Gempa Banten Bisa Picu Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Ini Penjelasan Badan Geologi
Sabtu, 05 Februari 2022 - 06:00 WIB
BANDUNG - Gempa bumi yang terjadi di Pantai Selatan Lebak, Banten dengan kekuatan magnitudo 5,2 dinilai tidak berkaitan dengan baiknya aktivitas di Gunung Anak Krakatau. Aktivitas keduanya disebabkan oleh aktivitas berbeda satu sama lain.
"Tidak ada kaitannya. Bukan karena aktivitas gunung api atau sebaliknya," kata Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api wilayah Barat Badan Geologi Nia Haerani, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Gempa Banten Memiliki Guncangan Besar Ini Penjelasannya
Menurut dia, gempa yang terjadi di Banten adalah aktivitas tektonik akibat proses pergerakan lempeng dan lokasinya jauh dari gunung api. Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal).
Sementara aktivitas di Gunung Anak Krakatau mengindikasikan bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik. Ini sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam. Di gunung itu ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal ini seiring dengan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) serta pola ungkitan dari pengukuran tiltmeter yang menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari- Februari 2022. Ini disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan.
"Tidak ada kaitannya. Bukan karena aktivitas gunung api atau sebaliknya," kata Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api wilayah Barat Badan Geologi Nia Haerani, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Gempa Banten Memiliki Guncangan Besar Ini Penjelasannya
Menurut dia, gempa yang terjadi di Banten adalah aktivitas tektonik akibat proses pergerakan lempeng dan lokasinya jauh dari gunung api. Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal).
Sementara aktivitas di Gunung Anak Krakatau mengindikasikan bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik. Ini sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam. Di gunung itu ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal ini seiring dengan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) serta pola ungkitan dari pengukuran tiltmeter yang menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari- Februari 2022. Ini disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan.
(msd)
tulis komentar anda