2 Akses Jalan Desa di Kabupaten Garut Terputus Akibat Longsor
Minggu, 26 Desember 2021 - 06:06 WIB
JAKARTA - Bencana tanah longsor melanda empat desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (25/12/2021) sekira pukul 14.30 WIB. Longsor tersebut mengakibatkan tiga bangunan pendidikan, satu posyandu rusak berat. Selain itu, longsor juga mengakibatkan dua akses jalan desa terputus.
"Longsor menyebabkan tiga unit bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 1 unit posyandu rusak berat. Dua akses jalan desa juga dilaporkan terputus," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan resminya, Sabtu (25/12/2021).
Baca juga: Banjir Terjang Kabupaten Bandung, 2.987 Jiwa Terdampak
Berdasarkan laporan yang diterima Muhari dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Garut, longsor terjadi setelah Kabupaten Garut diguyur hujan sela sekira tiga jam. Longsor tersebut, dilaporkan juga mengancam 179 jiwa yang ada di empat desa
"Longsor mengancam 179 jiwa. Sebagian warga yang terdampak mengungsi ke rumah kerabat yang dirasa lebih aman," ujar Muhari.
"Adapun, warga yang terdampak berasal dari Desa Mekarmulya, Desa Mekarwangi, dan Desa Selaawi di Kecamatan Talegong, dan Desa Sukamaju di Kecamatan Sukamaju," imbuhnya.
Sekadar informasi, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca di sejumlah daerah hingga 30 Desember 2021. Provinsi Jawa Barat dinyatakan berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa puting beliung maupun hujan lebat yang dapat menimbulkan bahaya lanjutan seperti banjir dan tanah longsor.
Baca juga: Kolonel P Tersangka Penabrak 2 Sejoli di Nagreg Ternyata Kasi Intel Korem 133/Nani Wartabone
"Dalam satu minggu ke belakang, kejadian banjir dan longsor juga dilaporkan terjadi di Jawa Barat seperti banjir di Kabupaten Sumedang, dan pergerakan tanah di Kabupaten Bogor," beber Muhari.
Dengan adanya beberapa laporan bencana hidrometeorologi juga prakiraan cuaca BMKG di wilayah Jawa Barat, BNPB mengimbau pemerintah daerah khususnya BPBD untuk meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa siaga menghadapi potensi bahaya susulan.
"Selain itu, BPBD diharapkan dapat memastikan ketersediaan logistik di wilayah berisiko tinggi bencana hidrometeorologi basah sebagai bentuk kesiapsiagaan apabila dibutuhkan," pungkasnya.
"Longsor menyebabkan tiga unit bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 1 unit posyandu rusak berat. Dua akses jalan desa juga dilaporkan terputus," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan resminya, Sabtu (25/12/2021).
Baca juga: Banjir Terjang Kabupaten Bandung, 2.987 Jiwa Terdampak
Berdasarkan laporan yang diterima Muhari dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Garut, longsor terjadi setelah Kabupaten Garut diguyur hujan sela sekira tiga jam. Longsor tersebut, dilaporkan juga mengancam 179 jiwa yang ada di empat desa
"Longsor mengancam 179 jiwa. Sebagian warga yang terdampak mengungsi ke rumah kerabat yang dirasa lebih aman," ujar Muhari.
"Adapun, warga yang terdampak berasal dari Desa Mekarmulya, Desa Mekarwangi, dan Desa Selaawi di Kecamatan Talegong, dan Desa Sukamaju di Kecamatan Sukamaju," imbuhnya.
Sekadar informasi, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca di sejumlah daerah hingga 30 Desember 2021. Provinsi Jawa Barat dinyatakan berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa puting beliung maupun hujan lebat yang dapat menimbulkan bahaya lanjutan seperti banjir dan tanah longsor.
Baca juga: Kolonel P Tersangka Penabrak 2 Sejoli di Nagreg Ternyata Kasi Intel Korem 133/Nani Wartabone
"Dalam satu minggu ke belakang, kejadian banjir dan longsor juga dilaporkan terjadi di Jawa Barat seperti banjir di Kabupaten Sumedang, dan pergerakan tanah di Kabupaten Bogor," beber Muhari.
Dengan adanya beberapa laporan bencana hidrometeorologi juga prakiraan cuaca BMKG di wilayah Jawa Barat, BNPB mengimbau pemerintah daerah khususnya BPBD untuk meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa siaga menghadapi potensi bahaya susulan.
"Selain itu, BPBD diharapkan dapat memastikan ketersediaan logistik di wilayah berisiko tinggi bencana hidrometeorologi basah sebagai bentuk kesiapsiagaan apabila dibutuhkan," pungkasnya.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda