Kisah Runtuhnya Majapahit, Berawal Konflik Internal hingga Perang Paragreg
Senin, 07 Februari 2022 - 05:06 WIB
Pada saat singgah di Tanah Jawa ini sekitar 170 pasukan Laksamana Cheng Ho tewas dibunuh prajurit Majapahit yang salah paham saat akhir Perang Paregreg. Akibatnya Kaisar China meminta raja Majapahit yang berkuasa harus membayar ganti rugi 60.000 tahil.
Hal ini juga berakibat fatal bagi Majapahit karena kehilangan wibawa dengan kerajaan bawahan. Faktor lain yang membuat kemunduran Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, karena banyak berdiri Kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Samudra Pasai di Aceh, Kesultanan Malaka, Kesultanan Ternate, Tidore dan Gowa Tallo yang notabene adalah bekas wilayah kekuasaan Majapahit.
Puncaknya Kesultanan Demak Bintoro yang berdiri di Jawa Tengah dan menggantikan kekuasaan Majapahit di Tanah Jawa. Karena pendiri Kerajaan Demak Raden Patah dianggap sebagai putra Majapahit terakhir. Karena itu, sejumlah kerajaan pengikut Majapahit mulai meninggalkan Kerajaan Hindu terbesar ini untuk bergabung dengan Demak Bintoro.
Runtuhnya Kerajaan Majapahit juga disebabkan tidak adanya tokoh besar seperti Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang dapat mempersatukan keluarga kerajaan dan kerajaan bawahan serta mempertahankan wilayah yang sangat luas.
Secara garis besar, ada beberapa penyebab keruntuhan Majapahit.
1. Perebutan tahta setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 Masehi. Perebutan tahta ini melibatkan Bhre Wirabhumi (anak selir Hayam Wuruk) dan Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Konflik perebutan tahta menyebabkan pecahnya persatuan keluarga dan bangsawan Kerajaan Majapahit.
2. Konflik perebutan tahta pada perkembangannya berubah menjadi perang besar yang dinamakan Perang Paregreg yang berlangsung pada 1404 hingga 1406. Perang ini sangat merugikan bagi aspek ekonomi, sosial dan politik Majapahit.
Dalam buku Hikayat Majapahit (Nino Oktorino), Hayam Wuruk atau Sri Rajasanagara lalu digantikan keponakan sekaligus menantunya, Wirakramawardhana pada 1389. Pengangkatan ini ditentang Anak Hayam Wuruk, Bhattara Wirabhumi penguasa istana timur Majapahit. Wirabhumi dan Wirakramawarddhana juga sama-sama menginginkan istrinya menjadi pemimpin kerajaan kecil Lasem.
3. Setelah Hayam Wuruk wafat, majapahit tidak punya sosok raja yang cakap untuk mengelola daerah kekuasaan Majapahit yang sangat luas. Banyak negara melepaskan diri dari Majapahit.
4. Krisis sosial, ekonomi dan politik di pusat Majapahit mengakibatkan negara-negara di bawah Majapahit memerdekakan diri. Negara tersebut menganggap Majapahit sudah tidak lagi mampu untuk memberikan keuntungan maupun perlindungan terhadap wilayah kekuasaan mereka. Hal ini menyebabkan Majapahit perlahan tidak memiliki kawan.
Hal ini juga berakibat fatal bagi Majapahit karena kehilangan wibawa dengan kerajaan bawahan. Faktor lain yang membuat kemunduran Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, karena banyak berdiri Kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Samudra Pasai di Aceh, Kesultanan Malaka, Kesultanan Ternate, Tidore dan Gowa Tallo yang notabene adalah bekas wilayah kekuasaan Majapahit.
Puncaknya Kesultanan Demak Bintoro yang berdiri di Jawa Tengah dan menggantikan kekuasaan Majapahit di Tanah Jawa. Karena pendiri Kerajaan Demak Raden Patah dianggap sebagai putra Majapahit terakhir. Karena itu, sejumlah kerajaan pengikut Majapahit mulai meninggalkan Kerajaan Hindu terbesar ini untuk bergabung dengan Demak Bintoro.
Runtuhnya Kerajaan Majapahit juga disebabkan tidak adanya tokoh besar seperti Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang dapat mempersatukan keluarga kerajaan dan kerajaan bawahan serta mempertahankan wilayah yang sangat luas.
Secara garis besar, ada beberapa penyebab keruntuhan Majapahit.
1. Perebutan tahta setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 Masehi. Perebutan tahta ini melibatkan Bhre Wirabhumi (anak selir Hayam Wuruk) dan Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Konflik perebutan tahta menyebabkan pecahnya persatuan keluarga dan bangsawan Kerajaan Majapahit.
2. Konflik perebutan tahta pada perkembangannya berubah menjadi perang besar yang dinamakan Perang Paregreg yang berlangsung pada 1404 hingga 1406. Perang ini sangat merugikan bagi aspek ekonomi, sosial dan politik Majapahit.
Dalam buku Hikayat Majapahit (Nino Oktorino), Hayam Wuruk atau Sri Rajasanagara lalu digantikan keponakan sekaligus menantunya, Wirakramawardhana pada 1389. Pengangkatan ini ditentang Anak Hayam Wuruk, Bhattara Wirabhumi penguasa istana timur Majapahit. Wirabhumi dan Wirakramawarddhana juga sama-sama menginginkan istrinya menjadi pemimpin kerajaan kecil Lasem.
3. Setelah Hayam Wuruk wafat, majapahit tidak punya sosok raja yang cakap untuk mengelola daerah kekuasaan Majapahit yang sangat luas. Banyak negara melepaskan diri dari Majapahit.
4. Krisis sosial, ekonomi dan politik di pusat Majapahit mengakibatkan negara-negara di bawah Majapahit memerdekakan diri. Negara tersebut menganggap Majapahit sudah tidak lagi mampu untuk memberikan keuntungan maupun perlindungan terhadap wilayah kekuasaan mereka. Hal ini menyebabkan Majapahit perlahan tidak memiliki kawan.
tulis komentar anda