Mengharukan! Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Sedekahkan Santunan Rp100 Juta untuk Fakir Miskin
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 15:14 WIB
MALANG - Keluarga korban tewas tragedi Kanjuruhan, sedekahkan seluruh bantuan dari pemerintah ke fakir miskin, yatim piatu, dan janda. Aksi tersebut untuk mengenang kebaikan sang anak semasa hidup.
Wiyanto, ayah korban tragedi Kanjuruhan mengatakan, putranya yang bernama Septian Ragil Syahputra, tewas saat tragedi Kanjuruhan.
"Hampir Rp100 juta santunan dari pemerintah kabupaten, provinsi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pihak swasta yang dibagikan kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda di Desa Karangpandan," katanya, Sabtu (8/10/2022).
Dijelaskan dia, pihak keluarga memutuskan untuk menyedekahkan kembali santunan yang mereka terima dengan pertimbangan Agil merupakan pribadi yang dermawan semasa hidupnya.
"Dengan sedekah ini, kami berharap pahala untuk Agil tidak terputus. Semasa hidup, Agil anak yang baik. Dia selalu bersedekah, setiap tanggal 3, setelah menerima gaji dari bekerja di kebun jeruk," jelasnya.
Saat tragedi itu terjadi, Agil menonton bersama teman-temannya. Agil saat itu sedang menolong dua perempuan di tepi lapangan Pintu 12. Namun, nyawa ketiganya malah tidak tertolong.
"Tidak ada yang pernah menyangka. Kami hanya berharap, mendapatkan keadilan," pungkasnya.
Wiyanto, ayah korban tragedi Kanjuruhan mengatakan, putranya yang bernama Septian Ragil Syahputra, tewas saat tragedi Kanjuruhan.
"Hampir Rp100 juta santunan dari pemerintah kabupaten, provinsi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pihak swasta yang dibagikan kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda di Desa Karangpandan," katanya, Sabtu (8/10/2022).
Dijelaskan dia, pihak keluarga memutuskan untuk menyedekahkan kembali santunan yang mereka terima dengan pertimbangan Agil merupakan pribadi yang dermawan semasa hidupnya.
"Dengan sedekah ini, kami berharap pahala untuk Agil tidak terputus. Semasa hidup, Agil anak yang baik. Dia selalu bersedekah, setiap tanggal 3, setelah menerima gaji dari bekerja di kebun jeruk," jelasnya.
Saat tragedi itu terjadi, Agil menonton bersama teman-temannya. Agil saat itu sedang menolong dua perempuan di tepi lapangan Pintu 12. Namun, nyawa ketiganya malah tidak tertolong.
"Tidak ada yang pernah menyangka. Kami hanya berharap, mendapatkan keadilan," pungkasnya.
(san)
tulis komentar anda