Bentuk Tim, HD Mudahkan Petani Sumsel Dapatkan Pinjaman KUR
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Kepedulian Gubernur Sumsel H.Herman Deru SH.MM pada kalangan petani memang tak perlu dipertanyakan lagi. Saat ini misalnya, di kala petani masih kesulitan mendapatkan bantuan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan, HD lagi-lagi tak segan turun tangan langsung.
Di tengah jadwalnya yang sangat padat, Ia tetap memilih memimpin langsung Rapat Koordinasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para Petani, di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (14/7/2020). Semua pihak yang terlibat seperti OJK, Perbankan, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Kadis Pertanian dan sejumlah pejabat pemprov terkait hingga petani ia kumpulkan untuk rapat dalam satu meja.
" Plafon KUR untuk Sumsel ini ada Rp4,4 triliun dan baru tersalur Rp1,3 triliun. Baru berapa persen saja itu. Mimpi Saya, penyaluran ini bisa 80-90%. Makanya hari ini Saya kumpulkan semua kita carikan formula yang tepat bagaimana memudahkan penyaluran kredit ini untuk petani," ujar HD membuka rapat.
Dari hasil pengamatannya di lapangan, Herman Deru mengakui bahwa petani cenderung sulit menyerap bantuan permodalan lantaran mereka belum bankable. Padahal Ia paham betul bahwa sebenarnya tak sedikit petani yang memiliki kemampuan dan disiplin dalam membayar pinjaman di bank.
"Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8-9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankkable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar," tambah HD.
Karena itu agar kedepan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan, Ia bakal membuat tim khusus. Tim inilah yang akan menjembatani kesulitan petani.
"Saya sebagai Gubernur ingin menjamin tapi tentu dengan SOP yang benar demi untuk petani. Tim inilah nanti yang akan bekerja keras," jelasnya.
Tim ini kata HD akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran. Termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerjasama dengan pihak perbankan diantaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan BSB Sumsel.
Bukan hanya membentuk tim. Dalam rapat tersebut HD bahkan mengundang langsung sejumlah petani dari Kabupaten yang berhasil mendapatkan pinjaman tanpa menggunakan agunan ke bank. Ia berharap inovasi yang berhasil dilakukan petani di Desa Talang Rejo Banyuasin bisa menginspirasi petani di daerah lain.
Jika dalam kondisi seperti ini saja Sumsel bisa masuk peringkat 5 besar sebagai daerah tertinggi penghasil pangan, dengan penyaluran KUR yang maksimal Ia optimis Sumsel bisa merangsek ke peringkat tiga besar. "Dibandingkan Pulau Jawa, kita masih sangat punya potensi. Karena lahan kita sangat luas. Sementara mereka kan terbatas. Jadi Saya masih yakin sekali," tambahnya.
Di tengah jadwalnya yang sangat padat, Ia tetap memilih memimpin langsung Rapat Koordinasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para Petani, di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (14/7/2020). Semua pihak yang terlibat seperti OJK, Perbankan, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Kadis Pertanian dan sejumlah pejabat pemprov terkait hingga petani ia kumpulkan untuk rapat dalam satu meja.
" Plafon KUR untuk Sumsel ini ada Rp4,4 triliun dan baru tersalur Rp1,3 triliun. Baru berapa persen saja itu. Mimpi Saya, penyaluran ini bisa 80-90%. Makanya hari ini Saya kumpulkan semua kita carikan formula yang tepat bagaimana memudahkan penyaluran kredit ini untuk petani," ujar HD membuka rapat.
Dari hasil pengamatannya di lapangan, Herman Deru mengakui bahwa petani cenderung sulit menyerap bantuan permodalan lantaran mereka belum bankable. Padahal Ia paham betul bahwa sebenarnya tak sedikit petani yang memiliki kemampuan dan disiplin dalam membayar pinjaman di bank.
"Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8-9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankkable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar," tambah HD.
Karena itu agar kedepan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan, Ia bakal membuat tim khusus. Tim inilah yang akan menjembatani kesulitan petani.
"Saya sebagai Gubernur ingin menjamin tapi tentu dengan SOP yang benar demi untuk petani. Tim inilah nanti yang akan bekerja keras," jelasnya.
Tim ini kata HD akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran. Termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerjasama dengan pihak perbankan diantaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan BSB Sumsel.
Bukan hanya membentuk tim. Dalam rapat tersebut HD bahkan mengundang langsung sejumlah petani dari Kabupaten yang berhasil mendapatkan pinjaman tanpa menggunakan agunan ke bank. Ia berharap inovasi yang berhasil dilakukan petani di Desa Talang Rejo Banyuasin bisa menginspirasi petani di daerah lain.
Jika dalam kondisi seperti ini saja Sumsel bisa masuk peringkat 5 besar sebagai daerah tertinggi penghasil pangan, dengan penyaluran KUR yang maksimal Ia optimis Sumsel bisa merangsek ke peringkat tiga besar. "Dibandingkan Pulau Jawa, kita masih sangat punya potensi. Karena lahan kita sangat luas. Sementara mereka kan terbatas. Jadi Saya masih yakin sekali," tambahnya.