Muhibah Budaya Jalur Rempah Resmi Berlayar pada Hari Lahir Pancasila
Rabu, 01 Juni 2022 - 21:40 WIB
SURABAYA - Bertepatan Hari Lahir Pancasila , Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim bersama Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono melepas KRI Dewaruci yang membawa para peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 atau Laskar Rempah menyusuri titik-titik Jalur Rempah Nusantara, Rabu (1/6/2022).
Dari Dermaga Komando Armada (Koarmada) II, Surabaya, Jawa Timur (Jati, KRI Dewaruci bersama Laskar Rempah berlayar menuju ke Makassar. Lalu dilanjutkan ke Baubau dan Buton, lalu ke Ternate dan Tidore. Kemudian ke Banda Neira, selanjutnya ke Kupang, serta kembali ke Surabaya pada 2 Juli 2022 mendatang.
"Keberangkatan KRI Dewaruci ini adalah tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa kita," kata Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim.
Baca juga: Khofifah-Eri Cahyadi Susuri Sungai Kalimas: Sangat Keren Seperti di Venice, Italia
Jalur Rempah yang berpusat di Nusantara, lanjut Nadiem, berperan penting dalam mendorong kemajuan peradaban global. "Selama lebih dari seribu tahun, jauh sebelum kedatangan Eropa, para pelaut, pedagang, dan cendekia, dari berbagai belahan dunia berinteraksi dan melahirkan keragaman budaya yang kemudian menjadi inti kekuatan bangsa kita," ujarnya.
Nadiem menambahkan, Pancasila lahir dari bumi dengan budaya yang beraneka ragam. "Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila tidak diciptakan, melainkan digali dari bumi kita. Pancasila menjadi falsafah bangsa yang mempersatukan kita dalam keragaman dengan semangat kebhinekaan," tuturnya.
Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah diselenggarakan Kemendikbud Ristek, bekerja sama dengan TNI AL, Pemerintah Daerah, serta berbagai komunitas budaya. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Serta upaya untuk melibatkan generasi muda untuk mengenal narasi sejarah peradaban rempah dari geladak kapal Indonesia sendiri," terang Nadiem.
Muhibah Budaya Jalur Rempah, kata dia, semakin mempertegas adidaya budaya Indonesia serta kedaulatan Indonesia yang terbangun oleh ragam budaya yang dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah.
"Perjalanan ini kami yakin akan memperkuat upaya pemajuan kebudayaan dan penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila yang saat ini sedang kita upayakan bersama," tandasnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid mengungkapkan, pemerintah berupaya mengajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024 mendatang.
“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO," katanya.
Acara pelepasan diwarnai kemeriahan budaya Jawa Timur, seperti pertunjukkan Tari Remo, Tari Dadak Merak, dan Ganong Kecil. Selain itu, juga dilakukan ritual Larung Rempah, yakni mengantarkan KRI Dewaruci ke lautan diiringi oleh perahu kora-kora.
Dari Dermaga Komando Armada (Koarmada) II, Surabaya, Jawa Timur (Jati, KRI Dewaruci bersama Laskar Rempah berlayar menuju ke Makassar. Lalu dilanjutkan ke Baubau dan Buton, lalu ke Ternate dan Tidore. Kemudian ke Banda Neira, selanjutnya ke Kupang, serta kembali ke Surabaya pada 2 Juli 2022 mendatang.
"Keberangkatan KRI Dewaruci ini adalah tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa kita," kata Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim.
Baca juga: Khofifah-Eri Cahyadi Susuri Sungai Kalimas: Sangat Keren Seperti di Venice, Italia
Jalur Rempah yang berpusat di Nusantara, lanjut Nadiem, berperan penting dalam mendorong kemajuan peradaban global. "Selama lebih dari seribu tahun, jauh sebelum kedatangan Eropa, para pelaut, pedagang, dan cendekia, dari berbagai belahan dunia berinteraksi dan melahirkan keragaman budaya yang kemudian menjadi inti kekuatan bangsa kita," ujarnya.
Nadiem menambahkan, Pancasila lahir dari bumi dengan budaya yang beraneka ragam. "Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila tidak diciptakan, melainkan digali dari bumi kita. Pancasila menjadi falsafah bangsa yang mempersatukan kita dalam keragaman dengan semangat kebhinekaan," tuturnya.
Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah diselenggarakan Kemendikbud Ristek, bekerja sama dengan TNI AL, Pemerintah Daerah, serta berbagai komunitas budaya. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Serta upaya untuk melibatkan generasi muda untuk mengenal narasi sejarah peradaban rempah dari geladak kapal Indonesia sendiri," terang Nadiem.
Muhibah Budaya Jalur Rempah, kata dia, semakin mempertegas adidaya budaya Indonesia serta kedaulatan Indonesia yang terbangun oleh ragam budaya yang dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah.
"Perjalanan ini kami yakin akan memperkuat upaya pemajuan kebudayaan dan penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila yang saat ini sedang kita upayakan bersama," tandasnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid mengungkapkan, pemerintah berupaya mengajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024 mendatang.
“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO," katanya.
Acara pelepasan diwarnai kemeriahan budaya Jawa Timur, seperti pertunjukkan Tari Remo, Tari Dadak Merak, dan Ganong Kecil. Selain itu, juga dilakukan ritual Larung Rempah, yakni mengantarkan KRI Dewaruci ke lautan diiringi oleh perahu kora-kora.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda