Gara-gara Selisih Paham, Santri Dikeroyok Temannya di Pondok Pesantren
Jum'at, 15 Juli 2022 - 18:49 WIB
PASAWARAN - NAP (14), warga Kota Bumi, Lampung Utara, diduga menjadi korban pengeroyokan sesama santri di Pondok Pesantren Darul Hufadz, Desa Bernung, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.
Atas kejadian tersebut, Try Pryo Purnomo (41) yang merupakan ayah korban, langsung melaporkan kejadian penganiayaan terseburt ke Polres Pesawaran.
“Hari ini, kami melaporkan ke Polres Pesawaran, terkait penganiayaan di bawah umur yang dialami anak saya,” kata dia, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, peristiwa itu sudah hampir satu bulan terjadi di dalam lingkungan Pondok Pesantren Darul Hufadz.
“Kejadian itu kurang lebih satu bulan, dan saya mengetahui itu justru dari anak saya sendiri yang mungkin dia keceplosan. Kemudian saya telusuri, ternyata benar kalau anak saya menjadi korban penganiayaan,” paparnya.
Pihaknya pun telah berusaha menghubungi pemilik maupun pengurus Pondok Pesantren Darul Huffas untuk memediasi, supaya permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, tidak ada respon.
“Atas kejadian ini, anak saya sekarang trauma, ingin keluar dari sekolah dan tidak ingin melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren tersebut. Saya harap para pelaku mendapatkan hukuman setimpal," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Try Pryo Purnomo (41) yang merupakan ayah korban, langsung melaporkan kejadian penganiayaan terseburt ke Polres Pesawaran.
“Hari ini, kami melaporkan ke Polres Pesawaran, terkait penganiayaan di bawah umur yang dialami anak saya,” kata dia, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, peristiwa itu sudah hampir satu bulan terjadi di dalam lingkungan Pondok Pesantren Darul Hufadz.
“Kejadian itu kurang lebih satu bulan, dan saya mengetahui itu justru dari anak saya sendiri yang mungkin dia keceplosan. Kemudian saya telusuri, ternyata benar kalau anak saya menjadi korban penganiayaan,” paparnya.
Pihaknya pun telah berusaha menghubungi pemilik maupun pengurus Pondok Pesantren Darul Huffas untuk memediasi, supaya permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, tidak ada respon.
“Atas kejadian ini, anak saya sekarang trauma, ingin keluar dari sekolah dan tidak ingin melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren tersebut. Saya harap para pelaku mendapatkan hukuman setimpal," ungkapnya.
tulis komentar anda