Viral Curhatan Seorang Ibu Korban Tabrakan, Anak Meninggal tapi Pelaku Tidak Tanggung Jawab
Minggu, 23 Januari 2022 - 20:18 WIB
MINAHASA SELATAN - Jumat 24 Desember 2021 lalu menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Silvanita Dwisari Puteri. Sehari menjelang Natal itu, sekitar pukul 17.00 WITA, dia bersama anaknya Imanuel Maramis atau EL (6) sedang mengantre di tempat pemotongan rambut yang berlokasi di depan Gereja GMIM Alfa Omega Tumpaan, Minahasa Selatan (Minsel).
Tiba-tiba, dari arah Kotamobagu menuju Manado, sebuah mobil wuling berwarna putih melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil kemudian oleng ke arah bahu jalan dan menabrak empat motor dan dua mobil yang terparkir kemudian menabrak Silvanita bersama anaknya.
Ibu dan anak itu ikut terseret di bawah kolong mobil sejauh empat meter sebelum akhirnya mobil berhenti setelah menabrak tiang. Keduanya kemudian dievakuasi warga dalam kondisi luka parah dan segera dilarikan ke RSUP Prof Kandouw, Malalayang.
Setelah tujuh hari mendapat perawatan intensif, El menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Desember 2021 sekitar pukul 29.30 WITA. Sementara kondisi Silvanita masih sangat memprihatinkan waktu itu.
Yang lebih memiriskan lagi pelaku tabrakan beruntun, JW (32), warga Kecamatan Bolangitan, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, yang sebelumnya telah berjanji akan mempertanggungjawabkan perbuatannya kini bagai hilang ditelan bumi.
Padahal, pelaku sudah berjanji untuk membayar biaya administrasi selama perawatan di rumah sakit. Bahkan, pelaku juga berjanji akan membayar biaya mengeluarkan jenazah adik El dari rumah sakit untuk dikebumikan. Sayangnya, saat dihubungi kembali, nomor telepon yang diberikan sudah tidak aktif.
"Sekarang dimana itikad baik kalian setelah semua ini terjadi. Anak saya (Alm) meninggal kalian janji akan membayar biaya administrasi untuk mengeluarkan anak saya dari rumah sakit karena memang ada operasi kepala sampai satu minggu tidak sadar di ruangan PICU bukan sedikit biayanya," tulis Silvanita di media sosial Facebook.
"Kami cuma minta supaya anak saya boleh dikeluarkan dari rumah sakit, tapi kalian cuma janji sampai ditelepon-telepon sudah tidak aktif, kami keluarga yang berusaha sendiri supaya jenazah anak saya boleh keluar dari rumah sakit. Meninggal jam setengah sembilan malam keluar rumah sakti nanti besok pagi kasihan. Orangtua mana yang tidak sakit hati ada jadi begini," tambahnya.
Dalam curhatannya, dia menanyakan hati nurani dari pelaku tabrakan. Karena kelalaian kalian berkendara sampai jadi begini semuanya. Memang kecelakaan tidak kami minta, tapi kalian yang buat. Baca: Dinilai Rasis, Tokoh Adat Dayak Bakal Laporkan Edy Mulyadi ke Polda Kaltim.
Tiba-tiba, dari arah Kotamobagu menuju Manado, sebuah mobil wuling berwarna putih melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil kemudian oleng ke arah bahu jalan dan menabrak empat motor dan dua mobil yang terparkir kemudian menabrak Silvanita bersama anaknya.
Ibu dan anak itu ikut terseret di bawah kolong mobil sejauh empat meter sebelum akhirnya mobil berhenti setelah menabrak tiang. Keduanya kemudian dievakuasi warga dalam kondisi luka parah dan segera dilarikan ke RSUP Prof Kandouw, Malalayang.
Setelah tujuh hari mendapat perawatan intensif, El menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Desember 2021 sekitar pukul 29.30 WITA. Sementara kondisi Silvanita masih sangat memprihatinkan waktu itu.
Yang lebih memiriskan lagi pelaku tabrakan beruntun, JW (32), warga Kecamatan Bolangitan, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, yang sebelumnya telah berjanji akan mempertanggungjawabkan perbuatannya kini bagai hilang ditelan bumi.
Padahal, pelaku sudah berjanji untuk membayar biaya administrasi selama perawatan di rumah sakit. Bahkan, pelaku juga berjanji akan membayar biaya mengeluarkan jenazah adik El dari rumah sakit untuk dikebumikan. Sayangnya, saat dihubungi kembali, nomor telepon yang diberikan sudah tidak aktif.
"Sekarang dimana itikad baik kalian setelah semua ini terjadi. Anak saya (Alm) meninggal kalian janji akan membayar biaya administrasi untuk mengeluarkan anak saya dari rumah sakit karena memang ada operasi kepala sampai satu minggu tidak sadar di ruangan PICU bukan sedikit biayanya," tulis Silvanita di media sosial Facebook.
"Kami cuma minta supaya anak saya boleh dikeluarkan dari rumah sakit, tapi kalian cuma janji sampai ditelepon-telepon sudah tidak aktif, kami keluarga yang berusaha sendiri supaya jenazah anak saya boleh keluar dari rumah sakit. Meninggal jam setengah sembilan malam keluar rumah sakti nanti besok pagi kasihan. Orangtua mana yang tidak sakit hati ada jadi begini," tambahnya.
Dalam curhatannya, dia menanyakan hati nurani dari pelaku tabrakan. Karena kelalaian kalian berkendara sampai jadi begini semuanya. Memang kecelakaan tidak kami minta, tapi kalian yang buat. Baca: Dinilai Rasis, Tokoh Adat Dayak Bakal Laporkan Edy Mulyadi ke Polda Kaltim.
tulis komentar anda