Pasukan Siluman Kera Huni Stadion Patra Jaya Palembang
Minggu, 14 Juni 2020 - 05:00 WIB
PALEMBANG - Jika suatu hari nanti Anda mengunjungi Kota Palembang, sempatkanlah bertandang ke Stadion Pertamina Patra Jaya. Tentu saja, bukan untuk bermain sepak bola atau berolahraga di sana. Jauh lebih dari itu, untuk mengenang sebuah pertarungan yang melegenda.
Lokasi stadion berada di bagian hulu kota, yang sekarang dikenal dengan nama Plaju. Sesampainya di stadion yang memiliki jumlah kursi penonton yang mencapai 10 ribu kursi ini, Anda akan dibuat tercengang.
Bagaimana tidak, stadion besar yang pernah menjadi markas salah satu tim juara Galatama, Krama Yudha Tiga Berlian, kini terlihat usang. Stadion yang pernah dijadikan arena final antara Jawa Timur melawan Papua pada PON XVI 2004 ini tampak tak terurus. Stadion yang terkesan kusam dan agak berantakan.
Ya, Stadion Pertamina Patra Jaya memang sudah tak lagi “menarik” untuk dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ajang-ajang sepak bola, internasional, nasional, bahkan lokal. Stadion ini tak memiliki lampu penerangan di malam hari layaknya venue-venue bergengsi lainnya di Kota Palembang. Ya umpamanya, seperti yang ada di kompleks olahraga Jakabaring Sport City (JSC).
Tak ayal, saat menjelang malam, ketika pertandingan antara Jawa Timur dan Papua belum kelar pada laga pemuncak Pon XVI tadi, maka “pertempuran” kedua tim terpaksa dihentikan di tengah jalan. Kedua tim kemudian ditetapkan sebagai pemenang atau juara bersama. ( Baca: Daeran alias Mat Depok, Pejuang Sekaligus Jawara tanpa Golok )
Saat ini, Stadion Patra Jaya hanya dimanfaatkan warga sekitar yang ingin belajar mengendarai motor atau mobil. Tak jarang juga ada para remaja yang menggunakan lapangan stadion hanya untuk bermain atau sekadar berlatih sepakbola. Tak lebih.
Tak hanya manusia, stadion ini juga menjadi tempat favorit berkumpulnya segerombolan kera. Sebagian masyarakat Palembang percaya bahwa gerombolan kera itu bukan sembarang kera. Bukan kera liar yang yang menginvasi wilayah manusia. Justru kera-kera itulah yang dipercaya sebagai “penghuni awal” stadion dan wilayah sekitarnya.
Konon, kera-kera itu merupakan pasukan Siluman Kera yang pernah bersingasana di wilayah stadion dan sekitarnya. Kera-kera itu merupakan bagian dari kera para penjaga makam Ratu Bagus Kuning. Ya, ada tiga kelompok kera di kawasan Stadion Patrajaya.
Kelompok pertama yang berjumlah sekitar 40 ekor berkeliaran menjaga makam Ratu Bagus Kuning, kelompok kedua berkeliaran di sebelah barat makam, yakni di Stadion Patra Jaya dan barak tentara Zeni Konstruksi, dan kelompok ketiga berkeliaran di arah timur makam di perumahan BUMN migas.
Lokasi stadion berada di bagian hulu kota, yang sekarang dikenal dengan nama Plaju. Sesampainya di stadion yang memiliki jumlah kursi penonton yang mencapai 10 ribu kursi ini, Anda akan dibuat tercengang.
Bagaimana tidak, stadion besar yang pernah menjadi markas salah satu tim juara Galatama, Krama Yudha Tiga Berlian, kini terlihat usang. Stadion yang pernah dijadikan arena final antara Jawa Timur melawan Papua pada PON XVI 2004 ini tampak tak terurus. Stadion yang terkesan kusam dan agak berantakan.
Ya, Stadion Pertamina Patra Jaya memang sudah tak lagi “menarik” untuk dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ajang-ajang sepak bola, internasional, nasional, bahkan lokal. Stadion ini tak memiliki lampu penerangan di malam hari layaknya venue-venue bergengsi lainnya di Kota Palembang. Ya umpamanya, seperti yang ada di kompleks olahraga Jakabaring Sport City (JSC).
Tak ayal, saat menjelang malam, ketika pertandingan antara Jawa Timur dan Papua belum kelar pada laga pemuncak Pon XVI tadi, maka “pertempuran” kedua tim terpaksa dihentikan di tengah jalan. Kedua tim kemudian ditetapkan sebagai pemenang atau juara bersama. ( Baca: Daeran alias Mat Depok, Pejuang Sekaligus Jawara tanpa Golok )
Saat ini, Stadion Patra Jaya hanya dimanfaatkan warga sekitar yang ingin belajar mengendarai motor atau mobil. Tak jarang juga ada para remaja yang menggunakan lapangan stadion hanya untuk bermain atau sekadar berlatih sepakbola. Tak lebih.
Tak hanya manusia, stadion ini juga menjadi tempat favorit berkumpulnya segerombolan kera. Sebagian masyarakat Palembang percaya bahwa gerombolan kera itu bukan sembarang kera. Bukan kera liar yang yang menginvasi wilayah manusia. Justru kera-kera itulah yang dipercaya sebagai “penghuni awal” stadion dan wilayah sekitarnya.
Konon, kera-kera itu merupakan pasukan Siluman Kera yang pernah bersingasana di wilayah stadion dan sekitarnya. Kera-kera itu merupakan bagian dari kera para penjaga makam Ratu Bagus Kuning. Ya, ada tiga kelompok kera di kawasan Stadion Patrajaya.
Kelompok pertama yang berjumlah sekitar 40 ekor berkeliaran menjaga makam Ratu Bagus Kuning, kelompok kedua berkeliaran di sebelah barat makam, yakni di Stadion Patra Jaya dan barak tentara Zeni Konstruksi, dan kelompok ketiga berkeliaran di arah timur makam di perumahan BUMN migas.
tulis komentar anda