BMS Target 2023 Pabrik Pertama Smalter Sudah Berfungsi
Senin, 28 Maret 2022 - 18:05 WIB
LUWU - PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS), sebuah perusahaan di bawah bendera Kalla Group , memastikan smalter yang mulai dibangun sejak tahun 2016 sudah akan berproduksi pada tahun 2023.
Kabar ini disampaikan Site Manager PT BMS , Zulkarnaen saat menerima kunjungan HM Jusuf Kalla, meninjau perkembangan smalter di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Senin, (28/3/2022).
Zulkarnaen mengatakan, smalter yang berada di 3 desa di Kecamatan Bua, Desa Bukti Harapan, Desa Toddopuli dan Desa Karang-Karangan, dimulai pembangunannya oleh PT Bukaka, yang juga merupakan anak perusahaan Kalla Group.
"Kami mulai sejak tahun 2016 ternyata baru di awal bulan Maret tahun 2022 ini jalan konstruksi dengan jumlah karyawan 525 saat ini. 75 persen masyarakat lokal Kabupaten Luwu ," ungkapnya.
Pria yang juga pernah bekerja di perusahaan emas PT Antam ini bercerita, saat ini Smalter di Bua masih fase kontruksi, jadi karyawan yang bekerja di kawasan smalter adalah karyawan konstruksi yang teken kontrak kerja oleh PT Bukaka Tehnik Utama, belum kontrak dengan pegawai BMS.
Terkait target produksi, Zulkarnaen menyampaikan tahun 2023 targetnya 1 tungku sudah bisa memproduksi ferronikel.
Lanjut Zulkarnaen, BMS ini punya visi dan misi sampai 2030 punya 14 tungku atau 14 buah smalter atau pabrik yakni untuk pengelolaan sumber daya nikel, sumber daya hasil tambang dari Sulawesi Tenggara.
Sehingga dirinya menegaskan PT BMS atau pun PT Bukaka , membangun smalter di Bua tidak melakukan penambangan di Luwu. Perusahaan ini berfungsi mengelolah hasil tambang, sumber daya hasil tambang dan untuk dimurnikan atau diolah.
Kabar ini disampaikan Site Manager PT BMS , Zulkarnaen saat menerima kunjungan HM Jusuf Kalla, meninjau perkembangan smalter di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Senin, (28/3/2022).
Zulkarnaen mengatakan, smalter yang berada di 3 desa di Kecamatan Bua, Desa Bukti Harapan, Desa Toddopuli dan Desa Karang-Karangan, dimulai pembangunannya oleh PT Bukaka, yang juga merupakan anak perusahaan Kalla Group.
"Kami mulai sejak tahun 2016 ternyata baru di awal bulan Maret tahun 2022 ini jalan konstruksi dengan jumlah karyawan 525 saat ini. 75 persen masyarakat lokal Kabupaten Luwu ," ungkapnya.
Pria yang juga pernah bekerja di perusahaan emas PT Antam ini bercerita, saat ini Smalter di Bua masih fase kontruksi, jadi karyawan yang bekerja di kawasan smalter adalah karyawan konstruksi yang teken kontrak kerja oleh PT Bukaka Tehnik Utama, belum kontrak dengan pegawai BMS.
Terkait target produksi, Zulkarnaen menyampaikan tahun 2023 targetnya 1 tungku sudah bisa memproduksi ferronikel.
Lanjut Zulkarnaen, BMS ini punya visi dan misi sampai 2030 punya 14 tungku atau 14 buah smalter atau pabrik yakni untuk pengelolaan sumber daya nikel, sumber daya hasil tambang dari Sulawesi Tenggara.
Sehingga dirinya menegaskan PT BMS atau pun PT Bukaka , membangun smalter di Bua tidak melakukan penambangan di Luwu. Perusahaan ini berfungsi mengelolah hasil tambang, sumber daya hasil tambang dan untuk dimurnikan atau diolah.
tulis komentar anda