Anak Badak Jawa Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon, Menteri LHK Beri Nama Lordzac
Minggu, 18 Desember 2022 - 11:17 WIB
"Aktivitas perburuan, predator (ajag/anjing hutan), penyakit, kemungkinan inbreeding, dan bencana alam menghadang di depan kita yang mengancam keberadaan dan kelestarian Badak Jawa," jelasnya.
"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," imbuhnya.
Baca: Kebakaran Landa Pondok Rehabilitasi di Surabaya, Penghuni Panik Menyelamatkan Diri.
Kata Siti, monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Banteng Jawa (Bos javanicus).
"Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, serta peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya," tutup Menteri Siti.
"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," imbuhnya.
Baca: Kebakaran Landa Pondok Rehabilitasi di Surabaya, Penghuni Panik Menyelamatkan Diri.
Kata Siti, monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Banteng Jawa (Bos javanicus).
"Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, serta peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya," tutup Menteri Siti.
(nag)
tulis komentar anda