Implementasi Batam Logistics Ecosystem Semakin Siap, Berikut Progres dan Capaiannya
Senin, 29 November 2021 - 15:27 WIB
BATAM - Bea Cukai Batam sebagai salah satu unsur dan inisiator Batam Logistics Ecosystem (BLE) yang merupakan bagian dari National Logistics Ecosystem (NLE) kembali menyelenggarakan kegiatan sharing session dan public hearing. Acara yang dilaksanakan untuk membahas kolaborasi dalam menciptakan ekosistem logistik dari masing-masing pemangku kepentingan sebagai upaya membangun Kota Batam dilaksanakan pada Jumat (26/11/2021).
Kepala Bea Cukai Batam Ambang Priyonggo sebagai tuan rumah acara Sharing Session dan Public Hearing Implementasi BLE, mengungkapkan semangatnya untuk berkolaborasi antar instansi demi wujudkan ekosistem logistik yang baik.
“Kita semua telah melakukan kooperasi dan kolaborasi dalam pembentukan ekosistem logistik ini. Semakin banyak yang ikut bergabung dalam ekosistem kita, maka manfaatnya akan semakin dirasakan oleh orang-orang yang terlibat pada sistem ini, pada ekosistem yang kita bangun bersama ini,” ucapnya.
Dengan mengundang para pemangku kepentingan, mulai dari unsur pemerintahan hingga unsur bisnis atau swasta yang terlibat dalam pengimplementasian BLE, Ketua Tim Batam Logistics Ecosystem (BLE) Bea Cukai Batam, Dwi Jogyastara, memaparkan progres dan capaian BLE selama ini.
Dwi Jogyastara menyampaikan, “Dalam Inpres No. 5 Tahun 2020 pemerintah telah menyusun langkah-langkah untuk melakukan penataan logistik dan sudah disusun dalam rangka rencana aksinya, ada empat pilar salah satunya adalah simplifikasi antar layanan pemerintah.” tuturnya.
Progres dan capaian tersebut yang pertama yaitu telah diciptakannya penyederhanaan proses bisnis antar layanan pemerintah (G2G). Penyederhanaan proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik yang berbasis teknologi informasi ini diciptakan guna menghilangkan repetisi dan duplikasi.
Layanan pemerintah di bidang logistik yang telah disederhanakan tersebut di antaranya layanan Ship to Ship & Floating Storage Unit (STS-FSU), layanan persetujuan kedatangan kapal, layanan perizinan usaha dan pemotongan kuota dan layanan Single Submission (SSm) pengangkut serta manajemen inventory pelabuhan.
Progres dan capaian yang kedua yaitu telah dibangunnya kolaborasi sistem layanan logistik antar pelaku usaha baik di sektor swasta maupun pemerintah (G2B2B). Layanan logistik yang telah dikolaborasikan diantaranya yaitu layanan untuk pemesanan truck, pemesanan kapal, dan pemesanan gudang.
Layanan tersebut telah berjalan dan telah dilakukan banyak transaksi. Layanan pemesanan truck telah terdapat 44 transaksi, layanan pemesanan kapal terdapat 97 transaksi, serta layanan pemesanan gudang terdapat sebanyak 195 transaksi.
Ketiga yaitu adanya kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait proses logistik. BLE telah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memfasilitasi pembayaran layanan logistik trucking, shipping, warehousing dan depo kontainer.
Kemudian progres dan capaian yang keempat yaitu telah dilakukan perbaikan terhadap infrastruktur tata ruang dan sistem kepelabuhanan yang mendukung digital and green port. Autogate system (AGS) yang dilengkapi optical character recognition (OCR) telah selesai dibangun dan diuji coba. Telah dibangun pula Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) serta proyek perkerasan container yard (CY) seluas 2 hektare di Dermaga Utara Pelabutan Batu Ampar.
“Berbagai progres dan capaian tersebut diharapkan dapat semakin membuktikan Batam Logistics Ecosystem (BLE) sebagai solusi untuk logistik yang lebih tertata dan efisiensi yang semakin terjaga,” pungkas Ambang. CM
Kepala Bea Cukai Batam Ambang Priyonggo sebagai tuan rumah acara Sharing Session dan Public Hearing Implementasi BLE, mengungkapkan semangatnya untuk berkolaborasi antar instansi demi wujudkan ekosistem logistik yang baik.
“Kita semua telah melakukan kooperasi dan kolaborasi dalam pembentukan ekosistem logistik ini. Semakin banyak yang ikut bergabung dalam ekosistem kita, maka manfaatnya akan semakin dirasakan oleh orang-orang yang terlibat pada sistem ini, pada ekosistem yang kita bangun bersama ini,” ucapnya.
Dengan mengundang para pemangku kepentingan, mulai dari unsur pemerintahan hingga unsur bisnis atau swasta yang terlibat dalam pengimplementasian BLE, Ketua Tim Batam Logistics Ecosystem (BLE) Bea Cukai Batam, Dwi Jogyastara, memaparkan progres dan capaian BLE selama ini.
Dwi Jogyastara menyampaikan, “Dalam Inpres No. 5 Tahun 2020 pemerintah telah menyusun langkah-langkah untuk melakukan penataan logistik dan sudah disusun dalam rangka rencana aksinya, ada empat pilar salah satunya adalah simplifikasi antar layanan pemerintah.” tuturnya.
Progres dan capaian tersebut yang pertama yaitu telah diciptakannya penyederhanaan proses bisnis antar layanan pemerintah (G2G). Penyederhanaan proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik yang berbasis teknologi informasi ini diciptakan guna menghilangkan repetisi dan duplikasi.
Layanan pemerintah di bidang logistik yang telah disederhanakan tersebut di antaranya layanan Ship to Ship & Floating Storage Unit (STS-FSU), layanan persetujuan kedatangan kapal, layanan perizinan usaha dan pemotongan kuota dan layanan Single Submission (SSm) pengangkut serta manajemen inventory pelabuhan.
Progres dan capaian yang kedua yaitu telah dibangunnya kolaborasi sistem layanan logistik antar pelaku usaha baik di sektor swasta maupun pemerintah (G2B2B). Layanan logistik yang telah dikolaborasikan diantaranya yaitu layanan untuk pemesanan truck, pemesanan kapal, dan pemesanan gudang.
Layanan tersebut telah berjalan dan telah dilakukan banyak transaksi. Layanan pemesanan truck telah terdapat 44 transaksi, layanan pemesanan kapal terdapat 97 transaksi, serta layanan pemesanan gudang terdapat sebanyak 195 transaksi.
Ketiga yaitu adanya kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait proses logistik. BLE telah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memfasilitasi pembayaran layanan logistik trucking, shipping, warehousing dan depo kontainer.
Kemudian progres dan capaian yang keempat yaitu telah dilakukan perbaikan terhadap infrastruktur tata ruang dan sistem kepelabuhanan yang mendukung digital and green port. Autogate system (AGS) yang dilengkapi optical character recognition (OCR) telah selesai dibangun dan diuji coba. Telah dibangun pula Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) serta proyek perkerasan container yard (CY) seluas 2 hektare di Dermaga Utara Pelabutan Batu Ampar.
“Berbagai progres dan capaian tersebut diharapkan dapat semakin membuktikan Batam Logistics Ecosystem (BLE) sebagai solusi untuk logistik yang lebih tertata dan efisiensi yang semakin terjaga,” pungkas Ambang. CM
(ars)
tulis komentar anda