Melonjak Drastis, 670 Desa/Kelurahan di Jawa Barat Terpapar COVID-19
Kamis, 11 Juni 2020 - 19:12 WIB
BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat menyatakan, jumlah desa/kelurahan yang terpapar virus Corona (COVID-19) meningkat menjadi 670 desa/kelurahan.
Jumlah tersebut melonjak drastis dibandingkan pertengahan Mei 2020 lalu. Saat itu hanya 267 desa/kelurahan yang terpapar dari total 5.312 desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat . Dari jumlah tersebut, 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis atau memiliki lebih dari enam orang pasien positif COVID-19.
"Perkembangan titik positif di Jabar per tanggal 13 Mei lalu ada 267 desa/kelurahan yang masyarakatnya ada yang terpapar COVID-19 saat ini masih terus berkembang. Datanya, 670 desa/kelurahan warganya terpapar," ungkap Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Mulyadi dalam konferensi pers yang juga digelar virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).
(Baca: 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Belum Ajukan AKB)
Dedi menyatakan, upaya pelacakan terus dilakukan, agar penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas, terutama terhadap desa/kelurahan berstatus kritis melalui pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) seperti yang telah diterapkan di 54 desa/kelurahan berstatus kritis. "Jadi, kami melihat provinsi harus menyikapi ini, terutama pada level kritis atau hitam," tegasnya.
Menurut Dedi, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mendukung penuh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 kabupaten/kota dalam pelaksanaan PSBM. "Kita komunikasikan dengan Dinas Kesehatan (setempat). Kita lakukan PSBM dalam konteks mikro semikro mikronya melalui pendekatan hasil tracing kasus positif yang muncul di wilayah tersebut," terangnya.
Dedi meyakinkan, dalam pemberlakuan PSBM, pihaknya memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan swab test, penyediaan masker, sarung tangan, hand sanitizer, hingga pendirian dapur umum, agar warga yang menjalani isolasi merasa nyaman. "Kita hadir dengan PSBM untuk membuktikan apakah ada local transmition. Kita juga support teman-teman di lokasi," imbuhnya.
(Baca: Pasien Sembuh Terus Naik, Jabar Targetkan Zero Kematian COVID-19)
Dedi menambahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar juga telah menjadikan PSBM di enam desa/kelurahan di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kota Bogor sebagai pilot project PSBM di Provinsi Jabar.
Jumlah tersebut melonjak drastis dibandingkan pertengahan Mei 2020 lalu. Saat itu hanya 267 desa/kelurahan yang terpapar dari total 5.312 desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat . Dari jumlah tersebut, 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis atau memiliki lebih dari enam orang pasien positif COVID-19.
"Perkembangan titik positif di Jabar per tanggal 13 Mei lalu ada 267 desa/kelurahan yang masyarakatnya ada yang terpapar COVID-19 saat ini masih terus berkembang. Datanya, 670 desa/kelurahan warganya terpapar," ungkap Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Mulyadi dalam konferensi pers yang juga digelar virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).
(Baca: 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Belum Ajukan AKB)
Dedi menyatakan, upaya pelacakan terus dilakukan, agar penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas, terutama terhadap desa/kelurahan berstatus kritis melalui pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) seperti yang telah diterapkan di 54 desa/kelurahan berstatus kritis. "Jadi, kami melihat provinsi harus menyikapi ini, terutama pada level kritis atau hitam," tegasnya.
Menurut Dedi, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mendukung penuh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 kabupaten/kota dalam pelaksanaan PSBM. "Kita komunikasikan dengan Dinas Kesehatan (setempat). Kita lakukan PSBM dalam konteks mikro semikro mikronya melalui pendekatan hasil tracing kasus positif yang muncul di wilayah tersebut," terangnya.
Dedi meyakinkan, dalam pemberlakuan PSBM, pihaknya memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan swab test, penyediaan masker, sarung tangan, hand sanitizer, hingga pendirian dapur umum, agar warga yang menjalani isolasi merasa nyaman. "Kita hadir dengan PSBM untuk membuktikan apakah ada local transmition. Kita juga support teman-teman di lokasi," imbuhnya.
(Baca: Pasien Sembuh Terus Naik, Jabar Targetkan Zero Kematian COVID-19)
Dedi menambahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar juga telah menjadikan PSBM di enam desa/kelurahan di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kota Bogor sebagai pilot project PSBM di Provinsi Jabar.
tulis komentar anda