Latih 3.500 Pendamping PPH, ISNU Dukung Jawa Timur Sebagai Halal Center Indonesia
Sabtu, 19 Maret 2022 - 00:07 WIB
SURABAYA - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( ISNU ) Jawa Timur (Jatim) terus memperkuat Jawa Timur sebagai halal center Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan dengan melatih 3.500 orang pendamping Proses Produk Halal (PPH).
Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. M. Mas’ud Said mengatakan, para pendamping ini akan mendampingi proses sertifikasi halal industri mikro dan kecil melalui jalur self declare (pernyataan mandiri).
Baca juga: Pemkab Lamongan Gandeng Pendamping PPH ISNU Jatim Percepat Sertifikasi Halal UMK
Menurutnya, Indonesia belum masuk dalam 5 besar negara yang mengekspor produk-produk halal dunia. Tertinggal dari Brazil, Australia dan Malaysia. Padahal potensi dan jumlah penduduk muslim Indonesia merupakan terbesar di dunia.
Saat sambutan pembukaan pelatihan PPH, di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Masud menegaskan, isu-isu halal ini harus diperkuat oleh siapapun khususnya di Jawa Timur. Nantinya, Jawa Timur akan diproyeksikan menjadi pusat halal Indonesia.
Presiden dan Wapres sudah memberikan dukungan agar Indonesia menjadi pusat halal dunia melampaui Brazil, Australia maupun Malaysia. Sedangkan Gubernur Khofifah sangat antusias menjadikan provinsi ini sebagai provinsi yang kuat dalam industri halal terkuat di Indonesia.
Tren halal di luar negeri, tutur Mas’ud bisa digelorakan. Sebab sudah terbukti halal yang diajarkan Islam juga termasuk higienis dan sehat.
“Yang namanya halal food, dekat dengan higienis dan healthy. Di Barat, kalau sudah ada label halal maka pembelinya grudak-gruduk, laris. Ini juga salah satu pemicu Islam menjadi agama yang terbesar perkembangannya di Barat. Karena yang diteliti di Islam itu selalu benar,“ ujar Direktur Pascasarjana Unisma ini.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ahmad Jazidie, M.Eng sangat senang dan bangga menjadi bagian dari proyek strategis nasional ini. Jazidie menceritakan, sewaktu studi di Jepang, dulu banyak makanan yang berbahan babi.
Namun belakangan, dengan meningkatnya tren halal di Jepang, makin banyak menemukan makanan halal dijual. Makanan berlabel halal di Jepang selain dibeli konsumen muslim, ternyata juga disukai orang Jepang.
“Sekarang ini banyak yang negara barat yang moslem friendly. Isu halal direspon positif di luar negari. Oleh karena itu, gerakan-gerakan seperti ini perlu kita dukung penuh,” ungkap Guru Besar Teknik Elektro yang pernah menerima Penganugerahan bintang jasa oleh pemerintah Jepang ini.
Diketahui, pelatihan PPH di Unsuas berlangsung dua hari, 18-19 Maret 2022 diikuti 110 peserta. Kegiatan pelatihan ini adalah angkatan ke-4.
Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. M. Mas’ud Said mengatakan, para pendamping ini akan mendampingi proses sertifikasi halal industri mikro dan kecil melalui jalur self declare (pernyataan mandiri).
Baca juga: Pemkab Lamongan Gandeng Pendamping PPH ISNU Jatim Percepat Sertifikasi Halal UMK
Menurutnya, Indonesia belum masuk dalam 5 besar negara yang mengekspor produk-produk halal dunia. Tertinggal dari Brazil, Australia dan Malaysia. Padahal potensi dan jumlah penduduk muslim Indonesia merupakan terbesar di dunia.
Saat sambutan pembukaan pelatihan PPH, di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Masud menegaskan, isu-isu halal ini harus diperkuat oleh siapapun khususnya di Jawa Timur. Nantinya, Jawa Timur akan diproyeksikan menjadi pusat halal Indonesia.
Presiden dan Wapres sudah memberikan dukungan agar Indonesia menjadi pusat halal dunia melampaui Brazil, Australia maupun Malaysia. Sedangkan Gubernur Khofifah sangat antusias menjadikan provinsi ini sebagai provinsi yang kuat dalam industri halal terkuat di Indonesia.
Tren halal di luar negeri, tutur Mas’ud bisa digelorakan. Sebab sudah terbukti halal yang diajarkan Islam juga termasuk higienis dan sehat.
“Yang namanya halal food, dekat dengan higienis dan healthy. Di Barat, kalau sudah ada label halal maka pembelinya grudak-gruduk, laris. Ini juga salah satu pemicu Islam menjadi agama yang terbesar perkembangannya di Barat. Karena yang diteliti di Islam itu selalu benar,“ ujar Direktur Pascasarjana Unisma ini.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ahmad Jazidie, M.Eng sangat senang dan bangga menjadi bagian dari proyek strategis nasional ini. Jazidie menceritakan, sewaktu studi di Jepang, dulu banyak makanan yang berbahan babi.
Namun belakangan, dengan meningkatnya tren halal di Jepang, makin banyak menemukan makanan halal dijual. Makanan berlabel halal di Jepang selain dibeli konsumen muslim, ternyata juga disukai orang Jepang.
“Sekarang ini banyak yang negara barat yang moslem friendly. Isu halal direspon positif di luar negari. Oleh karena itu, gerakan-gerakan seperti ini perlu kita dukung penuh,” ungkap Guru Besar Teknik Elektro yang pernah menerima Penganugerahan bintang jasa oleh pemerintah Jepang ini.
Diketahui, pelatihan PPH di Unsuas berlangsung dua hari, 18-19 Maret 2022 diikuti 110 peserta. Kegiatan pelatihan ini adalah angkatan ke-4.
(msd)
tulis komentar anda