Asal Usul Penduduk Pulau Jawa dan Misteri Kerajaan yang Terbentuk Sebelum Masehi di Malang
Senin, 07 Februari 2022 - 09:29 WIB
Kitab kuno mencatat sebelum kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa, dahulu ada kerajaan yang konon terbentuk sebelum tahun Masehi ada. Kerajaan ini berlokasi di daerah Singosari, Malang dan konon menjadi bagian dari sejarah awal mula Pulau Jawa diisi manusia pada tahun 100 sebelum Masehi (SM).
Tapi jauh sebelum itu konon pulau terpadat di Indonesia ini, penduduknya didatangkan dari luar negeri. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber kuno yang dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu. Sumber kuno mengisahkan para penghuni ini berasal daerah Turki, tetapi ada yang menyebut berasal dari daerah Dekhan, India.
Kala itu, penduduk Raja Rum pada tahun 350 SM (Sebelum Masehi) konon mengirimkan perpindahan penduduknya sebanyak 20.000 laki-laki dan 20.000 perempuan yang dipimpin oleh Aji Keler.
Pengiriman ini konon merupakan misi kedua setelah misi pertamanya pada tahun 450 SM gagal. Saat itu seluruh utusan dari luar negeri terpaksa kembali dengan tanah hampa.
Saat misi kedua pengiriman kedua itulah, Pulau Jawa saat itu konon bernama Nusa Kendang ditemukan sebagai pulau yang tertutupi hutan dan dihuni oleh berbagai jenis binatang buas dan tanahnya datar, ditumbuhi tanaman yang dinamai Jawi. Dari situlah konon pulau ini dinamai dengan Jawi.
Tetapi agak sulit menentukan lokasi pendaratan para utusan tersebut. Tetapi diperkirakan konon pendaratan terjadi di wilayah Semampir, yakni suatu tempat yang dekat dengan Surabaya saat ini. Gelombang kedua ini juga mengalami kegagalan dari puluhan ribu orang konon hanya terisa 40 pasang.
Hal ini mendorong sang raja mengirimkan utusan lagi dengan persiapan lebih matang dan penyediaan alat yang lebih lengkap. Hal ini untuk menjaga mereka dari kemungkinan serangan binatang buas, seperti yang dialami urusan pertama dan kedua.
Selain peralatan pengamanan diri, mereka juga dilengkapi dengan alat pertanian sebagai alat bercocok tanam bila kelak berhasil menempatinya dengan aman. Sementara itu, untuk mencegah orang-orang tidak melarikan diri maka diangkatlah seorang pemimpin dari kalangan mereka, yaitu Raja Kanna.
Dikisahkan gelombang ketiga ini konon berhasil menyebar ke pedalaman - pedalaman yang terbuka di Pulau Jawa. Di sisi kepercayaan gelombang ketiga ini dipercaya menganut kepercayaan animisme. Baca: Kisah Runtuhnya Majapahit, Berawal Konflik Internal hingga Perang Paragreg.
Tapi jauh sebelum itu konon pulau terpadat di Indonesia ini, penduduknya didatangkan dari luar negeri. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber kuno yang dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu. Sumber kuno mengisahkan para penghuni ini berasal daerah Turki, tetapi ada yang menyebut berasal dari daerah Dekhan, India.
Kala itu, penduduk Raja Rum pada tahun 350 SM (Sebelum Masehi) konon mengirimkan perpindahan penduduknya sebanyak 20.000 laki-laki dan 20.000 perempuan yang dipimpin oleh Aji Keler.
Pengiriman ini konon merupakan misi kedua setelah misi pertamanya pada tahun 450 SM gagal. Saat itu seluruh utusan dari luar negeri terpaksa kembali dengan tanah hampa.
Saat misi kedua pengiriman kedua itulah, Pulau Jawa saat itu konon bernama Nusa Kendang ditemukan sebagai pulau yang tertutupi hutan dan dihuni oleh berbagai jenis binatang buas dan tanahnya datar, ditumbuhi tanaman yang dinamai Jawi. Dari situlah konon pulau ini dinamai dengan Jawi.
Tetapi agak sulit menentukan lokasi pendaratan para utusan tersebut. Tetapi diperkirakan konon pendaratan terjadi di wilayah Semampir, yakni suatu tempat yang dekat dengan Surabaya saat ini. Gelombang kedua ini juga mengalami kegagalan dari puluhan ribu orang konon hanya terisa 40 pasang.
Hal ini mendorong sang raja mengirimkan utusan lagi dengan persiapan lebih matang dan penyediaan alat yang lebih lengkap. Hal ini untuk menjaga mereka dari kemungkinan serangan binatang buas, seperti yang dialami urusan pertama dan kedua.
Selain peralatan pengamanan diri, mereka juga dilengkapi dengan alat pertanian sebagai alat bercocok tanam bila kelak berhasil menempatinya dengan aman. Sementara itu, untuk mencegah orang-orang tidak melarikan diri maka diangkatlah seorang pemimpin dari kalangan mereka, yaitu Raja Kanna.
Dikisahkan gelombang ketiga ini konon berhasil menyebar ke pedalaman - pedalaman yang terbuka di Pulau Jawa. Di sisi kepercayaan gelombang ketiga ini dipercaya menganut kepercayaan animisme. Baca: Kisah Runtuhnya Majapahit, Berawal Konflik Internal hingga Perang Paragreg.
Lihat Juga :
tulis komentar anda