Kisah Ramalan Legendaris Raja Jayabaya dan Peran Ulama di Baliknya

Senin, 28 November 2022 - 23:14 WIB
Dari ulama tersebutlah, Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka sampai datangnya hari Kiamat. Diduga sosok Maolana Ngali Samsujen inilah yang menjadi sumber inspirasi bagi Prabu Jayabaya dalam membuat ramalan-ramalan jitunya tentang Nusantara.

Lalu pertanyaan labuh jauh, siapakah sosok Maolana Ngali Samsujen ini? Sejarawan Agus Sunyoto dalam karya berjudul “Atlas Wali Songo” menjawab bahwa Maolana Ngali Samsujen yang dimaksud tidak lain adalah Syeikh Syamsuddin Wasil. Sosok Syeikh Syamsuddin Wasil, dalam historiografi Jawa, dikenal sebagai ulama besar asal Negeri Ngerum/Rum (Persia).

Ia datang ke Nusantara, khususnya Kediri atas permintaan Raja Kediri Sri Maharaja Mapanji Jayabaya. Ia diminta untuk berdakwah membahas Kitab Musyarar yang berisi ilmu pengetahuan khusus seperti perbintangan (ilmu falak) dan nujum (ramal-meramal).

Lagi menuurut Agus, naskah Serat Jangka Jayabaya yang muncul pada abad ke-17 yang diyakini masyarakat Jawa sebagai karya Sri Mapanji Jayabaya dalam meramal masa depan Nusantara, berhubungan erat dengan keberadaan tokoh Syeikh Syamsuddin Wasil yang berasal dari Persia itu.

Pendapat tersebut juga dikuatkan Soedjpto Abimanyu dalam buku "Babad Tanah Jawi". Dalam buku ini Soedjpto menyebutkan bahwa Jayabaya mendapat gambaran tentang keadaan Pulau Jawa sejak zaman diisi oleh Aji Saka hingga datangnya hari kiamat kelak.

Namun, jauh sebelum terkenal dengan ramalannya, Jayabaya dalam silsilah raja-raja tanah Jawa merupakan salah satu keturunan Batara Wisnu, yang melahirkan raja-raja Jawa. Pada tradisi besar Jawa, nama besar Jayabaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa.

Sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram islam atau sesudahnya sebagai Prabu Jayabaya. Jayabaya disebutkan sebagai titisan Wisnu, negaranya bernama Widarba, yang beribukota di Mamenang.

Ayahnya bernama Gendrayana, putra Yudayana, putra Parikesit, putra Abimanyu, putra Arjuna dari keluarga Pandawa. Permaisuri Jayabaya bernama Dewi Sara, yang lahirnya dari Jaya Amijaya. Dimana ini menurunkan raja-raja tanah Jawa, bahkan sampai Majapahit hingga Mataram Islam.

Konon, sang raja Kediri ini turun tahta pada usia tua. Ia dikisahkan moksha di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat petilasannnya tersebut dikeramatkan oleh penduduk setempat.
(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content