Kisah Serangan Raja Airlangga Balas Dendam Hancurkan Blora

Sabtu, 24 Desember 2022 - 07:15 WIB
Patung Raja Airlangga yang didewakan berupa Dewa Wisnu mengendarai Garuda berada di Museum Trowulan, Jawa Timur. Foto/Ist
KERAJAAN Mataram Kuno menemui titik nadirnya usai mendapatkan serangan dari Wurawari dari Lwaram, Blora. Sang Raja Dharmawangsa Teguh tewas seketika usai mendapat serangan dari sekutu Kerajaan Sriwijaya ini. Hal ini pula yang melatarbelakangi serangan balasan dari Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan.

Airlangga yang berhasil melarikan diri dari serangan Lwaram, kemudian menjalani hidup sebagai pelarian dari hutan ke hutan. Ia ditemani oleh Mpu Narotama hidup sebagai pelarian sebelum akhirnya mendirikan kerajaan baru di Wawatan Mas.





Kala itu, Airlangga diminta rakyat Medang untuk mendirikan kerajaan baru pasca hancurnya Kerajaan Mataram.

Perjuangan Airlangga yang bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa sebagai raja di Kerajaan Kahuripan bukan hal yang mudah.

Wilayah kekuasaannya saat itu hanya mencakup daerah yang sempit di Sidoarjo dan Pasuruan. Pasalnya sebagaimana dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, setelah wafatnya Dharmawangsa Teguh banyak wilayah kekuasaan Medang yang melepaskan diri untuk menjadi negara yang merdeka.

Enam tahun kemudian tepatnya pada 1025 M, Airlangga berupaya untuk melakukan ekspansi wilayah kekuasaannya. Hal ini didukung dengan ekspansi kekuasaan Rajendra Coladewaraja Colamandala dari India untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.



Alhasil secara kekuatan hal ini menguntungkan Airlangga yang kesulitan menghadapi Sriwijaya. Usaha ekspansi wilayah pun membawa hasil yang gemilang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content