Tsunami Dahsyat Porak-porandakan Ambon saat Laut Banda Berguncang 349 Tahun Silam
Selasa, 10 Januari 2023 - 04:41 WIB
Dilansir dari bnpb. go.id, Budi Assaudi dalam tulisannya berjudul "Tsunami Puluhan Meter Melanda Maluku 346 Tahun Lalu", yang diterbitkan pada Senin (17/2/2020). Gempa disusul tsunami dari Laut Banda tersebut, tertuang dalam catatan ilmuwan Eropa, yang pernah tinggal di Ambon, Georg Everhard Rumphius (1627-1702).
Peta tsunami di Indonesia. Foto/BMKG
Budi Assaudi, dalam tulisannya menyebutkan, gempa dan tsunami yang terjadi pada 349 tahun silam, mengakibatkan kerusakan rumah warga dan menelan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 2.500 orang tewas.
Gempa dan tsunami dahsyat yang menerjang Ambon tersebut, disebutkan Budi Assaudi, terjadi pada pukul 19.30–20.00 waktu setempat. Gempa dan tsunami terjadi bertepatan dengan suasana perayaan Tahun Baru China yang berlangsung meriah di sekitar pasar.
"Guncangan dahsyat dari gempa tersebut, melanda seluruh Pulau Ambon, dan pulau-pulau di sekitarnya. Akibatnya, sebanyak 86 orang tewas tertimpa runtuhan bangunan, dan rumah-rumah yang terbuat dari batu mengalami banyak retakan, sehingga tidak bisa digunakan lagi," tulis Budi Assaudi.
Kejadian mengerikan menyusul kemudian, usai gempa dahsyat tersebut terjadi. Yakni, terjadi gelombang pasang di seluruh pesisir Pulau Ambon. Pesisir utara di Semenanjung Hitu, menderita kerusakan yang paling parah, terutama di daerah Ceyt di antara Negeri Lima dan Hile. Di daerah ini air naik setinggi 40–50 toises atau sekitar 70–90 meter.
Ilmuwan Eropa, Georg Everhard Rumphius menjadi salah satu saksi bencana dahsyat yang melanda Ambon, kala itu. Istri dan anak Georg Everhard Rumphius, menjadi bagian dari 2.500 korban tewas. Catatan Georg Everhard Rumphius tersebut, merupakan sebagian dari catatan sejarah gempa dan tsunami terkait bencana rapid onset yang pernah terjadi dan paling mematikan di Maluku serta wilayah sekitarnya.
Dalam tulisannya, Budi Assaudi juga menyebutkan, gempa dan tsunami juga pernah melanda wilayah Ambon, pada Minggu (8/10/1950) pada pukul 12.23 waktu setempat. Sayangnya, dokumentasi kejadian bencana tersebut sangat terbatas, karena situasi geopolitik terkait konflik TNI dengan RMS.
Peta tsunami di Indonesia. Foto/BMKG
Budi Assaudi, dalam tulisannya menyebutkan, gempa dan tsunami yang terjadi pada 349 tahun silam, mengakibatkan kerusakan rumah warga dan menelan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 2.500 orang tewas.
Gempa dan tsunami dahsyat yang menerjang Ambon tersebut, disebutkan Budi Assaudi, terjadi pada pukul 19.30–20.00 waktu setempat. Gempa dan tsunami terjadi bertepatan dengan suasana perayaan Tahun Baru China yang berlangsung meriah di sekitar pasar.
"Guncangan dahsyat dari gempa tersebut, melanda seluruh Pulau Ambon, dan pulau-pulau di sekitarnya. Akibatnya, sebanyak 86 orang tewas tertimpa runtuhan bangunan, dan rumah-rumah yang terbuat dari batu mengalami banyak retakan, sehingga tidak bisa digunakan lagi," tulis Budi Assaudi.
Kejadian mengerikan menyusul kemudian, usai gempa dahsyat tersebut terjadi. Yakni, terjadi gelombang pasang di seluruh pesisir Pulau Ambon. Pesisir utara di Semenanjung Hitu, menderita kerusakan yang paling parah, terutama di daerah Ceyt di antara Negeri Lima dan Hile. Di daerah ini air naik setinggi 40–50 toises atau sekitar 70–90 meter.
Ilmuwan Eropa, Georg Everhard Rumphius menjadi salah satu saksi bencana dahsyat yang melanda Ambon, kala itu. Istri dan anak Georg Everhard Rumphius, menjadi bagian dari 2.500 korban tewas. Catatan Georg Everhard Rumphius tersebut, merupakan sebagian dari catatan sejarah gempa dan tsunami terkait bencana rapid onset yang pernah terjadi dan paling mematikan di Maluku serta wilayah sekitarnya.
Dalam tulisannya, Budi Assaudi juga menyebutkan, gempa dan tsunami juga pernah melanda wilayah Ambon, pada Minggu (8/10/1950) pada pukul 12.23 waktu setempat. Sayangnya, dokumentasi kejadian bencana tersebut sangat terbatas, karena situasi geopolitik terkait konflik TNI dengan RMS.
tulis komentar anda