23 Mal di Kota Bandung Dilarang Sediakan Fitting Room dan Gelar Great Sale

Selasa, 16 Juni 2020 - 13:53 WIB
Petugas salah satu mal di Kota Bandung memeriksa pengunjung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
BANDUNG - Fitting room(ruang pas) di mal dan pusat perbelanjaan dilarang digunakan. Larangan itu diterapkan untuk meminalisasi penularan virus Corona (COVID-19).

Selain fitting room, Perwal Bandung Nomor 34 tahun 2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional juga melarang mal menggelar great sale pakaian. (BACA JUGA: Polda Jabar Sebar Belasan Ribu Personel Kawal New Normal di Mal dan Objek Wisata )

Pasalnya, great sale dengan pakaian disimpan di keranjang, dikhawatirkan mengundang kerumunan orang sehingga risiko penularan COVID-19 semakin tinggi. (BACA JUGA: Datang ke Mal, Pengunjung dengan Suhu Tubuh 37,5 Derajat Dilarang Masuk )

"Gak boleh ada fitting room dan great sale yang disimpan di dalam keranjang. Sebab berisiko terjadi penularan COVID-19," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Pemkot Bandung Elly Wasliah melalui sambungan telepon, Selasa (16/6/2020). (BACA JUGA: PSBB Proporsional Kota Bandung Lanjut Sampai 26 Juni, Mal Boleh Buka )

Elly mengemukakan, warga yang membeli pakaian di mal harus sudah mengetahui ukurannya dan selalu menyemprotkan hand sanitizer sebelum dan sesudah menyentuh pakaian yang dipajang.



Pegawai mal, ujar Elly, juga harus siap siaga mengarahkan pengunjung. "Ini untuk menghindari (penularan). Saya menyarankan sebelum dan sesuadah pegang pakaian, semprotkan hand sanitizer jadi safety. Lebih bagus lagi ada petugas yang mobile untuk mengingatkan pengunjung," ujar Elly.

Elly menuturkan, hari pertama beroperasi, jumlah pengunjung di mal dan pusat perbelanjaan masih landai atau sepi. Paling tinggi pengunjung hanya 10% dari kapasitas. "Landai banget. Paling lima sampai sepuluh persen. Kami batasi 30 persen," tutur Elly.

Elly mengungkapkan, rendahnya jumlah pengunjung ke mal ini diduga karena saat ini masih dalam kondisi wabah Corona. Sehingga masyarakat masih takut atau khawatir untuk datang ke keramaian.

Selain itu, daya beli masyarakat pun menurun. "Akibat pandemi ini kan daya beli masyarakat menurun. Banyak juga masyarakat yang masih parno (paranoid/takut) dengan COVID-19. Jadi meskipun punya uang, tapi memilih untuk diam di rumah," tutur Elly.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More