Kemenkominfo Gandeng Influencer Membumikan KTT G20
Rabu, 26 Oktober 2022 - 22:11 WIB
DENPASAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng pegiat media sosial untuk menyebarluaskan informasi KTT G20. Hal ini karena masyarakat banyak yang tidak mengerti tentang hajatan besar ini.
"Ibu-ibu di kampung tahunya G20 itu beras 20 kilogram," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong di acara G20 Influencer Gathering di Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2022).
Dia lalu menyampaikan hasil survei dua lembaga, Indikator dan SMRC. Survei itu menyebut masyarakat yang tahu Indonesia menjadi tuan rumah G20 itu cuma 32 persen.
Usman mengakui bahasa yang digunakan pemerintah terlalu tinggi, misalnya saja Indonesia Presidensi G20. Padahal jika dibuat dengan bahasa sederhana, maka sama artinya Indonesia sebagai tuan rumah konferensi negara-negara maju.
Presiden Jokowi, lanjut dia, menginginkan munculnya demam G20. "Analoginya seperti 17 Agustus, di mana-mana warga pasang bendera ada lombanya juga," sebutnya.
Karena itu, di waktu yang tinggal tersisa kurang dari tiga minggu ini, Usman meminta komunitas influencer turut membantu membumikan narasi G20 yang masih di awang-awang.
Dengan bahasa yang informal dan sederhana, dia yakin narasi G20 bisa mudah dipahami masyarakat di kampung-kampung.
"Tidak diragukan. Namanya saja influencer. Tukang mempengaruhi, followers-nya banyak," ujar Usman.
Model sekaligus influencer, Dominique Diyose, yang hadir menyebut, tugas utama pegiat media sosial yaitu menyederhanakan isu-isu yang akan dibicarakan dalam KTT G20.
"Kalau aku sih akan menyampaikan isu energi berkelanjutan dengan bahasaku agar mudah dimengerti followers," ujar aktivis lingkungan yang memiliki 171 ribu followers ini.
"Ibu-ibu di kampung tahunya G20 itu beras 20 kilogram," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong di acara G20 Influencer Gathering di Nusa Dua, Bali, Rabu (26/10/2022).
Dia lalu menyampaikan hasil survei dua lembaga, Indikator dan SMRC. Survei itu menyebut masyarakat yang tahu Indonesia menjadi tuan rumah G20 itu cuma 32 persen.
Usman mengakui bahasa yang digunakan pemerintah terlalu tinggi, misalnya saja Indonesia Presidensi G20. Padahal jika dibuat dengan bahasa sederhana, maka sama artinya Indonesia sebagai tuan rumah konferensi negara-negara maju.
Presiden Jokowi, lanjut dia, menginginkan munculnya demam G20. "Analoginya seperti 17 Agustus, di mana-mana warga pasang bendera ada lombanya juga," sebutnya.
Karena itu, di waktu yang tinggal tersisa kurang dari tiga minggu ini, Usman meminta komunitas influencer turut membantu membumikan narasi G20 yang masih di awang-awang.
Dengan bahasa yang informal dan sederhana, dia yakin narasi G20 bisa mudah dipahami masyarakat di kampung-kampung.
"Tidak diragukan. Namanya saja influencer. Tukang mempengaruhi, followers-nya banyak," ujar Usman.
Model sekaligus influencer, Dominique Diyose, yang hadir menyebut, tugas utama pegiat media sosial yaitu menyederhanakan isu-isu yang akan dibicarakan dalam KTT G20.
"Kalau aku sih akan menyampaikan isu energi berkelanjutan dengan bahasaku agar mudah dimengerti followers," ujar aktivis lingkungan yang memiliki 171 ribu followers ini.
(shf)
tulis komentar anda