Memadukan Teknologi, Sejumlah Pemkot Berinovasi Membangun Smart City
Rabu, 01 Desember 2021 - 21:15 WIB
“Intinya, kota cerdas itu bukan dari pemerintah saja. Tapi juga kolaborasi dengan semua stakeholders itu menjadi penting. pemanfaatan teknologi infromasi itu memudahkan agar bisa terintegrasi sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan efektif,” ujarnya.
Daerah lainnya, Tangerang Selatan (Tangsel) juga terus berbenah membangun daerahnya menuju kota cerdas. Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan mengungkapkan Tangsel sudah memiliki Command Center dengan fasilitas pengawasan melalui CCTV di puluhan titik untuk mengawasi fasilitas sosial dan fasilitas umum.
Jumlah itu belum tergabung dengan CCTV milik dinas perhubungan. Selain itu, Pemkot Tangsel juga sudah membangun jaringan fiber optic dan masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Bahkan, pihaknya telah menyediakan 750 wifi gratis yang tersebar di beberapa ruang publik, seperti balai warga, taman, hingga di eberapa masjid atau rumah ibadah lainnya.
“Jadi, masyarakat bisa dengan mudah mengakses internet lewat wifi ini tanpa password. Pada 2022 rencananya ditambah lagi 250 titik wifi gratis sehingga target kita ada bisa mencapai 1.000 titik wifi gratis,” tutur Pilar.
Selain itu, Pemkot Tangsel juga berinovasi dengan menghadirkan anjungan Disdukcapil mandiri (ADM) di mal. Fasilitas ini mirip dengan ATM dan mampu mencetak KTP. Mengurus perizinan, administrasi, pajak, kependudukan dapat dilakukan di mall pelayanan publik. Fasilitas ini nantinya akan coba dihadirkan di kampus dan lainnya.
Kendati demikian, upaya Tangsel menuju kota cerdas juga menemui sejumlah tantangan. Pertama, masalah pendanaan. Pilar mengatakan Pemkot Tangsel berupaya mencari solusi melalui sinergi dengan perusahaan/industi memanfaatkan CSR, hibah, dan investor.
"Misalnya, memanfaatkan CSR dari beberapa pengembang besar di Tangsel. Ini sudah kami sinergikan dengan CSR dari pengembang pembanggunan di Tangsel,” terang dia.
Tantangan kedua yakni penyusunan konsep makro. Pilar menjelaskan, penanganan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan lembaga perguruan tinggi. Menurut dia, salah satu pendorong faktor indeks pembangunan manusia (IPM) Tangsel yang saat ini mencapai skor tinggi 81,3 di 2020 juga didukung karena adanya peran kampus dan lembaga penelitian yang mumpuni di Tangsel. Terlebih lagi, ada juga lembaga Puspiptek milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Tangsel.
Lebih lanjut, Pilar mengungkapkan ada beberapa cara membangun kota cerdas melalui lima pilar yaitu dengan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, hingga insan pers. Dari segi usaha, saat ini terdata ada 90.000 UMKM.
Menurutnya, ini merupakan basis ekonomi masyarakat yang harus terus didukung. Atas dasar itu Pemkot Tangsel terus mendorong dan memberikan dukungan melalui pendampingan, pelatihan, pinjaman bagi pelaku ekonomi kreatif sehingga bisa menguasai marketplace. Salah satunya dengan menghadirkan Tangsel Creative Foundation.
Daerah lainnya, Tangerang Selatan (Tangsel) juga terus berbenah membangun daerahnya menuju kota cerdas. Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan mengungkapkan Tangsel sudah memiliki Command Center dengan fasilitas pengawasan melalui CCTV di puluhan titik untuk mengawasi fasilitas sosial dan fasilitas umum.
Jumlah itu belum tergabung dengan CCTV milik dinas perhubungan. Selain itu, Pemkot Tangsel juga sudah membangun jaringan fiber optic dan masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Bahkan, pihaknya telah menyediakan 750 wifi gratis yang tersebar di beberapa ruang publik, seperti balai warga, taman, hingga di eberapa masjid atau rumah ibadah lainnya.
“Jadi, masyarakat bisa dengan mudah mengakses internet lewat wifi ini tanpa password. Pada 2022 rencananya ditambah lagi 250 titik wifi gratis sehingga target kita ada bisa mencapai 1.000 titik wifi gratis,” tutur Pilar.
Selain itu, Pemkot Tangsel juga berinovasi dengan menghadirkan anjungan Disdukcapil mandiri (ADM) di mal. Fasilitas ini mirip dengan ATM dan mampu mencetak KTP. Mengurus perizinan, administrasi, pajak, kependudukan dapat dilakukan di mall pelayanan publik. Fasilitas ini nantinya akan coba dihadirkan di kampus dan lainnya.
Kendati demikian, upaya Tangsel menuju kota cerdas juga menemui sejumlah tantangan. Pertama, masalah pendanaan. Pilar mengatakan Pemkot Tangsel berupaya mencari solusi melalui sinergi dengan perusahaan/industi memanfaatkan CSR, hibah, dan investor.
"Misalnya, memanfaatkan CSR dari beberapa pengembang besar di Tangsel. Ini sudah kami sinergikan dengan CSR dari pengembang pembanggunan di Tangsel,” terang dia.
Tantangan kedua yakni penyusunan konsep makro. Pilar menjelaskan, penanganan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan lembaga perguruan tinggi. Menurut dia, salah satu pendorong faktor indeks pembangunan manusia (IPM) Tangsel yang saat ini mencapai skor tinggi 81,3 di 2020 juga didukung karena adanya peran kampus dan lembaga penelitian yang mumpuni di Tangsel. Terlebih lagi, ada juga lembaga Puspiptek milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Tangsel.
Lebih lanjut, Pilar mengungkapkan ada beberapa cara membangun kota cerdas melalui lima pilar yaitu dengan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, hingga insan pers. Dari segi usaha, saat ini terdata ada 90.000 UMKM.
Menurutnya, ini merupakan basis ekonomi masyarakat yang harus terus didukung. Atas dasar itu Pemkot Tangsel terus mendorong dan memberikan dukungan melalui pendampingan, pelatihan, pinjaman bagi pelaku ekonomi kreatif sehingga bisa menguasai marketplace. Salah satunya dengan menghadirkan Tangsel Creative Foundation.
tulis komentar anda