Risma Minta Pengurus Tempat Ibadah Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

Rabu, 10 Juni 2020 - 15:15 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) melakukan video conference bersama pengurus tempat ibadah di Kota Surabaya. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta semua pengurus tempat ibadah disiplin dalam penerapan protokol kesehatan, Rabu (10/6/2020).

Permintaan itu disampaikan Risma dalam sosialisasi yang berlangsung melalui video teleconference (vidcon) di Balai Kota Surabaya. Sosialisasi diikuti mulai tokoh agama, takmir masjid atau musala, serta para pengurus Gereja, Vihara, dan Kelenteng di Surabaya.

Selain itu, diikuti pula Kapolrestabes Surabaya, Kapolres Tanjung Perak dan Danrem 084/Bhaskara Jaya beserta Dandim Surabaya Timur, Selatan, dan Utara. (Baca juga: Risma: Jangan Sembrono, Semua Harus Terapkan Protokol Kesehatan )

“Mulai kemarin kami sudah membuat protokol-protokol atau tatanan di tengah pandemi ini. Kami juga lakukan sosialisasi kepada kelompok yang lain. Kita sudah keluarkan pedoman nanti akan saya edarkan,” kata Risma.

Dalam pedoman itu, salah satunya disebutkan bahwa pengurus tempat ibadah harus menyiapkan petugas-petugas atau relawan untuk menjaga di pintu masuk area tempat ibadah. Mereka bertugas untuk melakukan screening atau pengecekan suhu tubuh serta mengatur jamaah yang akan melaksanakan ibadah.



“Pertama kami harus menyiapkan petugas yang harus setiap akan melaksanakan sholat harus ada yang jaga. Karena ini penting, untuk bisa screening siapa yang tidak boleh berada di masjid atau musala kita,” kata dia.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyampaikan, pengurus tempat ibadah juga wajib untuk menyampaikan kepada para jamaahnya jika ada yang merasa sakit, seperti batuk, sesak nafas atau flu, diimbau agar salat di rumah. Hal ini penting untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya penularan COVID-19.

“Di Surabaya sudah terjadi sebelumnya, ada klaster yang berasal dari masjid. Karena itu ini jangan sampai terulang kembali. Sekali lagi kita harus berani menyampaikan kalau ada yang sakit agar tidak ikut salat di masjid,” jelas dia.

Menurut dia, di Surabaya ada beberapa orang yang masuk dalam kategori OTG (Orang Tanpa Gejala) COVID-19. Mereka secara fisik sehat dan tidak merasakan sakit apapun. Namun di dalam tubuhnya itu ada carrier yang dapat menularkan ke yang lain. “Karena itu kami harus memiliki protokol-protokol yang ketat. Saya mohon dengan hormat mari kita patuhi protokol-protokol itu,” kata dia.

Risma juga mengajak kepada para pengurus masjid atau musala agar menyiapkan sabun di tempat wudhu. Di sisi lain, mereka juga diimbau agar mengatur jarak antar jamaah serta jumlah tidak melebihi 50% dari kapasitas tempat ibadah. Kemudian, tidak menggunakan AC dan karpet untuk salat. Karena itu, jamaah diharapkan agar membawa peralatan salat sendiri dari rumah masing-masing.

“Saya mohon dengan hormat ayo kita jaga protokol-protokol itu, tidak ada cara selain disiplin dengan protokol yang ketat. Saya mencoba bagaimana menyelesaikan ini, saya mohon bantuan dan dukungan bapak ibu sekalian agar tidak ada lagi klaster yang baru dari masjid atau musala,” kata dia.
(nth)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More