Kisah Ramalan Legendaris Raja Jayabaya dan Peran Ulama di Baliknya

Senin, 28 November 2022 - 23:14 WIB
Bagi yang pernah belajar sejarah, khususnya sejarah raja-raja Nusantara, pasti ingat nama Raja Jayabaya. Raja atau Prabu Jayabaya terkenal karena ramalannya yang akurat. Foto ilustrasi
JAKARTA - Bagi yang pernah belajar sejarah atau setidaknya pernah membaca buku sejarah, khususnya sejarah raja-raja Nusantara, pasti ingat nama Raja Jayabaya . Raja yang satu ini tidak seperti Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit yang terkenal karena pernah menyatukan seluruh Nusantara di masa pemerintahannya. Raja atau Prabu Jayabaya terkenal karena ramalannya yang akurat. Konon, ada sosok ulama di balik kemampuannya meramal masa depan Nusantara.

Prabu Jayabaya adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Seperti raja umumnya memiliki gelar, Jayabaya memiliki nama panjang sekaligus merupakan gelar, yaitu Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa. Baca juga: Ramalan Jayabaya Tentang Zaman Kehancuran, Peralihan sebelum Datangnya Era Kedamaian

Dihimpun dari banyak sumber, disebutkan bahwa satu dari banyak peningalan Jayabaya adalah Kitab Musyarar atau dikenal juga dengan Serat Jangka Jayabaya. Dalam Kitab Musyarar tertuang ramalan tentang masa depan Nusantara. Apa saja yang diterawang Jayabaya pada abad ke-12 itu?

Pertama, Jayabaya pada abad itu sudah meramalkan bahwa suatu saat akan datang bangsa asing ke Nusantara . Kedua, ia juga menyampaikan bahwa akan berdirinya sebuah Negara yang kini kita kenal dengan Indonesia saat ini. Ketiga, Jayabaya meramalkan akan hadirnya sang ratu adil yang akan memerintah.

Ramalan pertama dan kedua dinilai sudah terpenuhi dengan datangnya penjajah bangsa asing. Dan setelah ratusan tahun Nusantara dijajah, terbentuklah Negara Indonesia. Menarik bahwa sejarawan tidak sepenuhnya meyakini bahwa kitab tersebut ditulis langsung oleh Prabu Jayabaya.



Sebab, pada masa Jayanya ada dua pujangga terkenal, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kedua Mpu ini memiliki karya antara lain Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya. Dalam karya-karya tersebut tidak disebut sama sekali kalau Kitab Musyarar karya Jayabaya.

Maka para sejarawan menduga, ada sosok lain yang menjadi pengarang Kitab Musyarar. Sosok itu adalah bernama Ranggawarsita, pujangga besar yang juga ahli ramalan dari Surakarta. Hanya, biasanya Ranggawarsita menyisipkan namanya dalam naskah-naskah tulisannya, sedangkan pada naskah-naskah Ramalan Jayabaya pada Kitab Musyarar bersifat anonim.

Dengan problem itu, para sejarawan sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musyarar) karangan Sunan Giri Prapen (Sunan Giri ke-3) yang dikumpulkannya pada tahun Saka 1540, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M.

Kembali ke Kitab Musyarar itu sendiri, Serat Jangka Jayabaya tidak lain adalah sebuah kitab yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Dalam bait pertama kitab Musyarar yang menuliskan bahwa Jayabaya yang membuat ramalan-ramalan tersebut. Namun yang menarik, dalam Kitab Musyarar dikisahkan bahwa pada suatu hari Jayabaya berguru pada seorang ulama bernama Maolana Ngali Samsujen.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More