Misteri Gunung Penanggungan, Tanah Suci di Era Kerajaan Majapahit

Selasa, 03 Januari 2023 - 05:05 WIB
Akibat material yang jatuh itu, muncul gunung-gemunung di Pulau Jawa dari barat ke timur. Bagian terbesarnya jatuh menjelma menjadi Gunung Semeru, sedang puncak Mahameru dihempaskan oleh para dewa menjadi Pawitra yang sekarang disebut Gunung Penanggungan.

Berada tidak jauh dari pusat keraton Majapahit di Trowulan, gunung dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut tersebut seakan menjadi pusat spiritual kerajaan. Di setiap jengkal kaki melangkah, pecahan terakota berserakan di tanah. Ratusan situs purbakala berupa candi-candi yang dibangun pada abad 15 mengelilingi puncak Pawitra.

Gunung Penanggungan sendiri dikelilingi empat bukit di bawahnya yaitu Gajah Mungkur (1.087 m), Bekel (1.238 m), Kemuncup (1.227m) dan Sarah Klopo (1.275 m). Setiap bukit terdapat situs purbakala dengan ragam cerita yang melegenda di masyarakat.

Dari lereng Gunung Penanggungan, Candi Jedong berdiri megah dan kokoh. Candi ini punya dua bangunan gapura yaitu Candi Jedong 1 dan Jedong 2. Menurut para peneliti, di Desa Jedong terdapat tiga gapura, namun kini hanya tersisa dua gapura.

Candi Jedong pertama bernama Candi Lanang (laki-laki), letaknya dekat pintu masuk. Sedangkan Candi Jedong kedua disebut Candi Wadon (perempuan).

Kedua candi tersebut dihubungkan oleh tembok yang terbuat dari susunan batu sekitar sepanjang 50 meter. Meski nampak sama, namun rupanya kedua candi ini memiliki tinggi dan ukiran yang berbeda.

Candi Jedong Lanang memiliki tinggi 9,75 meter, sedangkan Candi Wadon tinggi 7,19 meter. Pada bagian ambang pintu Candi I terdapat candrasengkala yang berbunyi Brahma Nora Kaya Bhumi yang berarti tahun 1.307 Saka atau 1.385 M. Sedangkan candi 2 terdapat hiasan kala dengan ukiran apik lainnya.

Ada dua bangunan berbentuk paduraksa, bangunan berbentuk gapura yang memiliki penutup. Paduraksa adalah sebuah pintu gerbang, yaitu terdiri atas tiga bagian; kaki atau landasan tempat tangga, tubuh bangunan tempat gawang pintu, dan atap bersusun yang dilengkapi kemuncak atau mastaka. Paduraksa dilengkapi dengan lawang (lubang gawang pintu) dan daun pintu.

Adanya gapura paduraksa menandakan bahwa kompleks bangunan yang memiliki gerbang seperti ini adalah bangunan penting, seperti tempat suci, atau istana. Kabarnya, dahulu Candi ini menjadi tempat peristirahatan para Raja Majapahit dan Singosari bersama permaisurinya.

Jika dilihat lebih saksama pada bagian atas ambang pintu Candi 2 terdapat hiasan kala bagian kepala. Relief kala memang biasanya diletakkan di ambang atas pintu, jendela, atau relung pada candi. Relief kala bukan hanya sekedar hiasan semata, namun juga memiliki makna.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content