Database Pendidikan di Makassar Berantakan, Disdik Janji Segera Evaluasi
Kamis, 06 Januari 2022 - 07:30 WIB
MAKASSAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar mengungkap database pendidikan saat ini masih berantakan. Evaluasi secara menyeluruh bakal segera dilakukan.
Kepala Disdik Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim mengatakan memang perlu ada evaluasi terkait database yang selama ini carut-marut. Sebab sejauh ini belum ada data akurat terkait potensi di bidang pendidikan.
“Makanya yang saya kerja segera ini adalah data potensi. Contohnya, kita di sini terlalu banyak guru. Nah kami butuh ini data. Sekarang kan datanya belum bisa ditunjukkan,” ujar dia, Rabu (5/1/2022).
Menurutnya, data pokok pendidikan (Dapodik) masih belum sinkron dengan realitas yang ada di lapangan. Pendataan juga masih terbilang pasif. Sekolah-sekolah sejauh ini baru mengumpulkan laporan bulanan setelah ditanyai soal data.
“Sekarang saya minta semua data baik rombongan belajar, jumlah siswa, jumlah guru, dan kebutuhan guru, termasuk kualifikasi, termasuk guru kontrak,” ujar pejabat baru Disdik Kota Makassar itu.
Dari data tersebut, Muhyiddin menyampaikan bakal melakukan verifikasi. Salah satunya melihat apakah betul di Kota Makassar masih kekurangan guru. Ataukah justru sebaliknya.
“Kalau over, kalau dia guru kontrak maka saya akan pertimbangkan untuk tidak dilanjutkan. Karena ini kan buang-buang uang negara. Bukan berarti kita berhentikan,” tegasnya.
Muhyiddin menyebut pemberhentian itu tetap akan melihat kualifikasi dan hasil kerja mereka. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka ia tidak akan segan-segan untuk memutus kontraknya.
Kepala Disdik Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim mengatakan memang perlu ada evaluasi terkait database yang selama ini carut-marut. Sebab sejauh ini belum ada data akurat terkait potensi di bidang pendidikan.
“Makanya yang saya kerja segera ini adalah data potensi. Contohnya, kita di sini terlalu banyak guru. Nah kami butuh ini data. Sekarang kan datanya belum bisa ditunjukkan,” ujar dia, Rabu (5/1/2022).
Menurutnya, data pokok pendidikan (Dapodik) masih belum sinkron dengan realitas yang ada di lapangan. Pendataan juga masih terbilang pasif. Sekolah-sekolah sejauh ini baru mengumpulkan laporan bulanan setelah ditanyai soal data.
“Sekarang saya minta semua data baik rombongan belajar, jumlah siswa, jumlah guru, dan kebutuhan guru, termasuk kualifikasi, termasuk guru kontrak,” ujar pejabat baru Disdik Kota Makassar itu.
Dari data tersebut, Muhyiddin menyampaikan bakal melakukan verifikasi. Salah satunya melihat apakah betul di Kota Makassar masih kekurangan guru. Ataukah justru sebaliknya.
“Kalau over, kalau dia guru kontrak maka saya akan pertimbangkan untuk tidak dilanjutkan. Karena ini kan buang-buang uang negara. Bukan berarti kita berhentikan,” tegasnya.
Muhyiddin menyebut pemberhentian itu tetap akan melihat kualifikasi dan hasil kerja mereka. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka ia tidak akan segan-segan untuk memutus kontraknya.
tulis komentar anda