Serukan Tak Puasa, Presiden Tajikistan : Puasa Membuat Rentan Terinfeksi Penyakit

Jum'at, 24 April 2020 - 12:22 WIB
Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon menyerukan umat Muslim yang beriman untuk tidak berpuasa selama Ramadhan untuk melindungi diri dari virus corona jenis baru, COVID-19. Foto : Istimewa
DUSHANBE - Anjuran tidak berpuasa selama bulan Ramadhan datang dari Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon. Kata Rakhmon, puasa bisa membuat orang rentan terhadap infeksi dari penyakit menular, sementara warga harus melindungi diri dari virus corona jenis baru, COVID-19 tersebut.

"Meskipun penyakit ini tidak terdaftar di negara kita, ini tidak berarti bahwa kita harus ceroboh dan duduk diam," bunyi catatan pidato Rakhmon yang dirilis oleh kantornya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (24/4/2020).

Seruan presiden ini sendiri cukup kontra dengan kondisi Tajikistan yang mayoritas Muslim dengan catatan kasus virus corona nihil hingga saat ini.



"Saya mendesak semua orang yang bekerja di ladang dan menghasilkan kemakmuran...untuk menjadwal ulang puasa ke waktu lain yang lebih menguntungkan," tukas Rakhmon sembali mengklaim mengutip pendapat ulama Islam, bahwa puasa berbahaya bagi petani, peternak, dan mereka yang bekerja keras.

Tajikistan merupakan negara miskin yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Itu salah satu dari sedikit negara yang belum melaporkan satu pun kasus infeksi COVID-19.

Negara lain, sesama pecahan Soviet, yang tidak memiliki kasus COVID-19 adalah Turkmenistan.

Otoritas Turkmenistan mengatakan pada pertemuan para pejabat dan lembaga donor pada hari Rabu bahwa negara kaya gas yang tertutup itu sudah menyiapkan banyak ventilator dan alat tes dari luar negeri dalam persiapan untuk kemungkinan adanya kasus infeksi.

"Saya sangat berterus terang! Jika ada satu kasus infeksi coronavirus yang terdaftar di Turkmenistan, kami akan segera memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia dan komunitas internasional!," kata Menteri Luar Negeri Rashid Meredov mengatakan dalam pertemuan itu.
(sri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content