemajuan dan kesejahteraan manusia,” ucapnya, Senin (20/2/2023).