Buya Syafii Maarif Wafat, Legislator PKB: Cendekiawan Muslim yang Punya Keberanian Luar Biasa
Jum'at, 27 Mei 2022 - 14:04 WIB
MAJALENGKA - Ucapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan atas meninggalnya Buya Syafi'i Ma'arif di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DIY, Jumat (27/5/2022). KH. Maman Imanulhaq, anggota DPR RI dari Fraksi PKB mengatakan, Indonesia telah kehilangan salah seorang putra terbaik.
"Hari ini kita kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif. Saya biasa memanggilnya Buya Syafii," kata Kang Maman, demikian legislator asal Majalengka itu biasa disapa.
Buya syafii, jelas dia, merupakan sosok cendekiawan muslim yang cukup tegas. Selama hidupnya, Buya mampu menelurkan pembaruan.
"Seorang cendekiawan muslim, keberaniannya sungguh luar biasa. Ia seperti membabat kejumudan dalam pikiran. Meski telah sepuh dan tubuhnya rapuh, Buya tidak pernah absen untuk membela mereka yang lemah," jelas dia.
"Nalar intelektualnya memberikan warna terhadap pemikiran-pemikiran Islam. Ia memberikan izin kepada pembaharuan untuk ber-dialektika," lanjut dia.
Di balik sebagai seorang cendekiawan, Kang Maman menilai Buya merupakan sosok yang sederhana.
"Kesederhanaannya mengajarkan kita tentang hakikat kehidupan yang bersahaja. Sugeng tindak Buya, insya Allah husnul khotimah lan amal ibadah pun ditampi Gusti Sang Maha Kuasa," kata Kang Maman yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Mizan, Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka itu.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
"Hari ini kita kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif. Saya biasa memanggilnya Buya Syafii," kata Kang Maman, demikian legislator asal Majalengka itu biasa disapa.
Buya syafii, jelas dia, merupakan sosok cendekiawan muslim yang cukup tegas. Selama hidupnya, Buya mampu menelurkan pembaruan.
"Seorang cendekiawan muslim, keberaniannya sungguh luar biasa. Ia seperti membabat kejumudan dalam pikiran. Meski telah sepuh dan tubuhnya rapuh, Buya tidak pernah absen untuk membela mereka yang lemah," jelas dia.
"Nalar intelektualnya memberikan warna terhadap pemikiran-pemikiran Islam. Ia memberikan izin kepada pembaharuan untuk ber-dialektika," lanjut dia.
Di balik sebagai seorang cendekiawan, Kang Maman menilai Buya merupakan sosok yang sederhana.
"Kesederhanaannya mengajarkan kita tentang hakikat kehidupan yang bersahaja. Sugeng tindak Buya, insya Allah husnul khotimah lan amal ibadah pun ditampi Gusti Sang Maha Kuasa," kata Kang Maman yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Mizan, Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka itu.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
(don)
tulis komentar anda