Peringatan HSN 2022: Ajak Santri Kembalikan Kejayaan Pidie dan Aceh yang Hilang

Minggu, 23 Oktober 2022 - 04:52 WIB
"Saya mengajak semua kalangan untuk dapat memanfaatkan momentum ini, merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan serta mengenang semua ulama Aceh yang banyak berjuang untuk Indonesia," kata Wahyudi Adisiwanto.

Dia menyatakan, konteks santri yang paling utama adalah persoalan dalam mendidik akhlak yang baik dimulai dengan dilatih kedisiplinan. "Jadi kalo kita bicara kebijakan berbasis data maka data yang terkumpul, dasar timbul kasus tersebut dari minimnya akhlak dan etika sehingga berunjung dengan kekerasan hingga berakhir tindakan kriminal yang menjadikan semuanya hancur," katanya.

Di samping itu, persoalan tersebut juga terjadi karena perekonomian dalam keluarga, akibat tidak adanya penghasilan kepala keluarga guna memenuhi kebutuhan.

"Paradigma objek konsep tersebut ada pada santri, pemuda dan ibu-ibu. Semuanya diawali oleh santri yang berakhlak mulai dari basic agama yang dibina saat mereka menimba ilmu mulai sari dasarnya ilmu sehingga kuat akhlak yang mereka peroleh untuk dipertanggung jawabkan ke Allah," kata alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember tersebut.

Dia yakin dengan santri persoalan akhlak bisa teratasi sehingga persoalan ekonomi dalam sebuah wadah atau keluarga akan ditandingi dengan akhlak yang nantinya akan mewujudkan keseimbangannya.

"Saya juga bangga terhadap banyaknya ulama-ulama yang ada di Aceh, mereka berjuang dalam menegakkan kebenaran membela negara dengan mendidik santri-santri berkualitas, hal tersebut juga telah diakui oleh Kyai diluar Aceh," katanya.

Wahyudi secara khusus menyinggung pesan ulama sepuh Aceh, Abu Langkawi yang menyatakan agar dirinya dan semua pihak di Pidie untuk menemukan kembali kejayaan Pidie yang hilang.

"Pesan Abu Langkawi yang juga doa ini menjadi penting bagi masyarakat Pidie yaitu untuk menemukan kembali Kejayaan Pidie yang hilang. Tentunya slogan Salam Pidie Mulia menjadi sangat relevan untuk mengelorakan semangat mengembalikan kejayaan Pidie dan Aceh yang masa lalu telah memasuki era kemasan dan dicatat oleh sejumlah musyafir China yaitu Fa Hian dan I Tsing serta Ibnu Batutah dari Timur Tengah pada abad 5-7 Masehi itu," tegas Wahyudi.
(msd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content