Waspada! Ini 4 Faktor Pemicu Lonjakan Kasus COVID-19 di saat Mudik
Selasa, 26 April 2022 - 00:54 WIB
JAKARTA - Satgas Penanganan COVID-19 mengidentifikasi setidaknya ada empat faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada saat mudik. Karena itu, warga diingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Keempat faktor tersebut adalah pertama, apabila disiplin protokol kesehatan rendah. "Kedua, apabila mobilitas masyarakat tinggi.Ketiga apabila cakupan vaksinasinya rendah dan terakhir adalah adanya varian baru," beber Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi dalam acara peluncuran e-book 'Mudik Aman & Sehat 2022' dan diskusi daring bertema 'Pemudik Pintar, Mudik Lebaran Lancar' yang digelar FMB9, Senin (25/4/22).
Sonny mengingatkan agar masyarakat mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker kain atau masker medis sudah sesuai dengan situasi. Sebagian orang, lanjutnya, mungkin lebih senang memakai masker kain dengan kondisi wabah COVID-19 yang relatif terkendali.
"Namun,pemakaian masker kain sebenarnya tidak cocok pada situasi mudik yang padat. Ketika kita tidak bisa menjaga jarak sebaiknya memakai masker dengan tingkat filtrasi tinggi. Masker medis itu punya filtrasi yang lebih tinggi daripada masker kain," ujar Sonny.
Warga juga disarankan melengkapi vaksinasi COVID-19 sebelum mudik. Kombinasi langkah-langkah ini, menurut Sonny, akan efektif mencegah infeksi COVID-19 saat mudik.Sonny menjelaskan bahwa pemerintah mengizinkan mudik berdasarkan pada data dan fakta.
Dari data dan fakta itu, ada sejumlah syarat yang harus dipatuhi masyarakat. "Syarat ini ditetapkan untuk melindungi kita semua. Pertama pemerintah mendorong vaksinasi," imbuhnya.
Lanjut Sonny, berdasarkan arahan presiden, bagi masyarakat yangsudah menerima vaksin booster berhak mudik tanpa perlu test.Booster ini penting, karena mampu meningkatkan imunitastubuh.
Apalagi, mudik ini dalam rangka mengunjungi kampung halaman, dimana pemudik akan bertemu mereka yang memiliki resiko cukup tinggi. "Apalagi kita akan berkunjung ke kampung halaman, dimana bertemu dengan mereka yang punya resiko, orang tua kita yang sudah lansia dan seterusnya," tutur Sonny.
Jika belum mendapatkan vaksin booster dan baru mendapat vaksin lengkap yakni vaksin dosis pertama dan dosis kedua, maka harusmelakukan test. "Kalau baru mendapat vaksin lengkap, wajib untuk test swab antigen H-1 sebelum keberangkatan atau test PCR H-3 sebelum keberangkatan," ungkapnya.
Sementara bagi mereka yang baru mendapat vaksin dosis pertama atau satu kali vaksinasi, wajib melakukan test swab antigen H-3 sebelum keberangkatan. "Kemudian syarat yang juga sangat penting adalah harus menerapkan protokol kesehatan," tukasnya.
Sonny menegaskan bahwa penerapan prokes bukan sekadar jargon atau pun lips service, namun wajib dilaksanakan. "Karena kita tahu, justru dengan memakai masker, menjaga jarak, lalu rajinmencuci tangan, itulah kemudian bentuk proteksi utama bagi diri kita mencegah penularan," tutupnya.
Lihat Juga: Di Hadapan Ribuan Babinsa, Menhan Prabowo Puji Cara Presiden Jokowi Tangani Pandemi Covid-19
Keempat faktor tersebut adalah pertama, apabila disiplin protokol kesehatan rendah. "Kedua, apabila mobilitas masyarakat tinggi.Ketiga apabila cakupan vaksinasinya rendah dan terakhir adalah adanya varian baru," beber Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi dalam acara peluncuran e-book 'Mudik Aman & Sehat 2022' dan diskusi daring bertema 'Pemudik Pintar, Mudik Lebaran Lancar' yang digelar FMB9, Senin (25/4/22).
Sonny mengingatkan agar masyarakat mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker kain atau masker medis sudah sesuai dengan situasi. Sebagian orang, lanjutnya, mungkin lebih senang memakai masker kain dengan kondisi wabah COVID-19 yang relatif terkendali.
Baca Juga
"Namun,pemakaian masker kain sebenarnya tidak cocok pada situasi mudik yang padat. Ketika kita tidak bisa menjaga jarak sebaiknya memakai masker dengan tingkat filtrasi tinggi. Masker medis itu punya filtrasi yang lebih tinggi daripada masker kain," ujar Sonny.
Warga juga disarankan melengkapi vaksinasi COVID-19 sebelum mudik. Kombinasi langkah-langkah ini, menurut Sonny, akan efektif mencegah infeksi COVID-19 saat mudik.Sonny menjelaskan bahwa pemerintah mengizinkan mudik berdasarkan pada data dan fakta.
Dari data dan fakta itu, ada sejumlah syarat yang harus dipatuhi masyarakat. "Syarat ini ditetapkan untuk melindungi kita semua. Pertama pemerintah mendorong vaksinasi," imbuhnya.
Lanjut Sonny, berdasarkan arahan presiden, bagi masyarakat yangsudah menerima vaksin booster berhak mudik tanpa perlu test.Booster ini penting, karena mampu meningkatkan imunitastubuh.
Apalagi, mudik ini dalam rangka mengunjungi kampung halaman, dimana pemudik akan bertemu mereka yang memiliki resiko cukup tinggi. "Apalagi kita akan berkunjung ke kampung halaman, dimana bertemu dengan mereka yang punya resiko, orang tua kita yang sudah lansia dan seterusnya," tutur Sonny.
Jika belum mendapatkan vaksin booster dan baru mendapat vaksin lengkap yakni vaksin dosis pertama dan dosis kedua, maka harusmelakukan test. "Kalau baru mendapat vaksin lengkap, wajib untuk test swab antigen H-1 sebelum keberangkatan atau test PCR H-3 sebelum keberangkatan," ungkapnya.
Sementara bagi mereka yang baru mendapat vaksin dosis pertama atau satu kali vaksinasi, wajib melakukan test swab antigen H-3 sebelum keberangkatan. "Kemudian syarat yang juga sangat penting adalah harus menerapkan protokol kesehatan," tukasnya.
Baca Juga
Sonny menegaskan bahwa penerapan prokes bukan sekadar jargon atau pun lips service, namun wajib dilaksanakan. "Karena kita tahu, justru dengan memakai masker, menjaga jarak, lalu rajinmencuci tangan, itulah kemudian bentuk proteksi utama bagi diri kita mencegah penularan," tutupnya.
Lihat Juga: Di Hadapan Ribuan Babinsa, Menhan Prabowo Puji Cara Presiden Jokowi Tangani Pandemi Covid-19
(don)
tulis komentar anda