Kisah Wisatawan COVID-19: Sembuh Setelah 18 Hari Jalani Isolasi di Hotel
Senin, 29 Juni 2020 - 09:35 WIB
MAKASSAR - Seorang peserta Wisata COVID-19, mengisahkan kesembuhannya dari virus berbahaya Coronavirus Disease. Ia berhasil sembuh setelah menjalani isolasi di salah satu hotel di Makassar. Bagaimana hari-harinya selama isolasi? berikut kisah lengkapnya.
Bermula dari swab yang saya lakukan pada hari Senin tgl 1 juni 2020, kisah ‘wisata"’ saya pun dimulai. Kehidupan saya seketika berubah pada saat hasil swab saya keluar di tanggal 3 Juni 2020. Hasil tersebut menyatakan saya positif COVID-19.
Secara manusiawi, saya agak down saat mendengar berita ini, tapi sebagai orang yang beragama, saya berkata dalam hati ini adalah kehendak ilahi rabbi yang harus saya terima dengan ikhlas, tabah dan sabar. Hal ini pun saya jadikan sebagai obat dan sugesti untuk diri saya agar dengan ikhlas menerimanya dan menjalani treatment dengan baik.
Saya pun menjalani karantina di salah satu hotel bintang 4 yang ada di Kota Makassar pada hari Jumat tanggal 5 Juni. Sesampai di hotel tersebut, kami disterilkan dengan disinfektan, takut juga saya karena di hotel ada tentara, polisi, org berpakaian apd lengkap. Baca : Program Wisata COVID-19 Sulsel Berhasil Sembuhkan 1.688 Pasien
Pada saat kami diterima di lobby hotel, kami diberikan tata tertib selama menjalani wisata ini, disampaikan bahwa ada pendamping yg akan membantu kita. Dengan perasaan yang agak ragu dan was-was, bagaimana bentuk kamar di hotel, apakah sudah berubah konsep? Tidak lagi seperti kamar hotel yang seperti yang kita tahu selama ini? Apakah di kamar hotel tersebut akan tersedia alat infus, alat bantu nafas?
Saya memasuki ruangan kamar saya sambil mengucapkan salam. Ternyata, kamar tersebut seperti biasa, masyaa allah, dan pada saat itu juga saya yakin akan sembuh karena betul slogan bahwa kita ini lagi wisata COVID. Sebetulnya, sebagai orang beragama saya selalu yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri kita ada hikmahnya. Termasuk COVID-19 yang saya alami.
Hari demi hari saya lewati karantina di kamar dengan berzikir, salawat, mengaji dan mentadaburi Alquran. Saya merasa ibadah saya semakin meningkat. Doa yang saya panjatkan kepada Allah juga tidak pernah putus, dan itu menjadi obat yang sangat berpengaruh untuk kesembuhan saya.
Namun, terkadang rasa sedih juga muncul. Hal itu memang sangat manusiawi. Hari-hari selama di karantina ini pun membuat perasaan saya campur aduk, dan membuat nafsu makan saya sedikit berkurang. Baca Juga : Sukses Ikuti Isolasi Mandiri di Hotel, 60% Peserta Wisata Covid-19 Dipulangkan
Bermula dari swab yang saya lakukan pada hari Senin tgl 1 juni 2020, kisah ‘wisata"’ saya pun dimulai. Kehidupan saya seketika berubah pada saat hasil swab saya keluar di tanggal 3 Juni 2020. Hasil tersebut menyatakan saya positif COVID-19.
Secara manusiawi, saya agak down saat mendengar berita ini, tapi sebagai orang yang beragama, saya berkata dalam hati ini adalah kehendak ilahi rabbi yang harus saya terima dengan ikhlas, tabah dan sabar. Hal ini pun saya jadikan sebagai obat dan sugesti untuk diri saya agar dengan ikhlas menerimanya dan menjalani treatment dengan baik.
Saya pun menjalani karantina di salah satu hotel bintang 4 yang ada di Kota Makassar pada hari Jumat tanggal 5 Juni. Sesampai di hotel tersebut, kami disterilkan dengan disinfektan, takut juga saya karena di hotel ada tentara, polisi, org berpakaian apd lengkap. Baca : Program Wisata COVID-19 Sulsel Berhasil Sembuhkan 1.688 Pasien
Pada saat kami diterima di lobby hotel, kami diberikan tata tertib selama menjalani wisata ini, disampaikan bahwa ada pendamping yg akan membantu kita. Dengan perasaan yang agak ragu dan was-was, bagaimana bentuk kamar di hotel, apakah sudah berubah konsep? Tidak lagi seperti kamar hotel yang seperti yang kita tahu selama ini? Apakah di kamar hotel tersebut akan tersedia alat infus, alat bantu nafas?
Saya memasuki ruangan kamar saya sambil mengucapkan salam. Ternyata, kamar tersebut seperti biasa, masyaa allah, dan pada saat itu juga saya yakin akan sembuh karena betul slogan bahwa kita ini lagi wisata COVID. Sebetulnya, sebagai orang beragama saya selalu yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri kita ada hikmahnya. Termasuk COVID-19 yang saya alami.
Hari demi hari saya lewati karantina di kamar dengan berzikir, salawat, mengaji dan mentadaburi Alquran. Saya merasa ibadah saya semakin meningkat. Doa yang saya panjatkan kepada Allah juga tidak pernah putus, dan itu menjadi obat yang sangat berpengaruh untuk kesembuhan saya.
Namun, terkadang rasa sedih juga muncul. Hal itu memang sangat manusiawi. Hari-hari selama di karantina ini pun membuat perasaan saya campur aduk, dan membuat nafsu makan saya sedikit berkurang. Baca Juga : Sukses Ikuti Isolasi Mandiri di Hotel, 60% Peserta Wisata Covid-19 Dipulangkan
tulis komentar anda