Bina Wirausahawan, Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti Gandeng 2 Lembaga Ini

Minggu, 28 Agustus 2022 - 21:02 WIB
Ketua Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti Benyamin Prayogo (tengah kanan) menandatangani MoU dengan Managing Director Monroe Consulting Group Indonesia Tina Nugraheni (tengah kiri), disaksikan oleh Wakil Ketua Bidang Pengembangan Alumni Ikat
JAKARTA - Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti memprakarsai kemitraan strategis dengan Monroe Consulting Group (perusahaan rekrutmen yang mendapat pengakuan internasional) dan Wiranesia (sebuah organisasi think tank, ekosistem, dan platform UMKM terkemuka di Indonesia). Kemitraan ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara keterampilan lulusan perguruan tinggi dan prospek permintaan akan talenta yang terus meningkat.

Kemitraan ini mencakup dua fokus utama, yakni program career counseling yang mendalam dan interaktif bagi mahasiswa tingkat akhir dan calon wirausaha, serta identifikasi dan pengembangan talent pool.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Ketua Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti Benyamin Prayogo, Managing Director Monroe Consulting Group Indonesia Tina Nugraheni, Founder Wiranesia Foundation Faransyah Agung Jaya, dan disaksikan oleh Triari Senawirawan, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Alumni Ikatan Alumni FEB Manajemen Universitas Trisakti sekaligus Managing Director Warner Musik Indonesia.

Tina Nugraheni, Managing Director Monroe Consulting Group Indonesia mengatakan, inisiatif ini sejalan dengan komitmen pihaknya untuk mengatasi kesenjangan keterampilan lulusan di Indonesia. Melalui kemitraan tersebut, pihaknya yakin dapat membantu memberikan wawasan yang bermanfaat bagi mahasiswatingkat akhir agar siap memasuki dunia profesional.

"Tidak hanya itu, mengembangkan talent pool dengan keahlian manajemen bisnis sebagai salah satu keterampilan penting di dunia profesional yang membedakan para kandidat ini,” ujar Tina, pada acara penandatanganan MoU, Sabtu (27/8/2022).



Untuk diketahui, berdasarkan survei World Economic ForumExecutive Opinion Survey (EOS)4, krisis ketenagakerjaan dan mata pencaharian menempati peringkat ketiga dari lima risiko teratas yang dihadapi Indonesia setelah krisis utang dan krisis

lingkungan akibat ulah manusia.

Data tahun 2020 yang menunjukkan bahwa hanya 25 persen lulusan perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sesuai dengan keahliannya dan terdapat 22,2 persen generasi mudayang tidak memiliki pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan.

Studi yang dilakukan oleh Manajemen Kebijakan Oxford untuk UNICEF5 menyatakan terdapat kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di perguruan tinggi dan yang dibutuhkan di tempatkerja, mendorong risiko pengangguran.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More