Ikut UTBK, Perjuangan Tuna Netra Yovan Wujudkan Cita-cita Jadi Guru
Rabu, 08 Juli 2020 - 12:57 WIB
SOLO - Kehadiran Yovan Rate Azis, sebagai peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menarik perhatian. Meski tuna netra, kondisi itu tak menghalangi tekad Yovan kuliah agar cita-citanya menjadi guru dapat terwujud.
Yovan mengatakan, memilih Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ini. “Kampus pilihan pertama saya UNS dan kampus pilihan keduanya adalah Universitas Negeri (UNY) Yogyakarta. Cita-cita saya ingin jadi guru,” kata Yovan. (BACA JUGA: Teman Netra Kini Bisa Pantau Langsung Penanganan COVID-19 di Jabar )
Karena penyandang tuna netra, Yovan mendapat perlakuan khusus. Yakni melaksanakan UTBK di Gedung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UNS. (BACA JUGA: Penyandang Tuna Netra Semarang Inginkan Kartu Prakerja Tanpa Seleksi )
Peralatan yang digunakan Yovan saat mengerjakan soal UTBK disediakan langsung Panitia UTBK SBMPTN 2020 UNS. Peralatan tersebut diantaranya kertas, reglet, dan NonVisual Desktop Access (NVDA). (BACA JUGA: Derita Kakak Beradik Tuna Netra Sejak Lahir di Tapanuli Selatan )
Dia butuh proses tiga bulan untuk mempersiapkan UTBK. Yovan belajar secara mandiri di rumahnya di kawasan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo. Dia memanfaatkan aplikasi belajar online untuk mempelajari soal-soal UTBK.
Sebelum mulai mengerjakan soal UTBK, Yovan terlebih dulu diberikan arahan dan penjelasan oleh seorang teknisi ruang. Selain itu, dia juga dibantu untuk mengisi nomor dan nama peserta pada komputer.
Mengenai kendala yang dihadapi dalam persiapan SBMPTN, Yovan mengatakan jika dia sulit memahami soal UTBK berupa grafik. Seperti materi soal numerik dan deretan angka, biasanya grafik sehingga susah membaca.
“Jika screen readernya membaca gambar tidak bisa. Selama tiga bulan belajar di rumah untuk persiapan UTBK dengan menggunakan aplikasi,” ungkap dia.
Yovan merupakan atlet blind judo. Saat datang ke kampus UNS, dia diantar pelatihnya di National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.
Wakil Rektor bidang Akademik UNS Prof Ahmad Yunus saat meninjau pelaksanaan UTBK dan bertemu secara langsung dengan Yovan di dalam ruang UTBK. Ahmad Yunus ingin memastikan tidak ada kendala dalam proses pengerjaan soal.
Yovan mengatakan, memilih Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ini. “Kampus pilihan pertama saya UNS dan kampus pilihan keduanya adalah Universitas Negeri (UNY) Yogyakarta. Cita-cita saya ingin jadi guru,” kata Yovan. (BACA JUGA: Teman Netra Kini Bisa Pantau Langsung Penanganan COVID-19 di Jabar )
Karena penyandang tuna netra, Yovan mendapat perlakuan khusus. Yakni melaksanakan UTBK di Gedung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UNS. (BACA JUGA: Penyandang Tuna Netra Semarang Inginkan Kartu Prakerja Tanpa Seleksi )
Peralatan yang digunakan Yovan saat mengerjakan soal UTBK disediakan langsung Panitia UTBK SBMPTN 2020 UNS. Peralatan tersebut diantaranya kertas, reglet, dan NonVisual Desktop Access (NVDA). (BACA JUGA: Derita Kakak Beradik Tuna Netra Sejak Lahir di Tapanuli Selatan )
Dia butuh proses tiga bulan untuk mempersiapkan UTBK. Yovan belajar secara mandiri di rumahnya di kawasan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo. Dia memanfaatkan aplikasi belajar online untuk mempelajari soal-soal UTBK.
Sebelum mulai mengerjakan soal UTBK, Yovan terlebih dulu diberikan arahan dan penjelasan oleh seorang teknisi ruang. Selain itu, dia juga dibantu untuk mengisi nomor dan nama peserta pada komputer.
Mengenai kendala yang dihadapi dalam persiapan SBMPTN, Yovan mengatakan jika dia sulit memahami soal UTBK berupa grafik. Seperti materi soal numerik dan deretan angka, biasanya grafik sehingga susah membaca.
“Jika screen readernya membaca gambar tidak bisa. Selama tiga bulan belajar di rumah untuk persiapan UTBK dengan menggunakan aplikasi,” ungkap dia.
Yovan merupakan atlet blind judo. Saat datang ke kampus UNS, dia diantar pelatihnya di National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.
Wakil Rektor bidang Akademik UNS Prof Ahmad Yunus saat meninjau pelaksanaan UTBK dan bertemu secara langsung dengan Yovan di dalam ruang UTBK. Ahmad Yunus ingin memastikan tidak ada kendala dalam proses pengerjaan soal.
(awd)
tulis komentar anda